3 Perkara ini Bikin Manusia Masuk Neraka Menurut Rasulullah, Jangan Jadi Orang yang Merugi
Di akhirat, kita hanya bisa mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan yang telah dilakukan selama hidup di dunia.
Allah SWT telah menciptakan surga dan neraka sebagai bentuk balasan bagi umat manusia. Jika kebaikan seseorang lebih banyak, maka ia akan memperoleh surga yang penuh dengan kenikmatan, sedangkan sebaliknya bagi mereka yang berat timbangan keburukannya akan masuk neraka.
Tentu saja, kita tidak ingin menjadi orang yang merugi dan terjerumus ke dalam neraka. Oleh karena itu, kita harus berusaha setiap hari untuk menjadi individu yang lebih baik.
-
Bagaimana Allah menggambarkan orang-orang yang masuk neraka? Dalam surat ini, saat hari kiamat tiba aka nada dua golongan manusia. Golongan pertama, yaitu manusia yang wajahnya tertunduk penuh dengan muram, penuh kehinaan dan tanpa aura positif sekalipun.
-
Mengapa orang yang rajin ibadah bisa bangkrut di akhirat? 'Mungkin secara teori dunia hal ini benar, tetapi perhatikanlah jawaban Nabi tentang orang yang mengaku umat-Ku. Tolong garis bawahi, Nabi tidak menyebut umat Nabi Isa atau Nabi Musa, tetapi ada orang yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW,' kata Ustadz Adi Hidayat.
-
Bagaimana cara seseorang bangkrut di akhirat? Dosa-dosa orang yang difitnah akan diambil dan diberikan kepadanya,' ujarnya.
-
Apa saja perbuatan yang menyebabkan siksa kubur? Penyebab utama yang diyakini memicu siksa kubur adalah kejahatan dan dosa besar yang dilakukan selama hidup. Misalnya, tindakan seperti pembunuhan, pencurian, perzinaan, atau penganiayaan terhadap orang lain dapat dianggap sebagai dosa besar yang berpotensi mendatangkan siksaan di alam kubur.
-
Apa isi doa mimpi buruk menurut Rasulullah SAW? Melansir dari NU Online, Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya bagaimana cara berdoa terkejut dan terbangun dari mimpi buruk. Berikut ini adalah doanya: هُوَ اللهُ ، اَللهُ رَبِّيْ لَا شَرِيْكَ لَهُ. أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَمِنْ شَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ Huwallahu, allahu rabbi, la syarika lahu. A‘udzu bikalimatillahit tammati min ghadhabihi wa min syarri ibadihi wamin hamazatis syayatini wa an yahdhuruni. Artinya:'Dialah Allah. Allah Tuhanku. Tiada sekutu bagi-Nya. Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan para hamba-Nya, dan godaan setan. Aku pun berlindung kepada-Nya dari kepungan setan itu.'
-
Apa saja contoh dosa besar dalam Islam? Dosa besar mencakup pelanggaran serius terhadap prinsip-prinsip fundamental Islam, seperti syirik, yaitu menyekutukan Allah, serta riba yang berkaitan dengan bunga, dan zina yang berarti perzinaan.
Rasulullah SAW telah memberikan peringatan yang penting untuk kita pahami mengenai siapa saja yang termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi.
Siapa yang Merugi?
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Celakalah seseorang yang ketika aku disebut-sebut di depannya, namun ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, celakalah seseorang yang ketika bulan Ramadan menemuinya, lalu bulan itu pergi sebelum ia tidak mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang berkesempatan berada di sisi kedua orang tuanya yang berusia lanjut namun mereka tidak dapat memasukkannya ke dalam surga (karena kebaktiannya)." (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa terdapat tiga jenis orang yang benar-benar mengalami kerugian. Berikut adalah penjelasannya yang diambil dari bincangmuslimah.com.
1. Orang yang Enggan Membaca Sholawat
Orang yang enggan membaca sholawat ketika nama Nabi SAW disebut di hadapannya dipastikan akan merugi. Dalam kitab Faidul Qadir, Imam Al-Munawi menjelaskan bahwa tindakan tersebut mencerminkan penghinaan terhadap Nabi SAW, karena tidak mau mengagungkan beliau.
Mengagungkan Nabi SAW sama artinya dengan mengagungkan Allah SWT. Sebaliknya, sikap tidak mau mengagungkan Nabi SAW berarti secara tidak langsung menghina Allah SWT.
Lebih jauh lagi, orang yang tidak bersholawat ketika nama Nabi SAW disebut telah kehilangan banyak kesempatan baik. Ia mengabaikan berbagai kebaikan yang seharusnya dapat diperolehnya, seperti balasan sepuluh sholawat dari Allah SWT, pengangkatan sepuluh derajat, serta penghapusan sepuluh kesalahan.
Selain merugi, orang yang tidak mau bersholawat juga dapat dianggap sebagai pribadi yang bakhil, atau pelit, karena menolak untuk mendapatkan keberkahan yang ditawarkan.
2. Orang yang Tidak Mempedulikan Bulan Ramadan
Bulan Ramadan merupakan waktu yang penuh berkah, di mana umat Muslim melaksanakan ibadah puasa, mendapatkan pahala yang berlipat ganda, serta dibukanya kesempatan untuk berbuat baik dan mendapatkan ampunan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang puasa di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala kepada Allah SWT, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau." (HR. Al-Bukhari).
Oleh karena itu, sangat disayangkan bagi mereka yang diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk merasakan bulan suci ini tetapi tidak memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka yang enggan berpuasa dan tidak menghidupkan malam-malam Ramadan dengan shalat serta permohonan ampunan akan kehilangan kesempatan berharga ini.
Ketika Ramadan berlalu, mereka mungkin tidak akan memperoleh ampunan dari Allah SWT yang sangat diharapkan.
3. Individu yang Tidak Menghormati Orangtua
Orang yang enggan berbakti kepada orangtuanya yang masih hidup adalah orang yang sangat merugi. Dalam hadis yang disebutkan, Rasulullah SAW secara tidak langsung menegaskan bahwa salah satu jalan menuju surga adalah melalui pengabdian kepada orangtua.
Oleh karena itu, sangat disayangkan jika seseorang tidak mau berbakti kepada orangtuanya yang masih ada. Terlebih lagi, jika orangtua tersebut sudah berusia lanjut dan sangat membutuhkan perhatian serta bantuan dari anak-anaknya.
Namun, banyak anak yang terjebak dalam kesibukan mereka sendiri dan melupakan tanggung jawab terhadap orangtua. Sementara itu, begitu orangtua pergi, kesempatan untuk mengabdi kepada mereka akan hilang selamanya.
Mereka tidak dapat lagi melakukan hal-hal sederhana seperti menelepon, menanyakan kabar, mencium tangan, atau melihat wajah orangtua mereka. Semua itu menjadi kenangan yang tak bisa diulang.
Dengan demikian, Allah SWT telah memberikan banyak kesempatan berharga untuk berbuat baik. Mari kita manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya dan memperhatikan ciri-ciri orang yang merugi menurut Rasulullah. Wallahu A'lam Bishawab.