Megawati Tangisi Tasdi, Mantan Sopir Truk jadi Bupati Lalu Masuk Bui
Megawati tangisi Tasdi mantan sopir yang menjadi Bupati lalu masuk bui.
Megawati Soekarno Putri sempat menangisi Tasdi pada momenHUT PDIP ke-50 beberapa waktu lalu.
Tasdi merupakan mantan sopir truk yang menjadi Bupati karena dicintai rakyat. Namun, Tasdi terkena kasus suap Proyek Islamic Center hingga membuatnya masuk bui dengan vonis 7 tahun penjara.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Kenapa Megawati menunjuk Pramono Anung sebagai Cagub? Rano pun sempat menganalisi di balik keputusan Mega menunjuk Pramono yang menjabat sebagai Seskab di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, sebelum ada pengumuman bisik-bisik di PDIP yang mencuat nama Anies Baswedan dan Basuki T Purnama.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Siapa pacar Megawati Hangestri? Dalam unggahannya itu, ia menandai akun bernama Dio Novandra yang merupakan kekasihnya.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Bagaimana cara SBY menggambarkan pertemuan dengan Megawati? "Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," tulis SBY di akun twitter resminya, Senin (19/6).
Melansir dari berbagai sumber, Kamis (12/1), simak ulasan informasinya berikut ini.
Megawati Tangisi Tasdi
Pada HUT PDIP, Megawati sempat menangis saat menceritakan Tasdi, mantan sopir truk yang bisa menjadi Bupati karena dicintai rakyat.
©2023 Merdeka.com
"Kaya gini saja mau nangis tuh," ujar Megawati ingin menangis.
"Ada sopir truk, dia bisa jadi Bupati karena dicintai rakyat. Namanya Tasdi," paparnya.
Adanya Ikatan
Menurutnya, hal itu terjadi karena ada ikatan atau bonding. Megawati juga mengatakan jika mereka yang hadir tidak bisa mengerti yang dirinya maksud, jangan ada di PDIP.
"Itu bonding ya," katanya.
"Jadi kamu kalau tidak bisa mengerti yang Ibu maksud, jangan ada di PDI Perjuangan. Jangan, lebih baik pindah, keluar. Karena di kita yang diperlukan adalah sehati," lanjutnya.
"Jadi makanya kenapa yang namanya ini tadi genggam tangan persatuan, itu kalau nggak bonding rasanya ya anyem," tutupnya.
Jadi Bupati Lalu Masuk Bui
Tasdi yang dibahas oleh Megawati merupakan Bupati Purbalingga yang sudah dinonaktifkan. Tasdi dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara karena terbukti menerima gratifikasi. Dia juga dikenakan denda Rp300 juta subsider empat bulan penjara.
©2018 Merdeka.com/Dwi Narwoko
"Menjatuhkan pidana penjara tujuh tahun dan denda Rp 300 juta. Jika tidak dibayar, diganti dengan pidana pengganti 4 bulan penjara," kata Ketua Majelis Hakim Antonius Widijantono dalam amar putusannya, di Semarang, Rabu (6/2/2019).
Bupati Purbalingga periode 2016-2021 itu dianggap melanggar pasal Pasal 12 huruf a dan Pasal 12 B ayat 1 Undang-undang Pemberantasan Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 juncto Pasal 65 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
Vonis tersebut, menurut hakim karena seluruh unsur yang didakwakan terhadap politisi PDIP itu telah terpenuhi. Seperti unsur penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji serta unsur menerima gratifikasi selama menjabat sebagai kepala daerah.
Hadiah atau janji diterima Tasdi dalam proyek pembangunan Islamic Center tahap II Purbalingga. Selaku bupati, Tasdi menerima uang suap Rp 500 juta saat memenangkan lelang perusahaan yang diberi oleh Hamdani Kosen melalui Librata Nababan. Sementara gratifikasi diterima Tasdi dari sejumlah pihak. Mulai dari para bawahannya di Pemkab Purbalingga hingga kalangan pengusaha.
"Dalam kurun waktu tahun 2017-2018 terdakwa telah menerima gratifikasi sebesar Rp 1,19 miliar," tutur hakim.