Potret Salon Jadul Milik Lansia 75 Tahun, Pernah Jadi Langganan Polisi Belanda Pangkas Rambut
Berikut potret salon jadul milik lansia 75 tahun yang pernah jadi langganan polisi Belanda zaman dulu.
Berikut potret salon jadul milik lansia 75 tahun yang pernah jadi langganan polisi Belanda zaman dulu.
Potret Salon Jadul Milik Lansia 75 Tahun, Pernah Jadi Langganan Polisi Belanda Pangkas Rambut
Salon bagi banyak orang menjadi tempat untuk merias diri atau sekedar memperbaiki gaya rambut agar lebih necis.
Peralatan yang canggih hingga pelayanan yang terbaik tentu menjadi salah satu hal penting bagi seseorang memilih salon untuk dikunjungi.
- Merem Melek, Momen Moro Kogoya Panglima Perang Suku Dani saat Creambath di Salon Bareng Anggota Kopassus
- Potret Modis Sarwendah di Korsel Usai Check Up Operasi Plastik dan ke Salon, Malah Dikira Inul Daratista oleh Netizen
- Potret Rumah Tompi yang Super Luas dan Estetik Bak Galeri Seni, Dijamin Bikin Melongo
- Potret Lawas Lucinta Luna saat Masih Kerja di Salon, Penampilannya Beda Banget Sama Sekarang
Namun berbeda dengan yang ada di sebuah salon tua yang berada di tengah Kota Surabaya.
Salon tersebut konon telah berdiri sejak 1978 dan sampai saat ini masih tetap eksis berdiri.
Meski tak seramai salon modern saat ini, salon tua tersebut masih tetap melayani pelanggan meski tak menentu jumlahnya.
Apalagi pemilik salon tersebut kini telah berusia lanjut dan kondisi fisiknya sudah tak mumpuni.
Seperti apa potret salon tersebut? Melansir dari akun TikTok maria.oldiest, Jumat (10/5) berikut informasinya.
Beauty Salon "Yunita" merupakan salon yang dimiliki seorang wanita lansia berusia 75 tahun yang kini masih eksis di Kota Surabaya sejak zaman dulu.
Lansia tersebut telah mendirikan salon sejak tahun 1978 dan sampai saat ini ia masih tetap membuka bersama sang suami.
Menurut kisah yang dibagikan, salon tersebut menjadi primadona bagi para anggota polisi yang bertugas di seberang salon.
Dahulu kantor polisi itu juga dijadikan markas polisi Belanda. Para polisi yang hendak memangkas rambut 'cepak' pasti datang ke salon tersebut.
Pada masa jayanya, pemilik salon sampai rela menunda untuk menutup salon tersebut demi menuntaskan pelanggan yang datang.
Sekarang kondisi telah berubah. Dahulu pelanggan yang datang tak dapat dihitung, namun kini bisa dihitung jari.
Sosok lansia yang akrab disapa "Oma" tersebut bukanlah sembarang pemangkas rambut.
Oma memiliki 5 penghargaan bergengsi dan sertifikasi keahlian.
Totalitasnya tersebut tak lain karena cita-citanya menjadi ahli pangkas rambut sejak kecil. Meski tak lagi muda, Oma tetap gigih bekerja memangkas rambut.
Kendala fisik yang tak lagi prima hingga postur tubuhnya yang membungkuk akibat keseleo seakan tak menghentikan semangatnya.
Bersama sang suami, Oma bertekad tetap membuka salon hingga akhir hayatnya.
Ia memiliki dua orang putri yang kini telah berkeluarga. Namun keduanya tidak bisa melanjutkan bisnis Oma dalam mengelola salon.
Alhasil ia menawarkan barang-barang tuanya untuk dijual ke orang lain lantaran ia tak lagi mampu merawat barang-barang tersebut.
Tak hanya peralatan salon, Oma juga rela menjual furniture tua di rumahnya karena tidak ada lagi yang merawatnya.
Padahal furniture tersebut teruat dari kayu jati yang terilang kuat dan bagus.
Ia pun menawarkan barang tersebut dengan harga Rp1 juta hingga Rp4 juta.
Salon Oma masih memiliki banyak peralatan pangkas rambut tua yang masih digunakan. Para pelanggan yang datang seakan dibuat nostalgia bila datang ke salon tersebut.
Bila tertarik datang, salon tersebut dibuka pada pukul 7.30. Letaknya berada di Jl. Merpati No 3, Krembangan, Kota Surabaya.