2 Sirkuit Surabaya-Balaraja 500 kV perkuat kelistrikan Jawa-Bali
Pembangunan dua sirkuit baru ini dibangun dengan anggaran internal perseroan. Total biaya yang dibangun PLN adalah sebesar Rp 514 miliar.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapatkan tambahan dua sirkuit Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 kilovolt (kV) Suralaya-Balaraja. Sirkuit ini sendiri dibangun diatas lahan seluas 1 hektar.
Saluran transmisi ini merupakan tambahan dua sirkuit dari tiga sirkuit transmisi yang sudah ada di Suralaya-Balaraja. Secara keseluruhan, lima sirkuit saluran transmisi itu berfungsi menyalurkan data dari pusat-pusat pembangkit listrik di Suralaya menuju pusat beban di Jakarta dan kawasan-kawasan industri di Banten.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Dimana PLN ingin menyediakan akses listrik yang merata? “Ini adalah bentuk dukungan PLN terhadap program yang dirancang oleh Pemerintah. PLN ingin semua masyarakat dapat menikmati listrik, sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat bisa meningkat," ucap Darmawan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
Direktur Regional Jawa Bagian Barat, Murtaqi Syamsuddin mengatakan tambahan sirkuit ini menjadi sangat penting bagi kelistrikan di wilayah Jawa-Bali.
"Ini akan memperkuat tulang punggung jaringan sistem Jawa - Bali karena akan meningkatkan keandalan penyaluran listrik dari pusat pembangkit Suralaya yang saat ini berkapasitas 4000 MW," ujar Murtaqi di Balaraja, Banten, Kamis (10/11).
"Dua sirkit transmisi ini juga akan meningkatkan kapasitas penyaluran dari pembangkit-pembangkit besar di kawasan Suralaya ke Jakarta hingga mencapai 5.500 MW," tambahnya.
Pembangunan dua sirkuit baru ini dibangun dengan anggaran internal perseroan. Total biaya yang dibangun PLN adalah sebesar Rp 514 miliar. "Dua sirkit yang baru saja dioperasikan ini melalui rute sepanjang 68 KM. Jumlah tower penyangga jaringan sebanyak 172 unit. Pembangunan saluran transmisi ini sepenuhnya dilaksanakan oleh kontraktor-kontraktor nasional," tuturnya.
Pembangunan saluran transmisi ini sendiri sudah dirintis sejak 2008 dan baru bisa diselesaikan pada hari ini. Murtaqi menjelaskan, pembebasan lahan, pembebasan jalur serta pesoalan teknis dan sosial dalam masa konstruksi, telah membuat pembangunan SUTET ini memerlukan waktu yang cukup lama.
"Tetapi akhirnya bisa diselesaikan. Pembangunan infrastruktur transmisi memang perlu waktu dan banyak tantangan. Karena itu dukungan semua pihak bagi sangat diperlukan oleh PLN," tandasnya.
Murtaqi menambahkan, dua sirkuit SUTET Suralaya-Balaraja tambahan ini nanti akan berfungsi sebagai saluran untuk evakuasi daya dari Pembangkit IPP sebesar 600 MW, yang dikembangkan oleh PT Listrik Banten Energi. Pembangkit ini akan beroperasi pada awal tahun 2017, dan akan menjadi PLTU besar program 35.000 MW yang pertama beroperasi.
Selanjutnya, untuk dapat menyalurkan daya dari IPP Jawa 7 2.000 MW dan Jawa 5 2.000 MW, PLN harus membangun lagi tambahan 2 sirkuit SUTET yang akan ditarik dari Suralaya menelusuri pantai utara Jawa kearah Lontar dan diteruskan ke Jakarta. Tersambung dengan 'Looping' SUTET 500 kV Jakarta yang sekarang ini sedang dimulai pembangunannya.
Baca juga:
Program listrik untuk rakyat miskin telah sentuh 2.074 rumah tangga
Bos Bappenas sayangkan RI jadi pasar ekspor listrik dari Malaysia
Bos Bappenas: Indonesia punya potensi ekspor energi listrik
KEIN: Indonesia akan alami krisis listrik di 2018
PLN: Malaysia masih akan suplai listrik Kalbar di 2017
Ungkapan syukur masyarakat Papua usai PLN terangi wilayahnya
Hari Listrik Nasional, dua kabupaten Papua nikmati listrik PLN