Tak Mengerti Politik, Satu Desa Nyaris 100% Pilih PKI, ini Penyebabnya
Hampir seluruh penduduk desa memilih PKI dalam Pemilu 1955. Padahal tak pernah ada kampanye di desa terpencil itu.

Hampir seluruh penduduk desa memilih Partai Komunis Indonesia. Padahal tak pernah ada kampanye.

Tak Mengerti Politik, Satu Desa Nyaris 100% Pilih PKI, ini Penyebabnya

Dalam Pemilu Tahun 1955, Partai Komunis Indonesia Meraih 6,1 Juta Suara
PKI menduduki posisi keempat dan meraih 16 persen suara pemilih. Jumlah yang cukup besar saat itu.
PNI di posisi pertama dengan 8,4 juta pemilih disusul Masyumi 7,9 juta pemilih. Nahdlatul Ulama di posisi ketiga dengan 6,9 juta suara.

PKI menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia.
Hal ini cukup mengejutkan karena dalam waktu tujuh tahun mereka mampu bangkit setelah hancur lebur usai pemberontakan Madiun 1948 ditumpas oleh TNI.

Ada Kisah Menarik Soal Perolehan Suara PKI Dalam Pemilu Pertama di Tanah Air
Kisah ini dituturkan mantan Kapolri, Jenderal Awaloedin Djamin dalam biografinya.
Saat itu Awaloedin masih berpangkat komisaris polisi.
Para Polisi Lulusan PTIK itu Meneliti Kondisi Masyarakat Terkait Pemilu 1955
Menjelang Pemilu 1955, para perwira polisi lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) disebar untuk melakukan penelitian ke berbagai daerah.
Termasuk Komisaris Polisi Awaloedin Djamin yang dikirim ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka ditugaskan meneliti kondisi masyarakat sebelum, saat pelaksanaan dan sesudah Pemilu 1955.

Awaloedin menjadikan sebuah desa terpencil sebagai tempat penelitiannya.
Desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan tidak ada akses untuk kendaraan bermotor.
Gunung Kidul saat itu masih terbelakang. Tandus dan gersang.
"Anehnya, saat pemilihan dan suara selesai dihitung, ternyata hampir 100 persen warga desa memilih PKI," kata Awaloedin.
Desa itu sangat terpencil. Tidak Ada satu pun partai politik yang berkampanye di Desa itu
Tanda gambar Parpol atau Ormas pun tak pernah terpasang jelang pencoblosan.
Tentu saja perwira polisi ini bingung. Bagaimana bisa PKI menang sangat telak di desa tersebut?

Awaloedin bertanya pada beberapa warga desa. Apakah mereka mengetahui apa itu PKI?
Bagaimana mereka mengenali lambang PKI dalam kertas suara yang memuat banyak gambar parpol tersebut?
Ternyata Semua Warga Desa Sama Sekali Tidak Paham Apa itu PKI
Lalu kenapa semua bisa memilih PKI?
Ternyata ada seorang mantan lurah yang sangat berpengaruh di desa tersebut. Warga yang bingung soal Pemilu pun bertanya pada pria itu, mana yang dicoblos?
Dijawab mantan lurah bahwa rakyat bebas memilih partai apa saja. Namun warga kembali mendesak, gambar apa yang bakal dicoblos olehnya?

"Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa."
Jadilah semua warga desa mencari lambang palu arit dalam kertas suara, yang ternyata lambang PKI dan mencoblosnya.
Awaloedin pun akhirnya paham kenapa PKI bisa menang mutlak di desa tersebut.