4 Fakta baru di balik rusaknya satelit Telkom 1
Perusahaan telekomunikasi Telkom mengakui ada masalah dengan satelit Telkom 1 sejak Jumat sore (25/8) yang berpengaruh ke layanan yang dipakai konsumen. Salah satu dampaknya, beberapa ATM milik perbankan dalam negeri mati alias offline.
Perusahaan telekomunikasi Telkom mengakui ada masalah dengan satelit Telkom 1 sejak Jumat sore (25/8) yang berpengaruh ke layanan yang dipakai konsumen. Salah satu dampaknya, beberapa ATM milik perbankan dalam negeri mati alias offline.
Gangguan mulai terjadi pada Jumat (25/08) sekitar pukul 16.51 WIB. Saat itu, terjadi anomali pada satelit Telkom 1 yang berakibat pada pergeseran pointing antena satelit Telkom 1 sehingga layanan transponder satelit Telkom 1 terganggu.
Guna mengantisipasi masalah, Direktur Utama PT Telkom Indonesia, Alex Sinaga tengah melakukan proses migrasi pelanggan pasca gangguan yang dialami Satelit Telkom 1 akibat anomali pada satelit tersebut.
Tercatat jumlah pelanggan sebanyak 63 pelanggan, 8 di antaranya merupakan provider VSAT yang memiliki 12.030 site sehingga total ground segment sekitar 15.000 site.
"Kita memaksimalkan proses migrasi pelanggan Telkom 1 ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S dan satelit lainnya. Upaya tersebut dilakukan Telkom demi mempercepat pemulihan layanan kepada pelanggan dan masyarakat," ungkapnya di Graha Merah Putih, Jakarta Selatan, Senin (28/8).
Untuk mengawal proses recovery berjalan maksimal, TelkomGroup membentuk posko crisis center yang beroperasi 7x24 jam. Alex mengawal langsung proses recovery di mana seluruh progress terupdate. Crisis center merupakan pusat informasi semua proses recovery layanan pelanggan sekaligus sebagai pusat komando untuk merencanakan dan mengeksekusi setiap langkah-langkah yang dianggap perlu bagi percepatan penyelesaian gangguan layanan.
"Saya sudah dua hari ini tidak tidur mengawal sejak anomali terjadi," katanya.
Ini fakta baru di balik rusaknya Satelit Telkom 1 seperti dirangkum merdeka.com:
-
Apa yang dimaksud dengan Satelit? Satelit merupakan objek buatan manusia yang mengorbit bumi atau planet lain dalam tata surya. Satelit dirancang dan diluncurkan ke ruang angkasa untuk melakukan berbagai tugas, mulai dari komunikasi, observasi bumi, navigasi, riset ilmiah, hingga keperluan militer.
-
Kenapa penggunaan satelit dipilih sebagai solusi untuk masalah komunikasi di Indonesia? Kala itu, pemerintah memandang sistem komunikasi dengan teknologi sebagai cara yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan telekomunikasi Indonesia.
-
Bagaimana Satelit Palapa membantu memperkuat konektivitas di Indonesia? Satelit Palapa menjadi tonggak penting dalam memperkuat konektivitas dan komunikasi di seluruh wilayah Indonesia.
-
Apa fungsi utama Satelit Palapa? Satelit Palapa berfungsi sebagai sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) pertama di Indonesia. Palapa A1, yang diluncurkan pada tahun 1976, memungkinkan layanan telepon dan faksimili antar kota di seluruh nusantara. Ini mengatasi tantangan komunikasi di wilayah yang luas dan terpisah oleh lautan dan pegunungan.
-
Kenapa jumlah Satelit terus bertambah? Jumlah satelit yang mengorbit bumi terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi dan eksplorasi antariksa.
-
Apa fungsi utama dari Satelit Starlink? Starlink merupakan proyek ambisius dari SpaceX milik Elon Musk yang kini telah mengorbitkan ribuan satelit untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi ke seluruh dunia.
Baca juga:
Bos Telkom sebut satelit 1 rusak sebelum penggantinya diluncurkan
Telkom kerahkan 1.000 teknisi atasi gangguan satelit Telkom 1
Pembangunan satelit Telkom-4 capai 70 persen, lepas landas 2018
Telkom maksimalkan proses migrasi pelanggan
BI bentuk satgas antisipasi dampak gangguan satelit Telkom
Dampak gangguan satelit Telkom, penarikan ATM gratis hingga biaya Rp 70 M
Tak dapat dioperasikan kembali
Direktur Utama PT Telkom, Alex J Sinaga mengatakan, Satelit Telkom 1 yang mengalami gangguan sejak Jumat (25/8), sekitar pukul 16.51 WIB, tidak dapat dioperasikan kembali. Hal tersebut berdasarkan hasil terkini dari investigasi yang dilakukan secara intensif oleh Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1.
"Satelit Telkom 1 tidak dapat dioperasikan kembali. Berdasarkan analisis yang mendalam, satelit tidak berfungsi normal, sehingga Lockheed Martin merekomendasikan agar dilakukan proses shut down untuk Satelit Telkom 1. Hal ini dilakukan untuk menghindari interferensi dengan satelit lain," kata Alex, di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informasi, Jakarta Pusat, Rabu (30/8).
Satelit Telkom 1 diluncurkan pada 13 Agustus 1999 dan memiliki usia desain 15 tahun. Namun, berdasarkan hasil asessment bekerja sama dengan Lockheed Martin pada tahun 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 dinyatakan dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal dengan kecukupan bahan bakar hingga beberapa tahun ke depan, sekurang kurangnya sampai dengan tahun 2019.
Alex mengatakan, saat ini pihaknya masih mendalami penyebab rusaknya satelit yang memiliki 63 pelanggan tersebut. "Penyebabnya itu masih didalami," ujarnya.
Selain itu, Alex juga mengungkapkan bahwa pihaknya belum mengetahui persis total kerugian yang harus ditanggung.
"Mengenai kerugian-kerugian belum selesai kami hitung karena prioritas kami adalah memberikan dulu layanan."
Dengan tidak berfungsinya Satelit Telkom 1, Alex mengatakan, Telkom akan mengawal ketat agar peluncuran Satelit Telkom 4 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
"Sementara, proses pemulihan layanan Satelit Telkom 1 dilakukan dengan memigrasikan pelanggan ke Satelit Telkom 2, Satelit Telkom 3S, dan satelit lainnya," tutupnya.
Rusak sebelum penggantinya diluncurkan
Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk, Alex Sinaga mengungkapkan pihaknya akan meluncurkan satelit baru yang diberi nama Telkom 4 pada Agustus 2018. Rencananya, satelit tersebut untuk menggantikan satelit Telkom 1 di slot orbit 108 BT dengan jumlah kapasitas Telkom 4 lebih besar dari kapasitas satelit Telkom 1 sebagai upaya memenuhi kebutuhan transponder yang kian meningkat.
"Satelit Telkom 4 memiliki kapasitas yang sangat besar, sampai 60 transponder. Sementara satelit Telkom 1 hanya 36 transponder. Selain itu, jangkauannya juga sangat luas sampai ke India," ujar Alex, di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Rabu (30/8).
Namun, tanpa diduga, telkom 1 telah lebih dahulu mengalami kerusakan sebelum penggantinya diluncurkan. Artinya, ada kekosongan slot di orbit 108 BT selama satu tahun sampai Satelit Telkom 4 diluncurkan.
"Kira-kira setahun slot itu akan kosong maka ada terminologinya di industri per satelit sesuai rekomendasi itu yang disebut itu disuspend. kita harus mengirim surat nanti saya akan kirim surat ke Kominfo, nanti Kominfo atas nama negara Republik Indonesia sebagai anggota PBB kirim surat ke International Telecommunication Union (ITU)," jelas Alex.
Jaga slot satelit ke ITU
Menkominfo Rudiantara mengatakan Kemenkominfo akan membantu administrasi ke ITU agar slotnya tetap bisa digunakan oleh Indonesia karena itu adalah aset nasional.
"Memang jadwal semula satelit Telkom itu meluncurnya tahun depan hanya terhadap kejadian ini Jadi satelitnya belum Jadi yang slot yang sekarang satelit yang dibuka sekarang sudah tidak berfungsi itu saja kekosongan ini jangan sampai ada yang memanfaatkan orang lain Jadi kita betul-betul akan membantu all out telkom dalam hal ini memastikan slot aman apapun itu namanya," kata Rudiantara.
Sejak mengalami ganggguan Satelit Telkom 1, Telkom melakukan migrasi 63 pelanggan ke satelit Telkom 2, Telkom 3S, dan ke dua satelit asing yakni Apstar (Hongkong) dan Chinasat (Tiongkok). Setelah satelit Telkom 4 diluncurkan tahun depan, pelanggan yang saat ini dialihkan ke satelit asing akan dikembalikan ke satelit Telkom 4.
Kerahkan 1.000 teknisi
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan upaya pemulihan layanan Telkom 1 secara maksimal. Diantaranya adalah mengerahkan 1.000 personil TelkomGroup di Indonesia bekerja 7x24 jam untuk fokus menyelesaikan target pemulihan layanan satelit Telkom 1.
Direktur Utama PT Telkom, Alex Sinaga mengatakan target penyelesaian yakni tanggal 10 September 2017. Alex menekankan kepada seluruh jajaran operasional untuk fokus pada segala upaya untuk mempercepat proses migrasi pelanggan baik dalam hal penyiapan transponder pengganti maupun proses repointing antena di sisi pelanggan.
"Proses pemulihan layanan Telkom 1 dilakukan dengan memigrasikan pelanggan ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S dan satelit lainnya," kata Alex, di Gedung Kemenkominfo, Jakarta Pusat, Rabu (30/8).
Tercatat total pelanggan satelit Telkom 1 sebanyak 63 pelanggan dengan alokasi 29,26 Transponder Equivalent (TPE) dan jumlah site mencapai lebih dari 15.000 site.
"Secara keseluruhan, baik itu progress penyediaan transponder dan repointing antena ground segment mencapai 55 persen dan akan terus dilakukan bertahap hingga 10 September 2017," ujar Alex.