Nabi Muhammad SAW Sudah 'Warning' Ahli Ibadah Tapi Suka Menghina Orang Lain, Begini Nasibnya di Akhirat
Ustadz Adi Hidayat memberikan tanggapan yang tajam terhadap para ahli ibadah yang gemar mencela dan menyakiti perasaan orang lain.
Kehidupan sehari-hari kita selalu melibatkan interaksi dan komunikasi dengan orang lain. Sesuai dengan ajaran Islam, umatnya diajarkan untuk saling menghargai dan menjaga hubungan baik.
Salah satu perilaku yang sangat dilarang dalam Islam adalah menghina, mencela, atau merendahkan orang lain. Tindakan tersebut jelas bertentangan dengan nilai-nilai dasar Islam, seperti persaudaraan, kasih sayang, dan saling menghormati.
-
Mengapa orang rajin ibadah bisa masuk neraka? UAH menjelaskan bahwa seseorang yang rajin beribadah namun terancam masuk neraka telah disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW. Mereka adalah orang-orang yang meskipun aktif dalam ibadah, masih suka mencela orang lain.
-
Siapa yang bisa terancam neraka walau rajin ibadah? 'Pernah di zaman nabi ada perempuan rajin sholat, rajin puasa, tapi diadukan tetangganya kepada nabi. Kata nabi, kalau tidak tobat, dia masuk neraka karena rajin mencela tetangganya,' ungkap UAH yang dikutip dari YouTube Ceramah Pendek, Ahad (22/12/2024).
-
Bagaimana Nabi Muhammad melarang meniru kebiasaan orang non-Muslim? Dari Ibnu ‘Umar, Nabi ﷺ bersabda, مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ 'Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.' (HR Abu Daud: 4031).
-
Apa yang dikatakan Nabi tentang bahaya membuka aib orang lain? Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam saat naik ke atas mimbar, beliau menyeru dengan suara yang tinggi, 'Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya padahal iman itu belum masuk ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum muslimin! Janganlah menjelekkan mereka! Jangan mencari-cari kekurangan mereka! Sebab, barang siapa mencari-cari kekurangan saudaranya yang muslim, niscaya Allah akan mencari-cari kekurangannya. Barang siapa yang Allah cari-cari kekurangannya, niscaya Allah akan membongkar aibnya dan mempermalukannya, walaupun dia berada di dalam rumahnya.' (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dari Ibnu Umar radhiyallaahu ‘anhuma).
-
Sifat apa yang dimiliki Nabi Muhammad SAW? Beliau memiliki sifat-sifat mulia yang patut dicontoh, seperti jujur, amanah, sabar, tawadhu, dan cinta kasih.
-
Siapa yang bisa dikenali melalui ciri munafik dalam beribadah? Orang munafik biasanya menunjukkan sikap malas saat melaksanakan ibadah, terutama ketika tidak ada orang lain yang mengawasi mereka.
Namun, sangat disayangkan saat ini kita sering menyaksikan orang-orang yang saling mengejek, menghina, dan merendahkan satu sama lain. Berbagai sebutan dan julukan buruk dengan mudahnya diucapkan, baik secara langsung maupun tidak.
Salah satu akibat negatif dari tindakan penghinaan adalah munculnya perpecahan dan konflik di antara individu. Sejalan dengan hal ini, Ustadz Adi Hidayat juga pernah mengingatkan tentang konsekuensi yang akan diterima oleh ahli ibadah yang gemar menghina orang lain. Mari kita simak penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini.
Rajin Beribadah Tapi Bangkrut di Akhirat
Menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa saat ini orang-orang dengan mudah menunjukkan sisi buruk dalam diri mereka tanpa merasa malu, bahkan merasa bangga dengan tindakan tersebut. Ustadz Adi Hidayat (UAH) menceritakan sebuah kisah Nabi ketika beliau berkumpul bersama para sahabat. Dalam pertemuan itu, Nabi bertanya kepada sahabat-sahabatnya.
"Tahukah kalian tentang orang yang bangkrut saat di hari kiamat nanti?"
Para sahabat pun berebut menjawab, "Ya Rasulullah, yang sudah tidak memiliki uang sepeser pun, tidak ada aset, sedikit."
"Mungkin secara teori dunia hal ini benar, tetapi perhatikanlah jawaban Nabi tentang orang yang mengaku umat-Ku. Tolong garis bawahi, Nabi tidak menyebut umat Nabi Isa atau Nabi Musa, tetapi ada orang yang mengaku sebagai umat Nabi Muhammad SAW," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ia menjelaskan bahwa di antara umat Nabi, ada yang datang di hari kiamat. Meskipun ia rajin dalam sholat, baik fardhu maupun sunnah, begitu juga dengan puasa, zakat, dan ibadah lainnya, sayangnya Nabi menyatakan bahwa orang tersebut pernah mencaci orang lain, menuduh, menyakiti fisik, bahkan ada yang menumpahkan darah sambil menyebut nama Allah di dalamnya.
Amal Ibadah Menjadi Tidak Berarti
Jika seseorang melaksanakan sholat tetapi setelahnya mencela orang lain, pahala sholatnya akan diambil dan diberikan kepada orang yang dicelanya, kata UAH.
"Begitu juga jika ada orang yang berpuasa, ketika berbuka ia menggunjing orang lain, maka pahala puasanya akan dialihkan kepada orang yang digunjing tersebut. Apabila semua kebaikannya habis, dan ia pernah memfitnah seseorang, maka karena tidak memiliki bekal lagi, ia akan bangkrut. Dosa-dosa orang yang difitnah akan diambil dan diberikan kepadanya," ujarnya.
Orang-orang dengan perilaku demikian akan dibersihkan terlebih dahulu di neraka sebelum akhirnya dimasukkan ke dalam surga.
"Sangat penting untuk saya sampaikan hal ini karena sabda Nabi. Di zaman sekarang, kita sering melihat banyak orang yang hanya memperbarui status di media sosial, namun isinya dapat menyakiti orang lain. Yang lebih menarik, banyak kemudahan yang diberikan Nabi untuk beribadah, tetapi ketika dipraktikkan, malah menimbulkan perselisihan. Semoga di sini tidak terjadi hal demikian," pungkasnya.