Pantun Lucu 4 Baris yang Bisa Disampaikan pada Kerabat saat berkumbul, Dijamin Bikin Ngakak
kumpulan pantun lucu 4 baris yang bisa menghibur kerabat di momen berkumpul.
kumpulan pantun lucu 4 baris yang bisa menghibur kerabat di momen berkumpul.
Pantun Lucu 4 Baris yang Bisa Disampaikan pada Kerabat saat berkumbul, Dijamin Bikin Ngakak
Pantun lucu 4 baris bisa jadi alternatif untuk mencairkan suasana saat tengah berkumpul dengan kerabat dekat.
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang umumnya memang terdiri dari 4 (empat) baris dengan pola a-b-a-b atau a-a-a-a.
Berikut merdeka.com membagikan contoh pantun lucu 4 baris dilansir dari berbagai sumber, Selasa (23/1/2024):
-
Apa yang sedang trend di pantun Banjar? Ada beragam pantun Banjar lucu tentang kehidupan sehari-hari.
-
Kenapa pantun lucu Bahasa Jawa dianggap trendi? Ada banyak pantun lucu yang bisa membuat Anda tertawa ngakak dan lepas. Keceriaan ini akan semakin berkesan apabila Anda membaca pantun lucu dalam bahasa daerah, khususnya bahasa Jawa.
-
Kapan pantun lucu banget mulai populer? Meskipun telah berusia ratusan tahun, kepopulerannya tidak pudar, terutama di kalangan masyarakat Melayu dan Indonesia.
-
Model celana panjang apa yang sedang populer di kalangan selebriti wanita? Setiap tahun, tren dalam model celana wanita sering kali berubah-ubah. Berikut adalah beberapa inspirasi model celana panjang yang populer di kalangan selebriti wanita.
-
Apa tren fashion yang sedang digandrungi saat ini? Motif satu ini memang sedang jadi tren berkain saat ini.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun nasihat? Seperti namanya, contoh pantun nasihat merupakan salah satu jenis pantun yang ada dalam khasanah puisi lama. Tidak bisa dipungkiti, pantun merupakan bagian dari sastra Nusantara ini juga menjadi bagian dari kekayaan budaya.
Pantun Lucu 4 (empat) Baris
1. Anjing bermain dengan tali,
Kera duduk membaca koran.
Bagaimana hati tak geli,
Kepala botak suka sisiran.
Mereka bebas hatinya senang.
Badan kurus kurang makan,
Kalau ditiup goyang-goyang.
3. Nemu gelang di pekarangan,
Tapi gelang sudah karatan.
Siapa nyampah sembarangan,
Pasti pacarnya orang utan.
4. Jalan-jalan ke pinggir empang,
Nemu katak di pinggir empang.
Hati siapa tak bimbang,
Kamu botak minta dikepang.
5. Pak Tegus pergi ke Bali,
Melihat bule sedang menari.
Aduh pantas kau bau sekali,
Kau belum mandi enam hari.
6. Burung glatik,
Lagi hinggap di batu.
Kamu memang cantik,
Tapi kok badannya bau.
7. Good morning,
Selamat pagi.
Gigi kuning,
Ga pernah gosok gigi.
8. Ada So'imah,
Megang kayu.
Terus masalah.
Buat you?
9. Meler-meler ingus keteter,
Sampai sakit di kepala.
Hati-hati sering teler,
Bikin kamu meninggal dunia.
Rasanya enak tiada tara.
Awas cowok pandai menggoda,
Diam-diam watak buaya.
11. Jika sudah namanya cinta,
Hati suka berbunga-bunga.
Kalau sudah terbawa suasana,
Senyum sendiri kayak orang gila.
12. Hujan rintik ada payung,
Payung terbang entah kemana.
Anda bingung saya pun bingung,
Eh ini pantun maksudnya apa?
13. Emak nyapu pakai sapu lidi,
Sudah lapar makan apa pun jadi.
Tak ada kerja nganggu pun jadi,
Tak ada gigi ompong pun jadi.
14. Sungguh berat sekali besi,
Diangkat oleh Ayahanda.
Tinggal siapkan piring sebiji,
Mari kita makan bersama.
15. Ada buah di tangan,
Pagi sudah hilang kosong.
Ada si bujang yang sedang berlarian,
Karena dengar anjing menggonggong.
16. Kue pukis,
Buah mangga.
Semuanya manis,
Silakan dicoba.
17. Siang makan kecut-manis,
Ini dia yang mama tunggu.
Ada si gadis berparas manis,
Tapi sayangnya sesosok hantu.
17. Banyak sekali indahnya karang,
Panorama bulan terang benderang.
Habis uang terbitlah utang,
Tak sanggup bayar pukulan melayang.
18. Banyak sekali jenis sayuran,
Andai bisa jadi makanan ringan.
Dipalak orang ditengah jalan,
Kandaslah dompet kosong di genggaman.
19. Adik pelihara ikan sapu-sapu,
Mengumpat ia ke tepian.
Berfoya-foya terlebih dahulu,
Dikejar rentenir kemudian.
20. Pohon hijau daun rindang,
Enak sekali mata memandang.
Ada uang abang kusayang,
Gak ada uang abang ditendang.
Melihat mawar merah sekali.
Sungguh diriku malu sekali,
Terciduk sedang mengompol di pinggir kali.
22. Bagai jarum dalam jerami,
Bagai nasib Siti Nurbaya.
Bagai batu di tepi kali,
Bagaimana lagi ya selanjutnya?
23. Kertas ini sungguh ringan,
Basah terkena kuah bakso.
Swadaya sudah tidak zaman,
Karna sekarang zamannya swafoto.
24. Rambut memiliki kutu,
Ingin aku gosok pakai batu.
Ada gajah di mata aku,
Gajahnya itu ialah kamu.
25. Sungguh indah terangnya bulan,
Melihat dari pelabuhan Merak.
Melihat langit tanpa awan,
Bagaimana sih? Jadi pantun tidak?
26. Bocah kecil suka bermain,
Mainannya boneka musang.
Jangan suka bergantung pada orang lain,
Apalagi bergantung sambil makan pisang.
27. Keluarga besar banyak anak,
Salah satu anak namanya Wawa.
Bersikaplah mirip kuntilanak,
Senang duka selalu tertawa.
28. Pagi hari minum jamu,
Biar kuat, banyak tenaga.
Janganlah menuntut ilmu,
Karena ilmu tidak bersalah.
Beredar mari diiring bangsi.
Alangkah untungnya gagak di bandar,
Setiap hari meminum Pepsi.
30. Jalan-jalan ke pinggir empang,
Nemu katak di pinggir empang.
Hati siapa tak bimbang,
Kamu botak minta dikepang.
31. Makan nasi sayurnya kangkung,
Ke pasar malam naik komidi putar.
Mandirilah mirip jelangkung,
Datang nggak dijemput, pulang nggak diantar.
32. Jangan suka cemberut,
Jangan suka khawatir.
Itu suara kentut,
Bukan suara petir.
33. Anak beruang di hutan gelam,
Panjang langkahnya berjalan laju.
Mengapa keluang terbang malam?,
Karena badannya tidak berbaju.
34. Ke SPBU membeli bensin,
Bensin bagus di Pangandaran.
Menahan diri agar tak bersin,
Malah kentut tak tertahankan.
Nakhoda mengacungkan jempol.
Adik menangis lalu tertawa,
Melihat kakak masih mengompol.
36. Pergi memancing ke tepi rawa
Ada belut nyangkut di samsak
Sakit perut gara-gara tertawa
Lihat kucing duduk berbedak
37. Duduk di atap si kucing betina
Tak hentinya mengeong-ngeong
Kulihat wanita cantik jelita
Malang melanda punggungnya bolong
38. Dari lurah meniti tali
Tali bilah sebesar jari
Sudah merah inai di jari
Sayangnya nikah tak jadi
39. Emak nyapu pakai sapu lidi
Sudah lapar makan apa pun jadi
Tak ada kerja, nganggur pun jadi
Tak ada gigi, ompong pun jadi
40. Ambil sabut kelapa puan
Bunyi merencing tambur dan gendang
Adakah patut lakumu tuan
Memasang pancing di tengah padang?
41. Banyak sekali indahnya karang
Panorama bulan terang benderang
Habis uang terbitlah utang
Tak sanggup bayar pukulan melayang
42. Anak Jawa pulang ke Jawa
Sampai di Jawa berjual ragi
Tuan ketawa, saya ketawa
Sama-sama tak ada gigi
43. Pohon hijau daun rindang
Enak sekali mata memandang
Ada uang, Abang kusayang
Nggak ada uang, Abang kutendang
44. Burung terbang memakai topi
Terbawa ke awan seperti mimpi
Tertawa hari karena geli
Melihat kuda asyik bernyanyi
45. Adik pelihara ikan sapu-sapu
Mengumpat ia ke tepian
Berfoya-foya terlebih dahulu
Dikejar rentenir kemudian