Tak Mengerti Politik, Satu Desa Nyaris 100% Pilih PKI, ini Penyebabnya
Hampir seluruh penduduk desa memilih PKI dalam Pemilu 1955. Padahal tak pernah ada kampanye di desa terpencil itu.
Hampir seluruh penduduk desa memilih Partai Komunis Indonesia. Padahal tak pernah ada kampanye.
Tak Mengerti Politik, Satu Desa Nyaris 100% Pilih PKI, ini Penyebabnya
Dalam Pemilu Tahun 1955, Partai Komunis Indonesia Meraih 6,1 Juta Suara
PKI menduduki posisi keempat dan meraih 16 persen suara pemilih. Jumlah yang cukup besar saat itu.
PNI di posisi pertama dengan 8,4 juta pemilih disusul Masyumi 7,9 juta pemilih. Nahdlatul Ulama di posisi ketiga dengan 6,9 juta suara.
-
Siapa yang memimpin PKI saat peristiwa G30S PKI? Di mana peristiwa ini dilancarkan oleh PKI yang saat itu dipimpin Dipa Nusantara (DN) Aidit dan Pasukan Cakrabirawa di bawah kendali Letnan Kolonel Untung Syamsuri.
-
Kenapa PKI menang pemilu 1955? Partai Komunis Indonesia (PKI), yang dipimpin oleh Alimin, berhasil mengumpulkan suara lebih dari 6 juta orang dan menguasai 16,4% suara. Partai ini mendapat 39 kursi pemerintahan.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Bagaimana PKI melancarkan G30S PKI? Gerakan ini pada awalnya hanya mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal dengan menculik mereka untuk dibawa serta disekap di Lubang Buaya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, 3 orang langsung dibunuh di tempat.
-
Bagaimana G30S/PKI merekrut anggota? Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman berhasil menyusup ke tubuh militer.Sjam merekrut sejumlah perwira dan prajurit yang digunakan dalam Gerakan 30 September.
-
Kapan peristiwa G30S PKI terjadi? Sesuai Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 28 Tahun 1975, G30S PKI adalah peristiwa pengkhianatan atau pemberontakan yang dilancarkan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) dan atau pengikut-pengikutnya terhadap Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 30 September 1965, termasuk gerakan atau kegiatan persiapan serta gerakan kegiatan lanjutannya.
PKI menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia.
Hal ini cukup mengejutkan karena dalam waktu tujuh tahun mereka mampu bangkit setelah hancur lebur usai pemberontakan Madiun 1948 ditumpas oleh TNI.
Ada Kisah Menarik Soal Perolehan Suara PKI Dalam Pemilu Pertama di Tanah Air
Kisah ini dituturkan mantan Kapolri, Jenderal Awaloedin Djamin dalam biografinya.
Saat itu Awaloedin masih berpangkat komisaris polisi.
Para Polisi Lulusan PTIK itu Meneliti Kondisi Masyarakat Terkait Pemilu 1955
Menjelang Pemilu 1955, para perwira polisi lulusan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) disebar untuk melakukan penelitian ke berbagai daerah.
Termasuk Komisaris Polisi Awaloedin Djamin yang dikirim ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta.
Mereka ditugaskan meneliti kondisi masyarakat sebelum, saat pelaksanaan dan sesudah Pemilu 1955.
Awaloedin menjadikan sebuah desa terpencil sebagai tempat penelitiannya.
Desa tersebut hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki dan tidak ada akses untuk kendaraan bermotor.
Gunung Kidul saat itu masih terbelakang. Tandus dan gersang.
"Anehnya, saat pemilihan dan suara selesai dihitung, ternyata hampir 100 persen warga desa memilih PKI," kata Awaloedin.
Desa itu sangat terpencil. Tidak Ada satu pun partai politik yang berkampanye di Desa itu
Tanda gambar Parpol atau Ormas pun tak pernah terpasang jelang pencoblosan.
Tentu saja perwira polisi ini bingung. Bagaimana bisa PKI menang sangat telak di desa tersebut?
Awaloedin bertanya pada beberapa warga desa. Apakah mereka mengetahui apa itu PKI?
Bagaimana mereka mengenali lambang PKI dalam kertas suara yang memuat banyak gambar parpol tersebut?
Ternyata Semua Warga Desa Sama Sekali Tidak Paham Apa itu PKI
Lalu kenapa semua bisa memilih PKI?
Ternyata ada seorang mantan lurah yang sangat berpengaruh di desa tersebut. Warga yang bingung soal Pemilu pun bertanya pada pria itu, mana yang dicoblos?
Dijawab mantan lurah bahwa rakyat bebas memilih partai apa saja. Namun warga kembali mendesak, gambar apa yang bakal dicoblos olehnya?
"Lurah itu menunjukkan gambar palu arit. Pilihan tersebut menyebar ke seluruh desa."
Jadilah semua warga desa mencari lambang palu arit dalam kertas suara, yang ternyata lambang PKI dan mencoblosnya.
Awaloedin pun akhirnya paham kenapa PKI bisa menang mutlak di desa tersebut.