Ilmuwan Wanita Guru Besar di China Orangnya Luhut Dipanggil Prabowo, Sosoknya Bukan Kaleng-Kaleng Urus Makan Bergizi Gratis
Sosok ilmuwan dan guru besar di China yang dipanggil Prabowo Subianto.
Presiden terpilih Prabowo Subianto turut memanggil seorang Profesor dan Guru Besar Tsinghua University China, yakni Stella Christie ke kediamannya di Jalan Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Sebelumnya, Prabowo memang mengundang beberapa tokoh yang digadang-gadang akan menjadi menteri di kabinetnya. Pemanggilan tersebut dilakukan beberapa hari menjelang pelantikannya sebagai Presiden RI ke-8 pada 20 Oktober 2024 mendatang.
- Wanita Asal Indonesia Buka Makanan Gratis Jumat Berkah di China, Warga Muslim Antusias Cicipi Menu Nusantara
- Momen Hangat Prabowo Makan Malam Bareng Dua Saudara Wanita, Ulama Hingga Istri Dhani Beri Komentar
- Prabowo: Kalau Anak Kurang Gizi, Untuk Jadi Kuli Saja Kalah Sama Vietnam
- Prabowo Perluas Program Makan Siang Gratis, Guru Juga Dapat
"Saya orang Indonesia asli, saya menyelesaikan gelar S1 dari Harvard University, S2, dan S3 dari Northwestern University. Dan sekarang menjabat Guru Besar Tsinghua University. Sekian perkenalannya," kata Stella saat ditemui usai bertemu Prabowo, Rabu (15/10).
Kepada wartawan, Stella juga mengungkap jika dirinya merupakan seorang ilmuwan di bidang cognitive science. Meski begitu, dia tak mengungkap jelas terkait pemanggilan dirinya oleh Prabowo.
Diketahui, Stella Christie sendiri merupakan seorang ilmuwan asal Indonesia lulusan Harvard University dengan gelar Magna Cum Laude with Highest Honor tahun 2004.
Kemudian dia mendapat gelar pascasarjana dan doktoralnya di Northwestern University pada 2010. Sebelum menjadi guru besar di China, ia juga pernah menjadi guru besar di Swarthmore College, Amerika Serikat, dari 2012-2018.
Saat ini, Stella diketahui menjadi salah satu staf penasihat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.
Kepada merdeka.com, Stella mengungkap pertemuan awal dirinya dengan Luhut. Dia mengatakan, pertama kali berjumpa dengan sang menteri saat Luhut berkunjung ke Beijing, China.
Luhut juga merupakan orang yang memperkenalkan Stella kepada Prabowo Subianto. Sejak saat itulah dia menjadi ilmuwan 'pembisik' yang menganalisa tentang program makan bergizi gratis.
"Pak Menko melibatkan saya terhadap pendidikan dan termasuk memperkenalkan saya kepada pak Presiden terpilih pak Prabowo. Dan sejak saat itulah saya sangat menghargai kesempatan memberikan masukan-masukan sebagai ilmuwan," kata Stella.
"Saya sebagai ilmuwan yang saya sampaikan kepada beliau pastinya data. Dan saya sangat menghargai beliau sangat-sangat mau mendengarkan bukti-bukti ilmiah," tambahnya.
Di hadapan Prabowo, Stella mengaku telah menyampaikan presentasi berisi data-data yang mengungkap tentang manfaat dari makan bergizi gratis.
Dia sempat menuturkan kepada eks Jenderal Kopassus itu soal bagaimana pemberian makan bergizi gratis bisa membantu mencerdaksan anak-anak bangsa.
"Ternyata program makan gratis ini sudah dilakukan di beberapa negara maju. Waktu saya presentasi jadi saya ingin memperlihatkan apakah ada buktinya tidak. Ternyata ada buktinya penyediaan makan gratis untuk anak-anak itu meningkatkan prestasi belajar anak-anak," katanya.
Diketahui, jika makan bergizi gratis merupakan salah satu program unggulan di pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. Program ini terlihat semakin nyata setelah dibentuknya Badan Gizi Nasional.
Semula, Prabowo-Gibran selalu menggembar-gemborkan program ini dengan nama 'makan siang gratis'. Nama program tersebut kemudian berubah pada Mei 2024 menjadi 'makan bergizi gratis'.
Pemerintahan Prabowo sudah berencana mengalokasikan Rp71 triliun untuk program makan bergizi gratis (MBG) 2025. Anggaran itu masuk dalam anggaran pendidikan pada APBN 2025 yang dianggarkan Rp722,6 triliun.
Rencana awalnya program ini hanya akan diberikan kepada anak sekolah. Namun seiring dengan persiapannya, program MBG diperluas dengan menyasar anak di rumah dan ibu rumah tangga.
Program ini diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan gizi anak.