Bak Masih Hidup, Video Pimpinan PKI DN Aidit Bicara Menjelaskan Perjalanan Hidupnya Direkayasa AI
D.N.Aidit merupakan salah satu tokoh komunisme di Indonesia. Tak banyak orang yang tahu perihal kehidupannya.
D.N.Aidit merupakan salah satu tokoh komunisme di Indonesia. Tak banyak orang yang tahu perihal kehidupannya. Konon D.N.Aidit merupakan mantan santri yang menjadi seorang komunis.
Bak Masih Hidup, Video Pimpinan PKI DN Aidit Bicara Menjelaskan Perjalanan Hidupnya Direkayasa AI
Sebuah video hasil rekayasa teknologi Artificial intelligence (AI) mencuri perhatian. Dalam video yang diunggah akun TikTok @quickiesixty, sosok Ketua PKI, DN Aidit nampak berbicara menjelaskan perjalanan hidunya.
Meski hasil rekayasa AI, dalam video tersebut, DN Aidit nampak begitu hidup. Video bisa dilihat di sini.
Seperti diketahui, Dipa Nusantara Aidit atau D.N.Aidit menjadi salah satu orang yang paling disorot pada masa berkembangnya Partai Komunisme Indonesia (PKI).
- VIDEO: Wajah Merah Gibran Tahan Tawa, Sapa Kaesang saat Pidato Jadi Cawapres
- VIDEO: Penjelasan KPK Tangkap Paksa Syahrul Yasin Limpo saat 'Ngumpet' di Apartemen
- VIDEO: Momen Ketum PSI Kaesang Berlutut Terima Bunga Mawar dari Bro Giring
- VIDEO: Keras! Luhut Blak-blakan Korupsi Tak Mungkin Hilang dari Indonesia
Sang Ayah adalah tokoh dari perhimpunan Nurul Islam yang berafiliasai dengan Muhammadiyah. Bahkan kedua kakeknya yaitu Haji Ismail (dari Ayah) dan Ki Agus Haji Abdul Rahman (dari Ibu) adalah seorang muslim yang taat.
Sejak kecil Aidit memang akrab dengan pendidikan islam. Bahkan ia sudah khatam Alquran dan kerap menjadi muazin semasa remaja di masjid kampungnya. Dirinya pun sangat fasih dalam menggunakan bahasa arab.
Mengubah Nama Jadi DN Aidit
Dikutip dari perpusnas.go.id, pada usia 13 tahun, Ahmad Aidit pindah ke Jakarta. Menjelang dewasa ia mengubah namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit dan mendirikan perpustakaan "Antara" di daerah Tanah Tinggi, Senen, Jakarta Pusat pada tahun 1940.
Di Jakarta, D.N.Aidit masuk ke Sekolah Dagang (Handelsschool) dan di sanalah ia belajar teori politik Marxis melalui Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda yang belakangan berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Semenjak di Jakarta, D.N.Aidit mulai banyak bergaul dengan para tokoh pejuang kemerdekaan. Di sini mulai tumbuh pandangan ideologis baru yang didapatnya, salah satunya adalah komunisme.
Sampai pada akhirnya DN Aidit memutuskan untuk bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menjadi salah satu tokoh penting di sana.
Gunakan Strategi Robin Hood, Gaet Simpati Masyarakat
Dalam video AI tersebut diceritakan semasa D.N.Aidit memegang kepemimpinan PKI, ia memakai strategi yang dipakai oleh Robin Hood yaitu dengan merampas harta orang kaya, di antaranya pengusaha dan para kyai.
Seusai merampas, Aidit membagikan harta rampasan itu kepada orang miskin.
Hasilnya PKI dijuluki sebagai partainya orang kecil dan berhasil menjadi partai terbesar keempat di Indonesia.
"Kewajiban yang terdekat daripada kaum Komunis Indonesia ialah...menyita tanah tuan tanah dan memberikan dengan cuma-cuma tanah tuan tanah kepada kaum tani, terutama kepada kaum tani yang bertanah dan tani miskin, sebagai milik perseorangan mereka," tertulis nama Aidit.
Dikutip dari perpusnas.go.id, pada kampanye Pemilu 1955, Aidit dan PKI mampu meraih banyak pengikut dan dukungan karena program-program mereka untuk rakyat kecil di Indonesia.
Satu dasawarsa berikutnya, PKI menjadi pengimbang dari unsur-unsur konservatif di antara partai-partai politik Islam dan militer.
Tepat pada tahun 1965, PKI menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia dan menjadi semakin berani dalam memperlihatkan kecenderungannya terhadap kekuasaan.
Peristiwa G30S/PKI & Akhir Hidup DN Aidit
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi tragedi nasional yang dimulai di Jakarta dengan diculik dan dibunuhnya enam orang jenderal dan seorang kapten. Peristiwa ini lebih dikenal sebagai Peristiwa G30S/PKI.
PKI dituding sebagai dalang dari tragedi tersebut. Di bawah kendali Jenderal Soeharto, TNI AD memburu para anggota PKI dan simpatisannya.
Partai berlambang palu arit itu dibubarkan. Aidit tewas dalam pengejaran oleh tentara ketika melarikan diri ke Yogyakarta.
Ada beberapa versi tentang kematian Aidit. Menurut versi pertama, Aidit tertangkap di Jawa Tengah lalu dibawa oleh sebuah batalyon Kostrad ke Boyolali dan ditembak mati.
Versi yang lain mengatakan bahwa ia diledakkan bersama-sama dengan rumah tempat ia ditahan. Hingga sekarang tidak diketahui di mana jenazahnya dimakamkan.