Hidup Miskin Sejak SD, Anak Yatim Penyadap Karet Kini Raih Jenderal Bintang 3 Polri Hingga jadi Orang Berpengaruh di KPK
Setelah menjadi perwira polisi, karier Firli di Korps Bhayangkara cukup moncer.
Hasil menyadap karet tersebut ditabung untuk dibelikan sepeda.
Hidup Miskin Sejak SD, Anak Yatim Penyadap Karet Kini Raih Jenderal Bintang 3 Polri Hingga jadi Orang Berpengaruh di KPK
Kisah hidup orang sukses tak selamanya mulus. Mereka terkadang menjalani masa lalu yang sulit dan pahit.
Seperti sosok berikut ini. Sejak kecil dia sudah merasakan getirnya kehidupan. Meski begitu, dia pantang menyerah demi meraih kehidupan yang lebih baik.
Pria asal Lontar, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan ini sejak kecil sudah ditinggal sang ayah meninggal. Oleh karena itu, dia harus menjalani hidup penuh dengan prihatin.
Saat SD, dia juga rela bekerja sebagai penyadap karet untuk membiayai sekolahnya. Hasil menyadap karet tersebut ditabung untuk dibelikan sepeda.
- Jenderal Bintang Dua Polisi Diapit Dua Perwira Muda Anak Mantan Kapolri
- Senyum Manis Ipda Bima Mukti Anak Jenderal Polisi Pose Bareng Orangtua, Kompak Pakai Batik sama Sang Ayah, Ibunya Berbaju Adat
- Aniaya Anak Perwira Polisi, Remaja di Bawah Umur Ditangkap Lalu Dihajar Brimob di Dalam Tahanan
- Terungkap, Cerita Polisi yang Ditembak mati Polisi Senior ke Orangtua dan Pacarnya sebelum Kejadian
Sosok bocah yang menjalani hidup penuh keprihatinan itu adalah Komisaris Jenderal Polisi (Purn.) Firli Bahuri.
Firli ketika duduk di bangku SMP sudah terbiasa berjalan ke sekolah sejauh 8 kilometer. Sebab di kecamatan tersebut hanya ada satu SMP. Pulang dari sekolah ia kemudian membantu ibunya di ladang.
Setelah lulus SMP, dia kemudian pindah ke Palembang untuk melanjutkan sekolahnya.
Kala SMA, Firli menjalani berbagai macam pekerjaan mulai dari berjualan cabai, jualan kue, menjadi tukang cuci mobil hingga berjualan spidol untuk membiayai sekolah dan kebutuhan hidupnya.
Setelah lulus SMA tahun 1982 hingga 1983, dia mencoba mendaftar seleksi Akpol (dulu AKABRI) tingkat pertama di daerah dan tingkat pusat di Magelang namun tidak lulus.
Kemudian mencoba lagi mendaftar pada tahun 1984 di ABRI dan lulus dengan pangkat Sersan II. Ia pertama kali ditugaskan di Polres Cibabat, Polda Jawa Barat.
Pada tahun 1990, Firli kembali mendaftar Akpol, dan hasilnya dinyatakan lulus.
Setelah Akpol, dia kemudian melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada tahun 1997.
Setelah menjadi perwira polisi, karier Firli di Korps Bhayangkara cukup moncer.
Berbagai jabatan pernah didudukinya, antara lain;
- Kepala Satuan III/Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (23—02—2005)
- Kepala Kepolisian Resor Kebumen (15—06—2006)
- Kepala Kepolisian Resor Brebes (14—06—2007)
- Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat (17—10—2009)
- Penyidik Utama Tingkat III Direktorat I/Keamanan dan Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri (19—05—2010)
- Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah (19—10—2011)
- Ajudan Wakil Presiden RI (03—09—2012)
- Wakil Kepala Kepolisian Daerah Banten (27—08—2014)
- Kepala Biro Pengendalian Operasi Staf Operasi Polri (31—12—2015)
- Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (12—12—2016)
- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (03—02—2017)
- Deputi Penindakan KPK (08—04—2018)
- Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (20—06—2019)
- Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri (08—11—2019)
- Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri (06—12—2019)