Semua Alat Diduga untuk Kabur dari Lapas IIA Yogya Disita, Rupanya Barang Tak Terduga
Dilaksanakan kegiatan Apel Siaga bersama APH (Aparat Penegak Hukum) di Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Kamis (23/12). Dalam kesempatan itu, ditunjukkan pula sejumlah barang bukti yang berhasil disita di dalam Lapas. Yang diduga mampu memicu perkelahian dan dijadikan sebagai alat untuk kabur.
Menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2022 (nataru), Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Yogyakarta, Soleh Joko Sutopo bekerja sama dengan TNI dan Polsek Pakualaman.
Mereka melakukan razia dan deteksi dini di Rutan Jogja tersebut. Guna mencegah terjadinya tindak kekerasan, sekaligus pemberantasan narkoba di dalam Lapas.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
-
Di mana lapisan es terluas di bumi berada? Lapisan es di Greenland dan Antartika menyimpan sekitar 68% dari seluruh air tawar di dunia, meskipun sedang mengalami pencairan akibat pemanasan global.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Apa saja yang dilarang untuk dibungkus dengan lakban secara berlebihan? Ada pun barang-barang yang dilakban secara berlebihan oleh jemaah antara lain mi instan, baju, sandal hingga makanan kering.
-
Kapan Hasjim Ning lahir? Lahir pada 22 Agustus 1916, Hasjim memang dikenal sebagai pengusaha dengan julukan Raja Mobil Indonesia.
Dilaksanakan kegiatan Apel Siaga bersama APH (Aparat Penegak Hukum) di Lapas Kelas IIA Yogyakarta, Kamis (23/12). Dalam kesempatan itu, ditunjukkan pula sejumlah barang bukti yang berhasil disita di dalam Lapas. Yang diduga mampu memicu perkelahian dan dijadikan sebagai alat untuk kabur.
Sekaligus mengumumkan rencana remisi yang akan diterima oleh 20 warga binaan pemasyarakatan (WBP) atau narapidana yang layak. Kabar bahagia ini akan disampaikan saat perayaan natal di hari Sabtu, 25 Desember 2021.
Simak ulasannya berikut ini.
Deteksi Dini Jelang Nataru
Soleh Joko Sutopo belum lama ini dilantik sebagai Kepala Lapas IIA Yogyakarta, pada Selasa (13/12) lalu. Program pertamanya jelang nataru, melakukan deteksi dini di kawasan para warga binaan pemasyarakatan atau narapidana.
©2021 Merdeka.com
"Kami bekerja sama dengan Danramil dan dari Polsek Pakualaman. Melakukan Apel Siaga, sebagai antisipasi menghadapi natal dan tahun baru. Jadi kami di Lapas IIA Yogyakarta melakukan deteksi dini," kata Soleh.
Menurut Soleh, perlu dibangkitkan jiwa lembaga pemasyarakatannya. Sehingga tidak diperbolehkan adanya handphone dan narkoba di Lapas Wirogunan.
"Komitmen kami dalam pemberantasan narkoba. Baik itu peredaran HP di sini, maupun narkoba salah satunya dengan razia pada hari ini. Dilihat dari sini (barang bukti), tidak ada (narkoba) di sini," sambungnya.
Semua Alat Memicu Kabur dan Kekerasan Disita
©2021 Merdeka.com
Usai apel pagi, Kalapas Soleh bersama perwakilan dari TNI dan Polsek Pakualaman menunjukkan sejumlah barang yang berhasil disita.
Ditemukan di dalam kamar WBP, batu, kayu, paku, sabuk, muntu kayu, cobek, botol yang diikat, alat cukur hingga sendok. Berbagai barang yang bisa memicu aksi kekerasan atau dijadikan alat untuk kabur.
"Barang-barang yang nantinya bisa memicu gesekan untuk terjadinya gangguan keamanan. Termasuk cukuran kita kasih satu, kalau lebih dari itu kita ambil. Barang keras ini (besi dikikir, batu) bisa untuk menusuk, melempar. Barang dari besi juga kita ambil, karena bisa digantikan jadi pisau," papar Soleh.
Hingga saat ini masih akan dilakukan pemeriksaan, asal WBP mendapatkan barang tersebut. Lantaran selama pandemi sekira 2 tahun, tidak ada kunjungan dari luar.
"Belum ada kunjungan secara langsung. Karena pandemi Covid, masih kunjungan secara online. Jadi kita menyiapkan ruang khusus untuk videocall dengan keluarga," imbuhnya.
Remisi Sebagai Hadiah Nataru
Sebagai hadiah dan hak WBP, pada hari natal akan ada 20 penghuni Lapas yang menerima remisi. Dari total keseluruhan napi nasrani, terdapat 7 orang yang gagal mendapatkan remisi.
Remisi atau potongan hukuman dengan rincian, yakni 3 orang menerima 15 hari, 13 orang dengan 1 bulan, 1 orang menerima 1 bulan 15 hari, dan seorang lagi potongan 2 bulan.
Rincian data remisi di Lapas IIA Yogyakarta ©2021 Merdeka.com
"Kita akan memberikan (remisi) pada tanggal 25 Desember. Apakah akan tetap 20 WBP nasrani, ataukah nanti ada kejadian yang tidak kita harapkan. Ketika dia melanggar, maka hak-haknya dicabut, termasuk pemberian remisi itu tadi," ujar Soleh.
Pemberian remisi akan diumumkan di gereja di dalam Lapas usai perayaan natal bersama. Namun jumlah WBP penerima remisi dapat berubah. Jika mendadak melakukan tindakan kekerasan atau hal lain yang bisa membuat remisinya dibatalkan, sebelum tanggal 25 Desember.
"Setelah pemberian remisi akan tetap ada peringatan natal untuk mereka, internal di gereja. Kita ada kerja sama juga dengan gereja luar, karena maksimal kita batasi 30 orang. Supaya WBP bisa tetap merasakan hari raya natal," pungkasnya.