Ini Penampakan Batu Raksasa Nyaris Dilempar ke Nabi Muhammad SAW saat Hijrah ke Thaif
Salah satu riwayat menceritakan Nabi yang ingin melakukan dakwah di Thaif nyaris dilempar dengan sebuah batu raksasa yang sampai sekarang masih bisa disaksikan.
Sebelum hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad sempat mencari perlindungan dengan melakukan hijrah ke Thaif pada tahun 619 M.
Namun, kehadiran Nabi ke kota tersebut justru tidak mendapatkan sambutan baik dan ditolak mentah-mentah penduduk Thaif.
-
Apa warna kesukaan Nabi Muhammad SAW? Warna kesukaan Rasulullah SAW ternyata dijelaskan juga di dalam Al-Quran. Dalam surah Al Kahfi disebutkan jika warna kesukaan Rasulullah adalah hijau.
-
Siapa kucing peliharaan Nabi Muhammad SAW? Secara singkat, Muezza adalah salah satu kucing yang dianggap istimewa dalam agama Islam. Mengapa istimewa? Karena Muezza adalah hewan peliharaan Nabi Muhammad SAW yang sangat disayangi oleh Rasulullah.
-
Kenapa penting mengetahui silsilah Nabi Muhammad SAW? Sebagai umat Islam, penting mengetahui silsilah dan garis keturunan Nabi Muhammad SAW.
-
Bagaimana cara umat Islam meneladani Nabi Muhammad SAW? Mengikuti sunah Rasul adalah cara terbaik untuk meneladani Nabi Muhammad SAW dalam segala hal. Umat Islam harus berusaha untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan sunah Rasulullah SAW.
-
Kapan Nabi Muhammad SAW lahir? Berdasarkan catatan beberapa buku sejarah, Nabi SAW lahir tanggal 12 Rabi’ul tahun Gajah atau bertepatan dengan 20 April 571 M.
Bahkan, salah satu riwayat menceritakan Nabi yang ingin melakukan dakwah di Thaif nyaris dilempar dengan sebuah batu raksasa yang sampai sekarang masih bisa disaksikan. Simak ulasannya.
Hijrah ke Thaif
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Mengutip dari buku Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri menuliskan bahwa sebelum ke Madinah, Nabi Muhammad pernah melakukan perjalanan hijrah ke kota Thaif yang berjarak 60 mil dari kota Makkah.
Nabi berjalan kaki menuju ke Thaif dan ditemani oleh pembantunya yaitu Zaid bin Haritsah. Tujuannya adalah untuk mencari perlindungan dari serangan Quraish Makkah dan berharap penduduk di Kota Thaif bisa memeluk Islam.
Selain itu, jarak yang tidak terlalu jauh dari Mekkah juga menjadi salah satu alasan mengapa Nabi memutuskan untuk berhijrah ke kota tersebut.
Ditolak Penduduk Thaif
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Namun, bukan sambutan hangat yang diterima oleh Nabi. Ia justru dihadapkan pada situasi yang tidak baik. Nabi ditolak dan mendapatkan perlakuan yang kasar dari penduduk Thaif.
Setiap pemuka masyarakat yang ditemui, Nabi pasti mengajaknya untuk berbicara dan memberikan perlindungan kepada Nabi dengan menerima Islam. Namun, tidak ada satupun yang menerimanya.
Bahkan dalam riwayat yang sama dikatakan bahwa salah satu penduduk Thaif mengatakan “Usir orang ini dari negri kita dan kerahkan semua rakyat untuk memperdayainya,”
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Nyaris Dilempar Batu Raksasa
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Perlakuan penduduk Thaif kepada Nabi Muhammad dan Zaid tidak hanya berupa ucapan yang menyakitkan. Mereka juga melakukan tindakan kekerasan sebagai bentuk penolakan dan ketidaksudiannya ikut dengan agama baru tersebut.
Nabi dikepung oleh penduduk setempat dan dilempari batu dan kata-kata yang tidak semestinya diucapkan. Nabi kemudian mengalami luka dan berdarah di bagian tumit di kakinya.
Selain itu, dalam sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Alman Mulyana terlihat sebuah batu raksasa yang hendak digunakan oleh penduduk Thaif untuk melempar Nabi yang sedang beristirahat.
Penampakan Batu Raksasa
©2023 Merdeka.com/youtube.com/almanmulyana
Batu itu berada di atas bukit yang cukup tinggi di pinggiran kota Thaif. Batu tersebut berukuran sangat besar dan tampak sangat jelas jika dilihat dari jalanan kota.
Dikatakan bahwa saat itu Nabi sedang beristirahat di pinggir jalan dan penduduk Thaif yang berada di atas bukit, hendak melemparkan sebuah batu raksasa dari atas bukit.
Tentang Kota Thaif
Nama Thaif sendiri diambil dari keberadaan pagar atau tembok yang mengelilingi kota tersebut. Kota Thaif memiliki sumber air yang melimpah, tanah yang subur, pepohonan yang berbuah lebat sehingga di kota itu banyak pembuatan khamr atau minuman anggur.
Kota Thaif dihuni oleh orang-orang kaya dan para pemuka kaum Quraisy yang membangun istana-istana di sana. Namun, orang kaya yang tinggal di Kota Thaif dikenal gemar melakukan perbuatan riba, zina, dan meminum khamr.
Di zaman Rasulullah SAW, orang-orang di Kota Thaif yang berasal dari suku Bani Tsaqif bermusuhan dengan kaum Quraisy dalam bidang spiritual dan sosial politik. Kota Thaif pada saat itu menjadi tempat penyembahan Lata, yaitu patung yang disembah dan dijadikan tujuan ritual tahunan.
Sementara itu, kaum Quraisy memandang patung Lata sebagai pesaing patung Hubal atau patung milik kaum Quraisy yang paling besar. Keadaan penduduk kota Thaif kurang lebih hampir sama dengan penduduk Quraisy yang menyembah patung.
Hal tersebut membuat Rasulullah SAW memilih Kota Thaif sebagai tujuan dakwahnya setelah ia dihina dan mendapat kekerasan dari kaum Quraisy di Makkah.