Demi Orangtua, Sopir Ini Menunda Pernikahan 'Saya Biayai Ortu, Soalnya Kurang Mampu'
Secara tak sengaja, eks anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu sosok pemuda inspiratif.
Secara tak sengaja, eks anggota DPR RI Dedi Mulyadi bertemu sosok pemuda inspiratif. Bagaimana tidak, pemuda tersebut diketahui berprofesi sebagai sopir yang bersedia mengantar para penumpang ke berbagai lokasi tujuan.
Dia mengaku, upahnya yakni sekitar Rp2,5 juta. Sementara itu, setiap bulannya dia rutin memberi uang ke orangtua dengan nominal hampir setengah dari gajinya sendiri.
- 8 OOTD Ibu dan Istri Pejabat Saat Hadiri Pernikahan Wakil Ketua MPR RI
- Deretan Artis Menikah Tanpa Restu Orangtua, Tenyata Makin Bahagia Dengan Keluarga Barunya
- Viral Pernikahan Beda Usia 40 Tahun, Sosok Pengantin Pria Bukan Orang Sembarangan
- Momen Meriah Pernikahan Cewek Cantik dengan Prajurit TNI, Pangkat Sang Suami jadi Sorotan
Mendengar hal ini, Dedi Mulyadi seketika terkejut. Dia mengaku terkaget saat mendengar cerita sang sopir dengan saksama. Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi, Minggu (22/12).
Dedi Mulyadi Bertemu Pemuda di Palu
Pertemuan Dedi Mulyadi dengan seorang pemuda bernama Ari secara tak sengaja diabadikan sang Gubernur Jawa Barat terpilih itu dalam sebuah video hinga dibagikan ke kanal YouTube miliknya beberapa waktu lalu.
Dedi mengaku terkejut saat mendapati pemuda berprofesi sopir yang duduk di sampingnya kala itu belum juga menikah. Padahal, umurnya telah lebih dari kepala tiga hingga disebut Dedi cukup terlambat.
"Kita sedang menuju ke tempat yang nikahan bersama driver ternama dari Kota Palu, bapak Ari. Sudah punya istri?" tanya Dedi.
"Belum, pak," jawab Ari.
"Umur berapa?" tanyanya.
"36 Tahun pak," balasnya.
Tunda Pernikahan Demi Ortu
Setelah ditelusuri Dedi, terungkap jika pemuda itu rela menunda pernikahan dirinya sendiri demi orangtua. Setiap bulannya, dia secara sukarela mengirim uang dari gajinya ke orangtua.
Mendengar hal ini, Dedi seketika memberi Ari dua jempol. Dia diapresiasi lantaran memilih berbakti ke orangtua terlebih dahulu daripada mementingkan kebutuhan pribadi.
"Kok terlambat? Kenapa? Rugi loh," tanya Dedi.
"Masih urus orangtua, pak," balas Ari.
"Keren kalau ini. Orangtuanya kenapa?" tanyanya.
"Orangtua masih belum mampu, jadi saya masih membiayai orangtua," cerita Ari.
"Ini keren, tadinya saya mau menyela. Kalau ini rela menunda pernikahan demi orangtua, kalau banyak orang kan menikah mengorbankan orangtua," ungkap Dedi.
Beri Setengah Gaji ke Ortu
Tak tanggung-tanggung, Ari pun bercerita jika dia rela memberikan lebih dari setengah gajinya sendiri demi memenuhi kebutuhan orangtua yang berprofesi sebagai buruh pencukil kelapa.
Sementara jika ditanya soal ekonomi dan kebutuhan pribadinya, Ari mengaku dia tak enggan jika harus hidup pas-pasan.
"Satu bulan biasa kirim berapa?" tanya Dedi.
"Kadang satu bulan saya kirim Rp1,5 juta pak," balas Ari.
"Keren banget ya. Penghasilan bapak berapa?" tanya Dedi.
"Rp2,5 Juta," balasnya.
"Jadi bapak cuma ambil Rp1 juta? Hidupnya bagaimana pak?" tanya Dedi,
"Tinggal mengirit pak," ungkapnya.
Di penghujung pertemuan keduanya, Dedi memberi apresiasi atas kerja keras dan perjuangan Ari menghidupi kedua orangtuanya hingga rela menunda pernikahannya sendiri. Dedi mengapresiasi dengan memberi beberapa lembar uang tunai.
Melihat aksi Dedi, Ari yang kala itu berkemeja batik langsung mengucap terima kasih mendalam hingga melayangkan doa baik.
"Ini kan bapak orang baik nih. Hari ini dapat rezeki baik nih pak. Ini dari saya, nanti dikasihkan ke orangtua," ungkap Dedi.
"Semoga rezekinya bapak semakin melimpah pak. Terima kasih banyak," tegas Ari.
"Salam buat orangtuanya ya," tutup Dedi.