Apakah Sosok Sinterklaas Benar-benar Ada? Ternyata ini Kisah Sesungguhnya
Tokoh Sinterklaas identik dengan hari natal. Namun tak banyak yang tahu kisah sesungguhnya dari sosok tersebut. Apakah benar-benar nyata?
Tokoh Sinterklaas identik dengan hari natal. Namun tak banyak yang tahu kisah sesungguhnya dari sosok tersebut. Apakah benar-benar nyata?
Apakah Sosok Sinterklaas Benar-benar Ada? Ternyata ini Kisah Sesungguhnya
Banyak orang kerap menyamakan tokoh Sinterklaas dan Santa Klauss karena keduanya identik dengan hari raya natal. Bagi banyak anak yang tinggal di Amerika Serikat, sosok Santa Clauss memang sangat populer.
Sehingga banyak yang berupaya terus berkelakuan baik demi mendapat hadiah bungkusan yang diselipkan di bawah pohon Natal dan permen-permen yang disembunyikan di dalam stoking yang digantung di dekat perapian.
Anak-anak sering diberi tahu bahwa hadiah itu ditinggalkan oleh tokoh yang diberi nama Sinterklas selama perjalanan tahunannya di malam hari keliling dunia dengan kereta luncur yang ditarik oleh sembilan rusa terbang.
- Menteri Basuki 10 Tahun Jadi Menteri Jokowi: Dapat Julukan 'Sinterklas' dan 'Bapak Jalan Tol Indonesia'
- Sinterklas Asal Amerika Ini Dipecat karena Kritik Agresi Israel di Gaza
- Cerita Legenda Seputar Natal yang Ada Sejak Zaman Dulu, Belsnickel Hingga Krampus
- FOTO: Aksi Sinterklas Berbagi Hadiah Natal dan Tahun Baru untuk Penumpang Kereta Cepat Whoosh
Tapi sebenarnya Sinterklaas dan Santa Klauss merupakan tokoh yang berbeda. Apalagi berdasarkan sejarah terciptanya kisah keduanya
Melansir dari laman Britannica, Jumat (15/12) berikut kisah Sinterklass selengkapnya.
Sejarah Kisah Sinterklaas
Tokoh Sinterklaas digambarkan sebagai seorang pria tua yang memasuki rumah setiap anak melalui cerobong asap untuk meninggalkan hadiah.
Sosok legendaris ini yang mencetuskan pemberian hadiah dan sudah ada sejak zaman kolonialisme Belanda di Amerika Serikat.
Ketika Belanda menetap di tempat yang sekarang disebut Kota New York pada abad ke-17, mereka membawa legenda Sinterklaas dan kebiasaan meninggalkan hadiah untuk anak-anak pada malam tanggal 6 Desember.
Pada saat itulah mulai muncul karya sastra abad ke-19 seperti puisi dikenal sebagai Malam Sebelum Natal.
Selain itu, muncul kampanye iklan Coca-Cola pada pertengahan abad ke-20 dan mengubah Sinterklaas dari seorang uskup suci menjadi Sinterklas berjanggut putih dan bertopi merah yang dikenal orang Amerika saat ini.
Sedangkan Santa Klauss merupakan karakter buatan yang diciptakan tak lama setelah Belanda mulai menjajah Amerika.
Karakternya sama menyenangkan dan menghibur seperti Sinterklaas.
Ia identik dengan ikat pinggang hitam yang selalu dipakai dengan bajunya yang didominasi merah dan putih.
Santa Klauss juga digambarkan mengenakan sepatu bot yang kokoh.
Selain itu dirinya juga digambarkan menggunakan kereta luncur yang ditarik oleh 9 ekor rusa terbang, termasuk Rudolph si hidung merah.
Kisah Sinterklaas, Seorang Uskup Romawi
Banyak versi yang menyebutkan bahwa Sinterklaas adalah sosok St Nicholas dari Myra, yang, menurut tradisi Kristen, adalah seorang uskup di kota kecil Romawi itu selama abad ke-4.
Sosok Nicholas yang dikenal akan kemurahan hati dan kebaikannya memunculkan legenda tentang mukjizat yang ia lakukan bagi orang miskin dan tidak bahagia.
Menurut sebuah cerita, Nicholas pernah menghidupkan kembali tiga anak yang telah dipotong-potong oleh seorang tukang daging dan dimasukkan ke dalam tong acar dengan doanya.
Cerita lain menggambarkan bagaimana Nicholas muda diam-diam memberikan mahar pernikahan dengan menjatuhkan emas ke cerobong asap milik tiga gadis miskin dan dipaksa menjadi pelacur.
Emas tersebut berhasil mendarat di kaus kaki yang dibiarkan kering di perapian. Kisah ini yang mendasari keberadaan kaus kaki di setiap perapian rumah.
Nicholas meninggal pada tanggal 6 Desember dan sampai saat ini diperingati sebagai hari rayanya. Konon jenazahnya dipindahkan dari gerejanya di Myra pada tahun 1087 ke Bari, Italia.
Tokoh Sinterklaas Semakin Populer di Dunia
Kisah tentang Santo Nikolas berkembang sepanjang milenium ke-2 dan bercampur dengan tradisi-tradisi lain.
Namun, selama abad ke-20, beberapa sejarawan berupaya melepaskan diri dari mitos sejarah Nicholas.
Penyelidikan mereka membuat mereka meragukan keberadaan uskup tersebut. Apalagi Santo Nicholas juga tidak meninggalkan tulisan dan tidak mempunyai murid.
Namanya tidak disebutkan dalam teks kontemporer mana pun.
Referensi paling awal adalah lebih dari 200 tahun setelah kematiannya, dan biografi pertama ditulis sekitar 300 tahun setelah itu.
Meskipun keberadaannya masih simpang siur, beberapa sejarawan menyatakan bahwa St. Nikolas pernah hidup dan telah melakukan banyak tindakan kebaikan dan kemurahan hati.
Mereka berpendapat bahwa kurangnya dokumentasi selama masa hidupnya bukanlah bukti ketidakhadirannya dan menyerukan peninjauan kembali terhadap teks-teks yang telah diabaikan.
Kepercayaan lain menyatakan bahwa pembangunan gereja yang didedikasikan untuknya pada awal Abad Pertengahan adalah bukti yang cukup membuktikan keberadaanya.
Bukti lain adalah ditemukannya sepotong tulang panggul yang dikaitkan dengan St. Nicholas (sekarang bertempat di Amerika Serikat) yang berasal dari abad ke-4 tahun 2017 menawarkan sepotong teka-teki yang menggiurkan.
Menariknya, tulang panggul jenazah St. Nicholas di Bari yang hilang diduga sama dengan yang ditemukan di Amerika Serikat.
Argumen dan penemuan tersebut memberikan beberapa alasan kuat untuk tidak sepenuhnya mengabaikan keberadaan Nicholas. Sampai saat ini keberadaanya masih menjadi misteri dan tidak terungkap dengan pasti.