35 Persen apartemen di Stasiun Juanda dihuni masyarakat berpenghasilan rendah
Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan prosesi groundbreaking pembangunan rumah susun yang berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Juanda, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rini mengatakan 35 persen TOD Stasiun Juanda akan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno melakukan prosesi groundbreaking pembangunan rumah susun yang berkonsep Transit Oriented Development (TOD) di Stasiun Juanda, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Rini mengatakan 35 persen TOD Stasiun Juanda akan diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Luas hunian per unit TOD rencananya akan dibangun dengan besaran 32 meter persegi dengan harga penawaran ditargetkan senilai Rp 7 juta per meter persegi.
"Jadi masyarakat berpenghasilan rendah harus dapat sediakan minimal 30 persen ternyata disini sampai 35 persen dan insya Allah lebih baik lagi. Dengan harga yang memadai tetapi kualitas baik," ujar Rini saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta, Selasa (10/10).
Rini menegaskan besaran bangunan seluas 32 meter persegi per unit cukup memadai untuk menampung satu keluarga. Luasan yang sama juga akan diterapkan di unit-unit hunian TOD lain.
"Pembandingnya kalau 22 meter persegi itu kurang nyaman untuk sekeluarga, kalau 32 meter persegi itu bisa ada 2 kamar. Ini yang didorong terus ditiap ada pembangunan TOD harus ada MBRnya," jelasnya.
Rini mengatakan area TOD Stasiun Juanda nantinya akan dilengkapi dengan bangunan area komersial. Di mana, sistem penyewaannya akan diatur oleh PT Pembangunan Perumahan (PP) sebagai operator pembangun TOD dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pemilik lahan.
"Nanti bukan hanya ada yang dijual, tapi ada komersial areanya yang disewakan. Nanti itu business to business antara PP dan KAI," jelasnya.
Sebagai informasi, TOD Stasiun Juanda akan dibangun dalam dua tower yang akan menampung sebanyak 627 unit hunian di atas Iahan seluas 5.903 meter persegi. Pembangunan tersebut diperkirakan akan menelan investasi sebesar Rp 300 miliar.
-
Siapa yang memimpin Rumah BUMN BRI Yogyakarta? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Siapa yang mengelola Rumah BUMN Yogyakarta? Tentang Rumah BUMN Yogyakarta (RuBY) Koordinator Rumah BUMN Yogyakarta, S. Condro Rini, menjelaskan bahwa Rumah BUMN Yogyakarta (RuBY) yang dikelola Bank BRI ini sudah berdiri sejak tahun 2017.
-
Di mana lokasi Rumah BUMN Yogyakarta? RuBY terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Kec. Gondokusman, Kota Yogyakarta.
-
Apa yang dilakukan Rumah BUMN BRI untuk membantu UMKM? Rumah BUMN dengan supervisi BRI itu menjadi percontohan untuk Rumah BUMN yang disupervisi BUMN lainnya, karena BRI memang yang paling nyata dekat dengan UMKM,” ujarnya.
-
Di mana Rumah BUMN Yogyakarta (RuBY) berada? Jadi, untuk Anda yang tertarik bergabung bisa langsung datang ke Rumah BUMN Yogyakarta yang terletak di Jalan Sagan Timur No. 123, Kec. Gondokusman, Kota Yogyakarta.
Baca juga:
BUMN bangun apartemen di samping Stasiun Juanda senilai Rp 300 miliar
Produk senjata dilirik banyak negara, Pindad pede target pendapatan Rp 2,7 T tercapai
Jadi pengguna gas bumi kini tinggal pakai aplikasi PGN Mobile
ITDC target raup 30.000 pengunjung selama Nusa Dua Festival 2017
4 Celotehan soal BUMN monopoli proyek, termasuk bukti Jokowi tak kapitalis
Sinergi BUMN dan swasta boleh asal profesional dan berkualitas