3 Narasi Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal yang Sarat Pelajaran Hidup, Bisa jadi Referensi
Bagi Anda yang sedang mencari referensi, ulasan berikut ini bisa menjadi pilihan tepat.
Bagi Anda yang sedang mencari referensi, ulasan berikut ini bisa menjadi pilihan tepat.
3 Narasi Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal yang Sarat Pelajaran Hidup, Bisa jadi Referensi
Khutbah Jumat singkat bulan Syawal dapat berisikan berbagai pelajaran hidup bagi umat Islam.
Biasanya, khutbah Jumat singkat bulan Syawal dilakukan oleh seorang imam atau khatib dengan cara menyampaikannya di atas mimbar.
Tujuannya tak lain untuk meningkatkan iman dan takwa umat Islam kepada Allah SWT.
-
Apa pesan utama dari khutbah Jumat tentang haji? Tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah serta meningkatkan motivasi para jemaah. Teks khutbah Jumat singkat dapat berisi berbagai banyak hal. Khususnya, agar para jemaah dapat memiliki rasa percaya diri untuk dapat berangkat ke tanah suci dan berhaji.
-
Kenapa khutbah Jumat tentang haji penting? Salah satu pilar penting yang diwajibkan kepada kita semua adalah menunaikan ibadah haji ketika sudah mampu dan memiliki bekal yang cukup, terhitung dari berangkat hingga pulangnya. Karena itu, kewajiban haji hanya satu kali selama seumur hidup bagi semua umat Islam.
-
Apa kata-kata mutiara Islami Jumat yang penuh berkah? Jumat, hari yang penuh nikmat. Semoga hari ini selalu dipenuhi dengan rahmat.
-
Siapa yang menyampaikan khutbah Jumat? Khutbah Jumat adalah salah satu rukun sholat Jumat yang wajib dilakukan. Orang yang melakukan khutbah Jumat adalah khatib.
-
Siapa yang dapat membaca kata-kata mutiara Islami Jumat? Kata-kata mutiara Islami hari Jumat dapat menyejukkan hati tiap insan.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata bijak islami singkat? Kata-kata bijak islami singkat dapat menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Cara tersebut juga bisa menjadi ajang untuk mengingat kembali betapa pentingnya setiap manusia memperbaiki akhlaknya.
Selain itu, khutbah Jumat singkat bulan Syawal juga bertujuan untuk menghindarkan umat Islam dari perbuatan tercela.
Khutbah Jumat singkat bulan Syawal biasanya berisi amalan-amalan sunah usai Hari Raya Idul Fitri. Bagi Anda yang sedang mencari referensi, ulasan berikut ini bisa menjadi pilihan tepat.
Melansir dari laman NU Online, Jumat (9/5), berikut merdeka.com ulas mengenai tiga contoh narasi khutbah Jumat singkat bulan Syawal yang dapat Anda jadikan sebagai bahan pembelajaran.
Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal: 4 Amalan di Bulan Syawal
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, Alfaqir ingin menyampaikan empat hal atau empat amaliah penting di bulan Syawal ini. Harapannya, di samping sebagai pengetahuan kita bersama, juga dapat kita laksanakan dalam rangka ikhtiar kita menggapai keutamaan-keutamaan bulan Syawal.
Empat hal amaliah yang bisa kita lakukan di bulan Syawal ini, yang pertama adalah berpuasa sunnah enam hari. Atau jamak kita dengar dengan puasa Syawal. Keutamaan puasa Syawal ini sungguh sangat besar, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw,
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Amaliah yang kedua yaitu merajut silaturahim dengan sanak keluarga, sahabat, dan sesama Muslim. Mungkin amaliah ini lebih mudah kita lakukan karena sudah menjadi tradisi yang sangat kental di tengah masyarakat Muslim.
Yang paling penting dari hal ini adalah jangan sampai silaturahim hanya menjadi tradisi musiman. Sebagaimana hadits Rasulullah saw:
Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad saw ia bersabda, ‘Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menjaga hubungan baik silaturahim dengan kerabatnya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam,’” (HR Bukhari dan Muslim).
Amaliah berikutnya, atau yang ketiga adalah melaksanakan shalat sunnah di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat, empat kali salam. Shalat ini adalah shalat sunnah mutlak, yang mungkin banyak orang kurang memperhatikannya, sehingga jarang yang melaksanakan.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Amaliah yang keempat yaitu melangsungkan pernikahan. Menikah atau menikahkan. Muda mudi atau pun generasi tua yang sudah merencanakan untuk melangsungkan pernikahan, sebaiknya segera memantapkannya di bulan ini.
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Demikianlah khutbah Jumat ini. Semoga bermanfaat dan menjadikan tambahan amal ibadah kepada Allah swt di bulan Syawal ini. Amin ya rabbal alamin.
Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal: Meraih Keutamaan Bulan Syawal
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Alhamdulillah, kita semua umat Islam bisa melewati satu bulan Ramadhan yang diperuntukkan hanya untuk kita dengan membawa anugerah yang amat besar. Ramadhan hadir dengan segala bonus pelipatgandaan pahala sekaligus ampunan yang besar seyogyanya untuk menjadikan kita sebagai umat yang semakin bertakwa kepada Allah swt sebagaimana tujuan dari puasa Ramadhan itu sendiri.
Ramadhan telah berlalu. Semoga kita kembali menjadi hamba-hamba yang bersih, suci, lantaran dosa-dosa kita diampuni Allah swt sewaktu Ramadhan kemarin.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Sebagai hamba yang taat, tentu pada Ramadhan kemarin daya kita seakan terus bertambah dibuktikan dengan semangat dalam pelaksanaan ibadah kita. Di samping puasa yang memang wajib kita laksanakan, aneka ibadah sunnah pun tak luput dari perhatian kita, seperti istikamah mengerjakan shalat tarawih, ngaji Al-Qur’an, qiyamul lail, dan seterusnya.
Di bulan Syawal ini, semangat untuk beribadah kepada Allah tidak boleh kendor. Daya kita yang diisi selama Ramadhan itu tentu masih mampu melanjutkan di bulan Syawal ini dan di bulan-bulan selanjutnya. Insyaallah.
Bulan Syawal ini terdapat keutamaan yang tak kalah pentingnya dengan bulan-bulan lainnya. Mari kita raih keutamaan tersebut. Apa itu? Adalah balasan pahala puasa sunnah Syawal yang setara dengan berpuasa setahun lamanya.
Puasa sunnah Syawal hanya dikerjakan dalam waktu enam hari. Namun pahalanya begitu besar. Kita dianjurkan melaksanakan ibadah puasa ini, sebagaimana dalam hadits Nabi yang berbunyi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Mari kita meraih keutamaan bulan Syawal ini dengan cara berpuasa sunnah selama enam hari. Kalaupun tidak berurutan dan di luar tanggal 2 sampai 7 Syawal, tetap dapat keutamaan seolah berpuasa setahun lamanya. Berpuasa Syawal berarti kita telah merawat semangat beribadah kepada Allah selepas Ramadhan.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Demikian khutbah Jumat ini singkat perihal cara meraih keutamaan bulan Syawal dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. Semoga bisa membawa manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang istikamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya rabbal alamin.
Khutbah Jumat Singkat Bulan Syawal: Tertipu Selama Ramadhan
Jamaah shalat jum'at hafidhakumullah,
Baru saja kita melaksanakan ibadah puasa di Bulan suci Ramadhan. Bulan tersebut hadir sebagai bulan yang paling istimewa di antara sebelas bulan lainnya. Keistimewaannya pun terlihat dari dorongan untuk memperbanyak ibadah dengan janji pelipatgandaan pahala.
Tentu sangat menggembirakan menyaksikan gairah baru yang positif seiring dengan tibanya bulan penuh berkah tersebut. Masyarakat menjadi tampak semakin religius. Meskipun, kita tahu semangat yang sama tidak dialami oleh semua orang.
Peningkatan intensitas dan frekuensi ibadah adalah hal yang baik. Hanya saja kita perlu seksama agar segenap upaya yang kita curahkan untuk beribadah tidak menguap sia-sia. Menguap sia-sia? Ya, ibadah tidak otomatis pasti bernilai ibadah. Ibadah juga mengandung jebakan-jebakan yang bila seorang hamba tidak hati-hati akan terperosok ke dalamnya.
Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali dalam kitab al-Kasyfu wat Tabyin menyebutnya sebagai al-maghrurin (para ibadah ibadah yang tertipu). Menurut Imam al-Ghazali, ketertipuan tersebut karena seorang ahli ibadah keliru dalam menempatkan skala prioritas.
Beliau antara lain menyebut:
أَهْمَلُوْا الفَرَائِضَ وَاشْتَغَلُوا بِالنَّوَافِل، وَرُبَّمَا تَعَمَّقُوا فِيها حَتّى يَخْرُجُوْا إِلى السَّرَف والعدوان
"Mereka (ahli ibadah yang tertipu) mengabaikan hal-hal fardhu dan menyibukkan diri pada hal-hal sunnah. Kadang mereka tenggelam dalam kesibukkan itu hingga sampai pada perilaku berlebih-lebihan dan permusuhan."
Misal ketika seseorang sibuk soal shalat tarawih, memperdebatkan jumlah rakaatnya yang paling afdhal, menghujat pihak yang tidak sepaham, lalu menimbulkan pertengkaran antarkompok tidak sepaham.
Penjelasan ini bukan berarti ibadah-ibadah yang sunnah tidak penting, atau perkara teknis sama sekali tidak dibutuhkan. Keterangan ghurur tersebut hendak mengingatkan kita bahwa jangan sampai urusan-urusan sekunder itu membuat kita lalai akan urusan-urusan primer.
Semoga penjelasan ini mampu mengoreksi ibadah-ibadah alfaqir (khatib) pribadi dan jamaah sekalian sehingga kita semua bisa menambah keimanan dan ketaqwaan kita pasca Ramadhan dengan lebih baik. Amiin ya rabbal ‘âlamîn. Wallâhu a‘lam bish shawâb.