Cara Ziarah Kubur yang Benar: Panduan Lengkap Sesuai Syariat
Berikut cara ziarah kubur yang benar beserta panduan lengkapnya.
Ziarah kubur merupakan amalan yang memiliki nilai spiritual yang tinggi dalam ajaran Islam.
Melalui ziarah kubur, kita diingatkan akan kefanaan dunia dan kepastian kematian yang akan dihadapi oleh setiap makhluk hidup.
-
Bagaimana cara berziarah kubur yang benar? Selanjutnya, berikut ini adalah doa ziarah kubur dan tata caranya yang perlu Anda ketahui: 1. Mengucapkan SalamAssalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûnArtinya: "Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."
-
Kenapa berziarah kubur dianjurkan? Sebab berziarah dapat mengingatkan manusia akan ajal dan Allah SWT.
-
Bagaimana tata cara ziarah kubur? a. Berwudhu terlebih dahulub. Mengucapkan salam kepada ahli kuburAssalamu’alaikum ahlad-diyaar minal mu’miniina wal muslimiin. yarhamulloohul mustaqdimiina minnaa wal musta’khiriin. wa inna insyaa alloohu bikum la-laahiquun. wa as alullooha lanaa walakumul ‘aafiyah Artinya: "Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari (golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan kalian".c. Mengirimkan doa untuk almarhum atau almarhumahd. Membaca Surat-surat pendekSebagaimana dijelaskan dalam hadist riwayat al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal yang artinya, "Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah al-Fatihah, Surat Ikhlash dan al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas). Jadikanlah pahalanya untuk mayat-mayat kuburan tersebut, karena sungguh pahalanya sampai kepada mereka."e. Jangan duduk atau menginjak bagian atas kuburanDijelaskan dalam hadist riwayat Muslim yang artinya,"Janganlah kalian salat (berdoa) kepada kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya." (HR. Muslim).f. Jangan melakukan hal-hal yang berlebihan
-
Di mana biasanya Ziarah Asyura dilakukan? Peringatan Ziarah Asyura biasanya melibatkan perjalanan ke tempat-tempat suci, terutama ke makam Husain bin Ali di Karbala, Irak.
-
Kapan sebaiknya berziarah kubur? Biasanya, ziarah kubur adalah kegiatan wajib yang dilakukan oleh anak kepada orang tuanya yang sudah meninggal dunia.
-
Siapa saja yang diperbolehkan berziarah kubur? Secara umum, mayoritas ulama sepakat bahwa perempuan diperbolehkan untuk melakukan ziarah kubur dengan syarat tetap menjaga adab dan batasan-batasan tertentu.
Praktik ini bukan hanya sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal, tetapi juga sebagai sarana introspeksi diri dan peningkatan ketakwaan kepada Allah SWT.
Dalam melaksanakan ziarah kubur, penting untuk memperhatikan adab dan tata cara yang sesuai dengan syariat.
Mulai dari niat yang tulus, mengucapkan salam, membaca Al-Qur’an dan doa, hingga menjaga sikap dan perilaku di area pemakaman.
Semua ini bertujuan untuk memaksimalkan manfaat spiritual dari ziarah kubur sekaligus menghindari praktik-praktik yang dapat mengarah pada kesyirikan atau bid’ah.
Definisi Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan kegiatan mengunjungi makam atau kuburan seseorang yang telah meninggal dunia. Dalam konteks Islam, ziarah kubur memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar kunjungan biasa. Ini adalah bentuk ibadah dan penghormatan kepada orang yang telah wafat, sekaligus menjadi sarana introspeksi diri bagi yang masih hidup.
- Doa Ziarah Kubur Singkat dan Tata Urutannya Sesuai Anjuran, Lengkap dengan Artinya
- Doa Ziarah Kubur saat Lebaran, Lengkap Beserta Arti dan Adabnya
- Doa Ziarah Kubur Lengkap Arab dan Latinnya, Ketahui Dalil dan Tata Caranya
- Bacaan Doa Ziarah Kubur Lengkap dengan Tata Cara dan Hukumnya yang Perlu Diketahui
Secara etimologi, kata “ziarah” berasal dari bahasa Arab yang berarti kunjungan. Sedangkan “kubur” berarti makam atau tempat dikuburkannya jenazah. Jadi, ziarah kubur dapat diartikan sebagai kunjungan ke makam seseorang dengan tujuan tertentu.
Dalam perspektif Islam, ziarah kubur bukan hanya sekedar tradisi atau kebiasaan semata. Ini adalah amalan yang memiliki landasan kuat dalam ajaran agama. Rasulullah SAW sendiri pernah melakukan ziarah kubur dan menganjurkan umatnya untuk melakukannya dengan niat dan cara yang benar.
Ziarah kubur memiliki beberapa dimensi penting:
- Dimensi spiritual: Mengingatkan akan kematian dan kehidupan akhirat
- Dimensi sosial: Menghormati dan mendoakan orang yang telah meninggal
- Dimensi psikologis: Menjadi sarana introspeksi dan evaluasi diri
- Dimensi kultural: Bagian dari tradisi dan budaya masyarakat
Penting untuk dipahami bahwa ziarah kubur bukanlah untuk meminta pertolongan atau berkah dari orang yang telah meninggal. Tujuan utamanya adalah mendoakan ahli kubur dan mengambil pelajaran dari kematian. Dengan pemahaman yang benar tentang hakikat ziarah kubur, seorang Muslim dapat melaksanakannya sesuai dengan tuntunan syariat dan mendapatkan manfaat spiritual darinya.
Hukum Ziarah Kubur dalam Islam
Hukum ziarah kubur dalam Islam telah mengalami perkembangan seiring dengan perjalanan dakwah Rasulullah SAW. Pada awal masa Islam, ziarah kubur sempat dilarang karena dikhawatirkan dapat menimbulkan praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran tauhid. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin kuatnya pondasi keimanan umat Islam, larangan tersebut kemudian dicabut.
Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang hukum ziarah kubur dalam Islam:
1. Masa Pelarangan
Pada awal masa Islam, Rasulullah SAW melarang umatnya untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
- “Aku pernah melarang kalian untuk berziarah kubur, maka (sekarang) berziarahlah.” (HR. Muslim)
- Pelarangan ini bertujuan untuk membentengi akidah umat Islam yang baru saja memeluk agama ini dari praktik-praktik kesyirikan yang mungkin timbul akibat ziarah kubur.
2. Pencabutan Larangan
Setelah pondasi keimanan umat Islam semakin kuat, Rasulullah SAW kemudian mencabut larangan tersebut dan bahkan menganjurkan umatnya untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
- “Berziarahlah ke kubur, karena ia dapat mengingatkanmu akan kematian.” (HR. Muslim)
3. Hukum Ziarah Kubur Menurut Ulama
Para ulama memiliki pendapat yang beragam mengenai hukum ziarah kubur:
- Sunnah: Mayoritas ulama berpendapat bahwa ziarah kubur hukumnya sunnah (dianjurkan) bagi laki-laki. Ini berdasarkan hadits-hadits yang menganjurkan ziarah kubur.
- Mubah: Sebagian ulama mengatakan bahwa ziarah kubur hukumnya mubah (boleh) bagi laki-laki maupun perempuan, selama dilakukan dengan adab yang benar.
- Makruh bagi wanita: Beberapa ulama berpendapat bahwa ziarah kubur makruh (tidak disukai namun tidak dilarang) bagi wanita, terutama jika dilakukan secara berlebihan atau menimbulkan fitnah.
4. Syarat Kebolehan Ziarah Kubur
Meskipun ziarah kubur diperbolehkan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar pelaksanaannya sesuai dengan syariat:
- Niat yang benar: Ziarah dilakukan dengan niat mendoakan ahli kubur dan mengambil pelajaran, bukan untuk meminta pertolongan atau berkah dari orang yang telah meninggal.
- Menjaga adab: Peziarah harus menjaga adab dan tata krama selama berada di area pemakaman.
- Tidak melakukan praktik bid’ah: Menghindari ritual-ritual yang tidak ada tuntunannya dalam syariat.
- Tidak menyebabkan mudarat: Ziarah tidak boleh menyebabkan kerugian atau gangguan bagi orang lain.
Tujuan dan Manfaat Ziarah Kubur
Ziarah kubur memiliki berbagai tujuan dan manfaat yang penting bagi kehidupan spiritual seorang Muslim. Berikut adalah penjelasan rinci tentang tujuan dan manfaat melakukan ziarah kubur:
1. Mengingat Kematian
Tujuan utama ziarah kubur adalah mengingatkan diri akan kematian. Dengan melihat kuburan dan merenungkan nasib orang-orang yang telah meninggal, seseorang akan lebih sadar bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW:
“Berziarahlah ke kubur, karena ia dapat mengingatkanmu akan kematian.” (HR. Muslim)
Kesadaran akan kematian ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi kehidupan akhirat dengan memperbanyak amal saleh dan menjauhi perbuatan maksiat.
2. Mendoakan Ahli Kubur
Ziarah kubur menjadi kesempatan untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia. Doa-doa yang dipanjatkan oleh orang yang masih hidup dapat memberikan manfaat bagi ahli kubur. Rasulullah SAW bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
3. Introspeksi Diri
Ziarah kubur menjadi momen yang tepat untuk melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Dengan melihat kuburan, seseorang akan teringat bahwa suatu saat nanti ia juga akan berada di tempat yang sama. Hal ini mendorong untuk mengevaluasi perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan dan berusaha memperbaiki diri.
4. Menumbuhkan Rasa Syukur
Melihat kuburan dapat menumbuhkan rasa syukur atas nikmat kehidupan yang masih diberikan oleh Allah SWT. Kesadaran bahwa masih diberi kesempatan untuk beramal saleh seharusnya mendorong seseorang untuk lebih bersyukur dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
5. Menyambung Silaturahmi
Meskipun orang yang diziarahi telah meninggal, ziarah kubur tetap menjadi bentuk silaturahmi dan penghormatan kepada mereka. Ini juga menjadi cara untuk tetap mengingat jasa dan kebaikan orang-orang yang telah mendahului kita.
6. Melembutkan Hati
Ziarah kubur dapat melembutkan hati yang keras. Melihat kenyataan bahwa semua orang akan menghadapi kematian dapat menumbuhkan rasa empati dan kasih sayang terhadap sesama.
7. Menguatkan Iman
Dengan mengingat kematian dan akhirat, ziarah kubur dapat memperkuat keimanan seseorang. Ini menjadi pengingat akan adanya kehidupan setelah kematian dan pentingnya mempersiapkan bekal untuk akhirat.
8. Melestarikan Nilai-nilai Kebaikan
Ziarah kubur menjadi sarana untuk mengingat dan melestarikan nilai-nilai kebaikan yang telah diajarkan oleh orang-orang yang telah meninggal, terutama jika yang diziarahi adalah orang tua atau guru.
Dengan memahami tujuan dan manfaat ziarah kubur, seorang Muslim dapat melaksanakan amalan ini dengan lebih bermakna. Ziarah kubur bukan sekadar ritual atau tradisi, tetapi menjadi sarana untuk meningkatkan kualitas spiritual dan memperbaiki diri.
Waktu yang Tepat untuk Ziarah Kubur
Meskipun ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, ada beberapa waktu yang dianggap lebih utama atau sering dipilih oleh masyarakat untuk melakukan ziarah. Berikut adalah penjelasan rinci tentang waktu-waktu yang tepat untuk melakukan ziarah kubur:
1. Hari Jumat
Hari Jumat dianggap sebagai salah satu waktu yang utama untuk melakukan ziarah kubur. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
“Barangsiapa yang berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya pada setiap hari Jumat, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan dicatat sebagai anak yang berbakti.” (HR. Ibnu Majah)
Banyak umat Islam yang memilih untuk berziarah pada hari Jumat, terutama setelah melaksanakan shalat Jumat.
2. Menjelang Bulan Ramadhan
Tradisi ziarah kubur menjelang bulan Ramadhan sudah menjadi kebiasaan di banyak masyarakat Muslim. Tujuannya adalah untuk mendoakan arwah keluarga yang telah mendahului dan memohon ampunan bagi mereka sebelum memasuki bulan suci Ramadhan.
3. Setelah Hari Raya Idul Fitri
Banyak umat Islam yang melakukan ziarah kubur setelah melaksanakan shalat Idul Fitri. Ini menjadi momen untuk berbagi kebahagiaan Idul Fitri dengan keluarga yang telah meninggal dan memohonkan ampunan bagi mereka.
4. Hari-hari Besar Islam Lainnya
Selain Idul Fitri, beberapa hari besar Islam lainnya juga sering dijadikan waktu untuk berziarah, seperti:
- Idul Adha
- Maulid Nabi Muhammad SAW
- Isra Mi’raj
- Tahun Baru Hijriyah
5. Setiap Pekan
Beberapa orang memilih untuk melakukan ziarah kubur secara rutin setiap pekan, misalnya setiap hari Kamis sore atau Jumat pagi. Ini menjadi rutinitas spiritual yang dilakukan secara konsisten.
6. Saat Ada Hajat Tertentu
Beberapa orang melakukan ziarah kubur saat memiliki hajat atau keinginan tertentu, seperti sebelum melakukan perjalanan jauh, menjelang pernikahan, atau saat menghadapi ujian penting. Namun perlu diingat bahwa tujuan utama tetaplah mendoakan ahli kubur, bukan meminta pertolongan dari mereka.
7. Kapan Saja Saat Ada Kesempatan
Pada dasarnya, tidak ada waktu khusus yang diwajibkan untuk ziarah kubur. Seseorang dapat melakukannya kapan saja saat ada kesempatan dan keinginan untuk mendoakan ahli kubur.
8. Waktu yang Dilarang
Meskipun ziarah kubur dapat dilakukan hampir kapan saja, ada beberapa waktu yang sebaiknya dihindari, seperti:
- Saat matahari terbit
- Saat matahari tepat di atas kepala (waktu istiwa)
- Saat matahari terbenam
Hal ini berdasarkan hadits yang melarang shalat pada waktu-waktu tersebut, dan sebagian ulama mengqiyaskan larangan ini juga berlaku untuk ziarah kubur.
Adab dan Tata Cara Ziarah Kubur
Agar ziarah kubur dapat dilakukan dengan benar dan sesuai syariat, ada beberapa adab dan tata cara yang perlu diperhatikan. Berikut adalah penjelasan rinci tentang adab dan tata cara ziarah kubur:
1. Bersuci Sebelum Berziarah
Sebelum memasuki area pemakaman, dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Meskipun berwudhu bukan syarat wajib untuk ziarah kubur, namun hal ini dapat menambah kesucian dan kekhusyukan dalam berdoa.
2. Mengucapkan Salam
Saat memasuki area pemakaman, dianjurkan untuk mengucapkan salam kepada penghuni kubur. Salah satu contoh ucapan salam yang diajarkan Rasulullah SAW adalah:
“Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin, wa inna insya Allah bikum lahiqun.”
Artinya: “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian wahai penghuni kubur dari kalangan orang-orang mukmin, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.”
3. Menghadap Kiblat
Saat berdoa di depan makam, dianjurkan untuk menghadap kiblat. Namun jika kondisi tidak memungkinkan, boleh menghadap ke arah makam.
4. Membaca Al-Qur’an
Membaca ayat-ayat Al-Qur’an saat ziarah kubur adalah amalan yang dianjurkan. Beberapa surat yang sering dibaca antara lain:
Surat Al-Fatihah
Surat Yasin
Surat Al-Ikhlas
Surat Al-Falaq
Surat An-Nas
5. Berdoa untuk Ahli Kubur
Setelah membaca Al-Qur’an, lanjutkan dengan berdoa untuk ahli kubur. Doakan agar mereka diampuni dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya, dan ditempatkan di surga. Salah satu contoh doa yang bisa dibaca adalah:
“Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil ma’i wats tsalji wal baradi…”
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air, salju dan embun…”
6. Tidak Duduk atau Menginjak Kuburan
Dilarang duduk, bersandar, atau menginjak kuburan. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW:
“Sungguh, jika salah seorang di antara kalian duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya dan menembus ke kulitnya, itu lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.” (HR. Muslim)
7. Tidak Berlebihan dalam Menangis
Meskipun boleh menangis saat berziarah, hindari menangis dengan suara keras atau meratapi secara berlebihan. Hal ini dapat mengganggu ketenangan ahli kubur dan peziarah lainnya.
8. Menjaga Kebersihan Area Pemakaman
Jaga kebersihan area pemakaman dengan tidak membuang sampah sembarangan. Jika perlu, bersihkan area sekitar makam yang diziarahi.
9. Tidak Melakukan Ritual yang Tidak Sesuai Syariat
Hindari melakukan ritual-ritual yang tidak ada tuntunannya dalam syariat, seperti membakar kemenyan, menaburkan bunga berlebihan, atau meminta-minta kepada ahli kubur.
10. Berpakaian Sopan
Kenakan pakaian yang sopan dan menutup aurat saat berziarah. Hindari pakaian yang terlalu mewah atau mencolok.
11. Tidak Berbicara Hal-hal yang Tidak Perlu
Jaga lisan dengan tidak berbicara hal-hal yang tidak perlu atau membicarakan urusan duniawi saat berziarah.
12. Tidak Berlama-lama
Tidak perlu berlama-lama di area pemakaman. Setelah membaca Al-Qur’an dan berdoa, segera undur diri agar memberi kesempatan kepada peziarah lain.
13. Mengambil Pelajaran
Gunakan momen ziarah kubur untuk mengambil pelajaran dan introspeksi diri. Renungkan bahwa suatu saat kita juga akan berada di posisi yang sama.
Doa-doa yang Dibaca Saat Ziarah Kubur
Membaca doa saat ziarah kubur merupakan salah satu amalan utama yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa doa yang dapat dibaca saat melakukan ziarah kubur, beserta artinya:
1. Doa Salam kepada Penghuni Kubur
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَاحِقُوْنَ
Assalamu’alaikum dara qaumin mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun.
Artinya: “Semoga keselamatan tercurah kepada kalian wahai penghuni kubur dari kalangan orang-orang mukmin, dan kami insya Allah akan menyusul kalian.”
2. Doa Memohon Ampunan untuk Ahli Kubur
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ
Allahummaghfir lahu warhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa wassi’ madkhalahu, waghsilhu bil ma’i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khataya kama naqqaitas tsaubal abyadha minad danasi.
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah kuburnya, mandikanlah dia dengan air, salju dan embun, bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan baju putih dari kotoran.”
3. Doa Memohon Keselamatan dari Siksa Kubur
اَللّٰهُمَّ أَجِرْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
Allahumma ajirhu min ‘adzabil qabri wa ‘adzabin naar.
Artinya: “Ya Allah, lindungilah dia dari siksa kubur dan siksa neraka.”
4. Doa Memohon Kelapangan Kubur
اَللّٰهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِيْ قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيْهِ
Allahummaf-sah lahu fi qabrihi wa nawwir lahu fihi.
Artinya: “Ya Allah, lapangkanlah kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.”
5. Doa untuk Orang Tua yang Telah Meninggal
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
Rabbighfir li wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira.
Artinya: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku, kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mendidikku sewaktu kecil.”
6. Doa Memohon Kebaikan Dunia dan Akhirat
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana atina fid dunya hasanatan wa fil akhirati hasanatan waqina ‘adzaban naar.
Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.”
7. Doa Penutup Ziarah
اَللّٰهُمَّ لَا تَحْرِمْنَا أَجْرَهُمْ وَلَا تَفْتِنَّا بَعْدَهُمْ وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُمْ
Allahumma la tahrimna ajrahum wa la taftinna ba’dahum waghfir lana wa lahum.
Artinya: “Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami dari pahala (mendoakan) mereka, janganlah Engkau beri kami fitnah setelah (kepergian) mereka, dan ampunilah kami dan mereka.”
Amalan yang Dianjurkan Saat Ziarah Kubur
Selain membaca doa, ada beberapa amalan lain yang dianjurkan untuk dilakukan saat ziarah kubur. Amalan-amalan ini bertujuan untuk menambah keberkahan dan manfaat spiritual dari ziarah kubur. Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan:
1. Membaca Al-Qur’an
Membaca Al-Qur’an saat ziarah kubur adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Pahala dari bacaan Al-Qur’an ini diharapkan dapat sampai kepada ahli kubur. Beberapa surat yang sering dibaca antara lain:
Surat Al-Fatihah: Sebagai pembuka dan penutup bacaan
Surat Yasin: Diyakini dapat meringankan siksa kubur
Surat Al-Ikhlas: Dibaca tiga kali
Surat Al-Falaq: Dibaca tiga kali
Surat An-Nas: Dibaca tiga kali
Ayat Kursi: Untuk memohon perlindungan
Dalam membaca Al-Qur’an, yang terpenting adalah kekhusyukan dan pemahaman akan makna ayat-ayat yang dibaca. Tidak perlu terburu-buru, bacalah dengan tartil dan penuh penghayatan.
2. Bertahlil
Bertahlil atau membaca kalimat tahlil (La ilaha illallah) secara berulang-ulang juga merupakan amalan yang sering dilakukan saat ziarah kubur. Tahlil ini biasanya dibaca sebanyak 33, 100, atau bahkan 1000 kali. Tujuannya adalah untuk mengingat keesaan Allah SWT dan memohon ampunan bagi ahli kubur.
3. Berzikir
Selain tahlil, zikir-zikir lain juga dianjurkan untuk dibaca saat ziarah kubur. Beberapa zikir yang bisa diamalkan antara lain:
Subhanallah (Maha Suci Allah)
Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)
Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
Astaghfirullah (Aku memohon ampun kepada Allah)
Zikir-zikir ini dapat dibaca secara berulang-ulang dengan jumlah tertentu, misalnya 33 kali untuk masing-masing zikir.
4. Tafakur (Merenungkan Kematian)
Salah satu tujuan utama ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian. Oleh karena itu, penting untuk meluangkan waktu sejenak untuk bertafakur atau merenungkan tentang kematian dan kehidupan akhirat. Renungkan bahwa suatu saat nanti kita juga akan berada di posisi yang sama seperti ahli kubur. Hal ini diharapkan dapat mendorong kita untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan memperbanyak amal saleh dan menjauhi perbuatan maksiat.
5. Membersihkan Area Makam
Jika kondisi memungkinkan, membersihkan area makam juga merupakan amalan yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan menyapu area sekitar makam, mencabut rumput liar, atau membuang sampah yang ada di sekitar makam. Namun, perlu diingat untuk tidak berlebihan dalam melakukannya dan tetap menjaga adab di area pemakaman.
6. Menyiram Air di Atas Kuburan
Menyiram air di atas kuburan adalah amalan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:
“Sesungguhnya Nabi SAW menyiram air di atas kuburan Ibrahim, putranya, dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR. Abu Dawud)
Namun, perlu diingat bahwa hal ini dilakukan secukupnya saja dan tidak berlebihan. Tujuannya adalah untuk melembabkan tanah kuburan, bukan untuk ritual tertentu.
7. Bersedekah Atas Nama Ahli Kubur
Meskipun tidak dilakukan langsung di area pemakaman, bersedekah atas nama ahli kubur juga merupakan amalan yang baik. Pahala dari sedekah ini diharapkan dapat sampai kepada orang yang telah meninggal. Sedekah bisa berupa uang, makanan, atau bentuk lain yang bermanfaat bagi orang lain.
8. Memperbaiki Hubungan dengan Sesama
Ziarah kubur juga bisa menjadi momen untuk introspeksi diri dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Jika ada perselisihan atau kesalahpahaman dengan orang lain, gunakan momen ini untuk berniat memperbaikinya. Ingatlah bahwa kematian bisa datang kapan saja, dan kita tidak ingin meninggalkan dunia dalam keadaan bermusuhan dengan orang lain.
9. Meniatkan Pahala Amalan untuk Ahli Kubur
Setelah melakukan berbagai amalan di atas, niatkan agar pahala dari semua amalan tersebut sampai kepada ahli kubur. Hal ini berdasarkan keyakinan bahwa doa dan amalan orang yang masih hidup dapat bermanfaat bagi orang yang telah meninggal.
Hal-hal yang Dilarang Saat Ziarah Kubur
Meskipun ziarah kubur adalah amalan yang dianjurkan, ada beberapa hal yang dilarang atau sebaiknya dihindari saat melakukannya. Larangan-larangan ini bertujuan untuk menjaga kemurnian akidah dan menghindari praktik-praktik yang menyimpang dari ajaran Islam. Berikut adalah penjelasan rinci tentang hal-hal yang dilarang saat ziarah kubur:
1. Meminta Pertolongan kepada Ahli Kubur
Salah satu larangan utama dalam ziarah kubur adalah meminta pertolongan atau berdoa kepada orang yang telah meninggal. Hal ini termasuk dalam kategori syirik (menyekutukan Allah) yang merupakan dosa besar dalam Islam. Setiap doa dan permohonan hendaknya ditujukan langsung kepada Allah SWT, bukan kepada makhluk-Nya yang telah meninggal.
Contoh yang harus dihindari:
- Meminta kesembuhan dari penyakit kepada ahli kubur
- Memohon keberhasilan dalam ujian atau pekerjaan kepada orang yang telah meninggal
- Meminta pertolongan dalam menyelesaikan masalah hidup kepada arwah leluhur
2. Menjadikan Kuburan sebagai Tempat Ibadah
Rasulullah SAW melarang umatnya untuk menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Hal ini berdasarkan hadits:
“Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Larangan ini mencakup:
- Mendirikan masjid di atas kuburan
- Melakukan shalat menghadap ke kuburan
- Menjadikan area pemakaman sebagai tempat ritual ibadah tertentu
3. Duduk atau Menginjak Kuburan
Dilarang duduk, bersandar, atau menginjak kuburan karena hal ini dianggap tidak menghormati jenazah yang ada di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh, jika salah seorang di antara kalian duduk di atas bara api sehingga membakar pakaiannya dan menembus ke kulitnya, itu lebih baik baginya daripada duduk di atas kuburan.” (HR. Muslim)
4. Melakukan Ritual yang Tidak Sesuai Syariat
Beberapa praktik yang sering dilakukan namun tidak ada tuntunannya dalam syariat Islam antara lain:
- Membakar kemenyan atau dupa
- Menaburkan bunga secara berlebihan
- Meletakkan sesajen atau makanan di atas kuburan
- Melakukan ritual-ritual tertentu yang bersifat mistis
5. Menangis dengan Suara Keras atau Meratapi
Meskipun boleh menangis saat berziarah, dilarang menangis dengan suara keras atau meratapi secara berlebihan. Hal ini dapat mengganggu ketenangan ahli kubur dan peziarah lainnya. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya mayit itu disiksa karena tangisan keluarganya atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Berziarah dengan Tujuan yang Salah
Ziarah kubur hendaknya dilakukan dengan niat yang benar, yaitu untuk mengingat kematian dan mendoakan ahli kubur. Beberapa tujuan yang salah dalam berziarah antara lain:
- Mencari berkah atau keberuntungan dari kuburan orang yang dianggap keramat
- Meminta petunjuk atau ramalan tentang masa depan
- Melakukan praktek-praktek perdukunan atau klenik
7. Membaca Al-Qur’an dengan Suara Keras
Meskipun membaca Al-Qur’an saat ziarah kubur dianjurkan, sebaiknya dilakukan dengan suara yang lembut dan tidak mengganggu peziarah lain. Membaca dengan suara terlalu keras dapat menimbulkan riya’ (pamer) dan mengganggu kekhusyukan orang lain.
8. Berziarah dalam Keadaan Haid atau Junub
Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita yang sedang haid atau orang yang dalam keadaan junub sebaiknya tidak memasuki area pemakaman. Namun, pendapat ini masih menjadi perdebatan di kalangan ulama.
9. Mengambil Benda-benda dari Kuburan
Dilarang mengambil batu, tanah, atau benda apapun dari area kuburan dengan niat mencari berkah atau untuk dijadikan jimat. Praktik ini dapat mengarah pada kesyirikan dan tidak ada tuntunannya dalam Islam.
10. Membangun Struktur Permanen di Atas Kuburan
Islam menganjurkan kesederhanaan dalam penguburan. Membangun struktur permanen seperti kubah, rumah, atau bangunan mewah di atas kuburan tidak dianjurkan dan bahkan dilarang oleh sebagian ulama.