Budayawan Butet Ganti Lukisan di Dinding 'Joko Wibowo' dengan Wiji Thukul, Jelang 2024 Penuh Keganjilan!
Berikut potret lukisan dinding 'Joko Wibowo' yang diganti oleh budayawan Butet menjadi Wiji Thukul.
Berikut potret lukisan dinding 'Joko Wibowo' yang diganti oleh budayawan Butet menjadi Wiji Thukul.
Budayawan Butet Ganti Lukisan di Dinding 'Joko Wibowo' dengan Wiji Thukul, Jelang 2024 Penuh Keganjilan!
Budayawan senior Bambang Ekoloyo Butet Kertaredjasa atau akrab disapa Butet Ekoloyo ikut bersuara lewat seni menyambut tahun 2024.
Butet mengomentari berbagai permasalahan sosial politik di Tanah Air lewat sebuah lukisan yang terpajang di rumahnya.
- Susi Pudjiastuti jadi Rebutan, Diklaim Tim Prabowo dan Dipuji Setinggi Langit oleh Kubu Anies
- Ganjar soal Balihonya dan Bendera PDIP Dicabut Jelang Kunjungan Jokowi: Kejadian Itu Luar Biasa
- Guntur Usul Jokowi Jadi Ketum PDIP Gantikan Megawati, Begini Reaksi Sekjen
- Ikut Basuki Suguhkan Sarapan untuk Jokowi, Sri Mulyani: Mohon Maaf Kalau Penyajian Kurang Elok
Dalam lukisan tersebut terpampang gambar tokoh aktivis legendaris yang diakuinya memiliki makna mendalam. Seperti apa potret selengkapnya?
Dilansir dari akun Instagram @masbutet, Rabu (1/11) berikut ulasan selengkapnya.
Butet Kertaradjasa memutuskan untuk mengganti lukisan Pangeran Diponegoro di dinding rumahnya. Lukisan itu adalah karya Sigit Santosa, judulnya "Joko Wibowo", Tampak lukisan Pangeran Diponegoro saat Butet berfoto bersama rekannya di depan lukisan tersebut.
Lukisan itu menggambarkan Pangeran Diponegoro semasa remaja, dan saat itu ia menjadi santri. Diponegoro muda terlihat mengacungkan telunjuknya sebagai tanda tauhid. Wajah Diponegoro remaja dilukiskan mirip "wong Solo" yang diindikasikan untuk sosok Presiden Joko Widodo.
Lukisan 'Wong Solo' tersebut juga sempat menarik perhatian Menkopolhukam Mahfud MD. Bakal Cawapres 2024 tersebut ikut berfoto di depan lukisan Diponegoro muda.
Menyongsong 2024 Butet mengganti lukisan Diponegoro 'Wong Solo' dengan lukisan 'Wong Solo' lain. Adapun alasan Diponegoro mengganti lukisan itu karena menjadi simbol kekhawatiran dan polemik di beberapa waktu terakhir. Saat ini lukisan Diponegoro sudah diturunkan dan sudah masuk gudang.
Butet mengatakan bahwa lebih pas bila yang dipajang "wong Solo" yang jadi korban penculikan di peristiwa reformasi 1998. Sosok tersebut adalah penyair Wiji Thukul yang sampai sekarang tak ketahuan nasibnya, hidup atau mati.
Lukisan Wiji Thukul itu dibuat oleh seniman Sigit Santosa, kawannya semasa SMP di Solo. Dalam lukisan tersebut digambarkan Wiji Thukul yang mengenakan mahkota duri dengan bertelanjang dada. Terlihat sebelah mata Wiji Thukul juga ditutup.
Lukisan tersebut juga menggambarkan Wiji Thukul yang memegang selembar kertas yang dipegangnya. Namun tidak tertulis kutipan syairnya " Lawan !!!". Namun ada goresan bertuliskan "Wazi". Tidak diketahui sosok atau arti dari Wazi dan hanya Sigit yang tahu selaku pelukisnya karena masuk kategori rahasia.