Deretan Jenderal TNI Jadi Presiden RI, 1 Orang Punya Bintang Paling Banyak di Pundak
Berikut deretan Jenderal TNI yang menjadi Presiden Indonesia.
Estafet kepemimpinan dan kekuasaan telah diserahkan Joko Widodo kepada Prabowo Subianto. Kini, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi dilantik sebagai Presiden Indonesia dan Wakil Presiden Indonesia.
Pelantikan digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (20/10) kemarin.
- Semua Jenderal Bintang Empat Berdiri Gagah Temani Jokowi, Satu Darah Kopassus Segera Pimpin NKRI
- Sangar Dua Jenderal TNI Pamer Otot, Satu Darah Kopassus Eks Perisai Hidup Presiden
- Terungkap, Ini Sosok Jenderal TNI Usulkan Prabowo Jadi Bintang Empat ke Jokowi
- Sah Jadi Jenderal Bintang Empat, ini Potret Prabowo Subianto Kembali Kenakan Seragam Perwira Tinggi TNI
Dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia ini sekaligus menambah deretan Jenderal TNI yang berhasil menjadi orang nomor satu di Tanah Air. Sejak kemerdekaan Indonesia, sudah ada tiga sosok Jenderal TNI yang menjadi Presiden RI.
Bahkan, salah satu Presiden RI tersebut memiliki bintang paling banyak di pundaknya. Lantas siapa sajakah deretan Jenderal TNI yang menjadi Presiden Indonesia? Siapa sosok Jenderal TNI yang menjadi Presiden dengan bintang paling banyak di pundak?
Melansir dari berbagai sumber, Senin (21/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Soeharto
Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto merupakan Presiden Ke-2 Indonesia. Beliau dikenal sebagai sosok presiden dengan masa jabatan yang paling lama. Bagaimana tidak, Soeharto menjabat sejak tahun 1967 hingga tahun 1998. Ya, Soeharto telah memimpin bangsa Indonesia selama 32 tahun.
Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai penjabat presiden sebelum pada akhirnya diangkat menjadi Presiden RI. Soeharto juga dikenal sebagai sosok yang besar di dunia militer.
Hal itu sebagaimana latar belakang Soeharto dari lingkungan TNI Angkatan Darat. Sepak terjangnya di TNI pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah posisi strategis pernah diduduki oleh Soeharto sebelum dilantik menjadi Presiden Indonesia.
Soeharto pernah menjadi Panglima Angkatan Darat menggantikan Jenderal Ahmad Yani yang wafat dibunuh dalam tragedi G30S PKI. Saat menjabat sebagai presiden RI, Soeharto bersama dengan Panglima Besar Jenderal Sudirman dan Jenderal AH Nasution mendapat kenaikan pangkat menjadi jenderal besar dengan bintang lima di pundak.
Adapun rekam jejak militer Soeharto adalah sebagai berikut:
- Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1961-1965)
- Kepala Badan Intelijen Negara (1965-1966)
- Panglima Angkatan Darat (1965-1968)
- Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (1965-1969)
- Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (1968-1973)
- Menteri Pertahanan Keamanan Republik Indonesia (1966-1973)
Susilo Bambang Yudhoyono
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Ke-6 Indonesia. Dia menjabat sebagai Presiden Indonesia selama dua periode yaitu dari tahun 2004 hingga tahun 2009 dan dari tahun 2009 hingga tahun 2014. SBY telah memimpin bangsa Indonesia selama 10 tahun.
SBY juga dikenal sebagai Presiden pertama di era Reformasi yang terpilih melalui Pemilihan Umum secara langsung. SBY bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla saat itu terpilih dalam Pemilu Presiden 2004. Sejak era Reformasi dimulai, SBY menjadi Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa jabatannya selama 5 tahun. Dia kemudian berhasil terpilih kembali menjadi presiden RI untuk periode kedua pada pilpres 2009.
Sama seperti Soeharto, SBY juga berasal dari latar belakang dari lingkungan TNI Angkatan Darat. SBY bahkan menjadi lulusan terbaik AKABRI tahun 1973 sekaligus sebagai peraih penghargaan Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama.
Sepak terjangnya di TNI pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah posisi strategis pernah diduduki oleh SBY sebelum dilantik menjadi Presiden Indonesia.
Adapun rekam jejak militer SBY adalah sebagai berikut:
- Dan Brigif Linud 17 Kujang 1 Kostrad (1993–1994)
- Asops Kodam Jaya (1994–1995)
- Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995)
- Chief Military Observer United Nation Peace Forces (UNPF) di Bosnia-Herzegovina (1995–1996)
- Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya (1996-1997)
- Kepala Staf Teritorial (Kaster) TNI
Karier militernya selesai saat dia diangkat oleh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999. SBY kemudian mendapat anugerah pangkat kehormatan setingkat lebih tinggi menjadi Jenderal TNI (Hor). Bintang di pundak SBY pun bertambah menjadi empat.
Prabowo Subianto
Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo secara resmi telah dilantik menjadi Presiden Ke-8 Indonesia pada Minggu (20/10/2024) kemarin. Ia dilantik menggantikan Joko Widodo yang selesai usai memimpin Tanah Air selama dua periode atau 10 tahun.
Sebelum menjadi Presiden Indonesia, Prabowo telah terlebih dahulu menjabat sebagai Menteri Pertahanan di era Jokowi. Dilantiknya Prabowo ini sekaligus menambah deretan Jenderal TNI yang menjadi Presiden Indonesia.
Prabowo merupakan Presiden Indonesia ketiga yang memiliki latar belakang militer setelah Soeharto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Prabowo merupakan lulusan Akademi Militer (Akademi Militer Nasional) pada tahun 1974. Dia sebagian besar bertugas di Pasukan Khusus (Kopassus) hingga akhirnya ditunjuk untuk memimpin Komando Cadangan Strategis (Kostrad) pada tahun 1998. Prabowo selesai di militer dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Saat menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo dianugerahi pangkat kehormatan setingkat lebih tinggi menjadi Jenderal TNI (Hor) oleh TNI.
Sepak terjangnya di lingkungan TNI pun sudah tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah posisi strategis pernah diduduki oleh Prabowo Subianto sebelum dilantik menjadi Presiden Indonesia.
Adapun rekam jejak militer Prabowo Subianto adalah sebagai berikut:
- Prajurit Grup 1 Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) (1976-1985)
- Wakil Komandan Batalyon Infranteri Lintas Udara 328 (1985)
- Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (1991)
- Komandan Grup 3/Sandhi Yudha (1993)
- Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1995-1998)
- Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1998)