6 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Syawal, Perang Uhud-Pernikahan Nabi SAW
Peristiwa penting yang terjadi di Bulan Syawal.
Setelah berpuasa selama satu bulan, umat Islam memasuki bulan Syawal. Selain dikenal sebagai bulan perayaan Hari Kemenangan atau Idulfitri, bulan Syawal juga dikenal akan banyaknya peristiwa bersejarah yang terjadi pada bulan ini.
Sejarah peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal ini perlu diketahui bersama. Hal ini untuk mengingat kembali kisah-kisah luar biasa dan heroik terkait ujian serta cobaan yang menghalangi perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Tak hanya itu, umat Islam juga bisa mengambil hikmah serta pelajaran yang dapat dipetik dari setiap peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal ini.
-
Apa saja amalan yang dianjurkan di bulan Syawal? Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,Pada kesempatan yang mulia ini, Alfaqir ingin menyampaikan empat hal atau empat amaliah penting di bulan Syawal ini. Harapannya, di samping sebagai pengetahuan kita bersama, juga dapat kita laksanakan dalam rangka ikhtiar kita menggapai keutamaan-keutamaan bulan Syawal. Empat hal amaliah yang bisa kita lakukan di bulan Syawal ini, yang pertama adalah berpuasa sunnah enam hari. Atau jamak kita dengar dengan puasa Syawal. Keutamaan puasa Syawal ini sungguh sangat besar, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).
-
Kenapa umat Islam dianjurkan memperbanyak amalan di bulan Sya'ban? Hal itu bertujuan agar mendapatkan keberkahan.
-
Apa saja amalan sunah yang bisa dilakukan di bulan Syawal? Selain bersilaturahmi, terdapat amalan lainnya yang bisa dikerjakan sekaligus mendatangkan pahala. Amalan sunah di bulan Syawal bisa dikerjakan usai Hari Raya Idul Fitri.
-
Apa yang dimaksud dengan puasa Syawal? Ya, ibadah sunnah tersebut adalah puasa Syawal. Berbeda dengan puasa Ramadhan, puasa Syawal dianjurkan dilakukan selama 6 hari. Bahkan, umat Islam tidak perlu mengerjakannya secara berurutan. Puasa sunnah ini bisa dikerjakan selama masih di bulan Syawal, kecuali tanggal 1 Syawal atau bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri.
Peristiwa ini setidaknya terbagi menjadi tiga bagian yakni peperangan, pernikahan hingga sejarah lahirnya seorang ulama. Lantas apa saja peristiwa penting yang terjadi di Bulan Syawal?
Melansir dari NU Online, Kamis (27/4), simak ulasan informasinya berikut ini.
1. Perang Uhud
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal pertama adalah perang Uhud. Hampir setiap umat Islam tentu mengetahui perang ini. Perang Uhud sendiri terjadi pada tahun ketiga di bulan Syawal setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah.
Sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama sejarah seperti Imam Ibnu Katsir dalam salah satu karyanya, Sirah Nabawiyah li Ibn Katsir, dan Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dalam Fiqih Sirah Nabawiyah.
Perang ini terjadi karena rasa dendam orang-orang Quraisy kepada umat Islam. Hal itu karena terbunuhnya saudara-saudara mereka saat terjadi Perang Badar. Pemimpin mereka lantas mengajak para rakyatnya untuk menuntut balas atas kekalahan sebelumnya. Selain itu juga sebagai bentuk pemulihan kehormatan kepada warga Arab pasca mereka dipaksa mundur dengan kekalahan dalam Perang Badar.
Dalam perang ini, pasukan umat Islam terdiri dari 1.000 orang yang dipimpin oleh Rasulullah dengan disertai dua tentara kavelari, dan 100 pasukan mengenakan baju besi. Nabi juga mengutus tiga panglimanya, yaitu Mush’ab bin Umair, Usaid bin Hudhair, dan Hubab bin Munzir. Sedangkan pasukan orang Quraisy terdiri dari 3.000 orang yang dipimpin oleh Abu Sufyan, dengan disertai 100 tentara kavelari dan 700 pasukan mengenakan baju besi. Alhasil, dalam perang ini pihak kaum Quraisy berhasil meraih kemenangan dan bisa memukul mundur umat Islam.
2. Perang Khandaq (Parit)
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal kedua adalah perang Khandaq. Perang ini terjadi pada tahun kelima di bulan Syawal setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Dijelaskan, Perang Khandaq diikuti oleh sekitar 3.000 personel umat Islam dan melawan koalisi kaum kafir dengan kekuatan sekitar 10.000 personil. Menurut sebagian ulama sejarah, ada yang mengatakan bahwa jumlah personel kaum kafir adalah sekitar 15.000 pasukan dengan koalisi antara orang kafir Makkah, kaum Yahudi, orang-orang Quraisy hingga sejumlah kelompok konspirasi lainnya.
Perang Khandaq dipicu dari seruan dan ajakan orang-orang Yahudi kepada sejumlah kelompok dan pembesar suatu suku. Mereka sangat emosi serta merasa sangat terhina saat melihat umat Islam semakin luar biasa dan luas dalam menyebarkan agama Islam. Mereka juga iri saat melihat keuntungan yang selalu diraih oleh umat Islam. Kaum Yahudi lantas mulai membangun strategi dengan melakukan konspirasi baru untuk mengumpulkan pasukan yang banyak. Pasukan itulah nantinya untuk menyerang umat Islam.
Rencana jahat kemudian terdengar oleh umat Islam dan disampaikan kepada Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW lantas mengajak para sahabat untuk bermusyawarah. Dalam musyawarah, Salman Al-Farisi menawarkan sebuah gagasan cemerlang. Ia mengusulkan agar umat Islam menggali parit di wilayah utara kota Madinah yakni daerah yang dapat menghubungkan antara kedua ujung daerah Harran Waqim dan Harrah al-Wabrah. Daerah ini juga merupakan satu-satunya jalan terbuka di hadapan pasukan musuh.
Sedangkan sisi lainnya, sudah menjadi benteng karena terdapat gunung-gunung tinggi yang dipenuhi oleh pohon kecil dan dikelilingi pohon-pohon kurma. Sehingga dapat menyulitkan unta dan pejalan kaki untuk melewatinya. Strategi tersebut kemudian diterima oleh Rasulullah SAW beserta para sahabat yang lain. Terlebih mengingat jumlah pasukan tentara musuh yang begitu besar. Dengan strategi cemerlang seorang sahabat pendatang dari Persia, persatuan dan kekompakan umat Islam, akhirnya mereka menuai kemenangan. (Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir fil Aqidah was Syari’ah wal Manhaj, [Darul Fikr: 1418], juz XXI, halaman 263).
3. Perang Hunain
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal ketiga yaitu Perang Hunain. Perang ini terjadi pada tahun ke delapan pada bulan Syawal di lembah Hunain. Ini merupakan sebuah lembah yang menjadi penghubung antara kota Makkah dan Thaif. Dijelaskan, perang ini diikuti oleh sekitar 12.000 personel yang terdiri dari 10.000 penduduk kota Madinah dan 2.000 penduduk kota Makkah. Sedangkan, pasukan musuh terdiri dari sekitar 20.000 personel.
Perang Hunain terjadi setelah Allah SWT memuliakan rasul-Nya dengan Penaklukan Kota Makkah (Fathu Makkah). Kaum Quraisy yang sebelumnya memerangi Rasulullah SAW sudah berubah seratus delapan puluh derajat menjadi sosok yang ingin dekat dengannya. Sementara itu, para pembesar dan tokoh-tokoh kabilah Hawazin dan kabilah Tsaqif sibuk memperbincangkan kemenangan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Mereka merasa iri dan dengki dengan kemenangan yang tengah dinikmati umat Islam. Hal itulah yang menjadi awal mula penyebab terjadinya Perang Hunain.
Pada awal peperangan, umat Islam berhasil dipukul mundur oleh pasukan kafir. Strategi musuh yang di prakarsai oleh Malik bin ‘Auf ini ternyata cukup ampuh untuk membuat pasukan Islam lari tunggang-langgang dan terpecah di lembah Hunain. Akan tetapi pada akhirnya, Rasulullah SAW memanggil pasukan umat Islam untuk mundur dan menyampaikan kabar gembira bahwa Allah SWT akan memberikan kemenangan pada umat Islam dalam perang ini. Perang kemudian kembali meledak, semangat pasukan umat Islam pun kembali memuncak dan tidak ada yang bisa menghalangi mereka untuk meraih kemenangan. Hingga pada akhirnya kemenangan dapat mereka dapatkan. (Syekh Said Ramadhan al-Bhuti, Sirah Nabawiyah, [Beirut: Dar al-Fikr 2006], halaman 280).
4. Perang Thaif
Peristiwa penting yang terjadi di bulan Syawal ke empat adalah Perang Thaif. Perang ini terjadi pada bulan Syawal tahun 8 Hijriah setelah meletusnya perang Hunain.
Pada perang ini, pasukan umat Islam mengejar sisa-sisa pasukan Quraisy yang melarikan diri dari perang Hunain. Di mana mereka bersembunyi di dalam benteng kota yang kokoh. Sehingga umat Islam tidak dapat menembus benteng.
Melihat keadaan itu, akhirnya Rasulullah SAW mengubah taktik penyerangan dengan memblokade seluruh wilayah Thaif. Pada akhirnya penduduk Thaif menyerah dan menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan pasukan Islam. (Syekh Ahfiyurrahman Al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, [Darul Wafa: tt], juz I, halaman 408).
5. Pernikahan Nabi
Bulan Syawal dikenal dengan istilah bulan pernikahan, khususnya di Indonesia. Karenanya, tak sedikit umat Islam di Indonesia yang melangsungkan akad nikah pada bulan ini. Hal ini rupanya sebuah langkah dan upaya untuk mengikuti salah satu amal Rasulullah SAW yakni menikah di bulan Syawal.
Pernikahan Rasulullah dengan Sayyidah Aisyah RA dan Sayyidah Ummu Salamah RA adalah salah satu dari peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Syawal. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam beberapa riwayat, yaitu:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: تَزَوَّجَنِى رَسُولُ اللَّهِ فِى شَوَّالٍ. وَفِي رِوَايَةٍ: أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزَوَّجَ أُمَّ سَلَمَةَ فِي شَوَّالٍ
Artinya:
"Dari Aisyah RA, ia berkata: Rasulullah SAW menikahiku di bulan Syawal. Dalam riwayat yang lain: Sungguh Nabi menikah dengan Ummu Salamah RA pada bulan Syawal."
6. Lahir dan Wafatnya Imam Bukhari
Salah satu nama ulama tersohor yang tidak asing dalam dunia Islam adalah Imam Bukhari. Sosoknya dikenal memiliki kontribusi yang begitu banyak dalam ilmu pengetahuan. Khususnya dalam ilmu hadits. Hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tidak hanya berjumlah ratusan, tetapi mencapai ribuan.
Sebagaimana tertulis dalam salah satu karyanya, yakni Shahih Bukhari. Peristiwa Imam Bukhari yang menjadi catatan sejarah pada bulan Syawal adalah hari kelahiran dan wafatnya. Ia dilahirkan pada hari Jumat tanggal 13 bulan Syawal pada tahun 194 Hijriyah di kota Bukhara, Uzbekistan.
Ia juga wafat di bulan Syawal atau lebih tepatnya pada malam 1 Syawal (malam hari raya Idulfitri) dan dimakamkan pada Hari Raya tanggal 1 Syawal. (Syekh Ahmad Bilal, As-Sirajul Munir fi Alqabil Muhadditsin, [Daru Ibn Hazm: tt], halaman 356).