4 Fakta mengerikan adanya ribuan lebah yang menempel di sayap pesawat Citilink
Kawanan lebah menempel di sayap pesawat Citilink di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, siang tadi. Akibatnya, penerbangan pesawat itu pun sempat tertunda. Lebah yang diperkirakan berjumlah ribuan itu menempel di sayap kanan pesawat. Mereka seakan membentuk sarang di sana.
Kawanan lebah menempel di sayap pesawat Citilink di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, siang tadi. Akibatnya, penerbangan pesawat itu pun sempat tertunda.
Lebah yang diperkirakan berjumlah ribuan itu menempel di sayap kanan pesawat. Mereka seakan membentuk sarang di sana.
Branch Communication and Legal Manager Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto membenarkan adanya peristiwa itu. Namun mereka belum dapat memastikan penyebabnya.
"Fenomena tersebut baru pertama kali terjadi," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (22/9).
Pihak Angkasa Pura (AP) II mengerahkan petugas untuk membersihkan lebah itu. Penerbangan pesawat itu pun terpaksa ditunda.
"Kejadian dimaksud berdampak pada penundaan jadwal penerbangan Citilink selama 1,5 jam," jelas Wisnu.
Pihak bandara tengah melakukan penyelidikan terkait keberadaan lebah itu. Mereka ingin mencegah terulangnya peristiwa serupa.
"Saat ini pesawat telah kembali normal dan sudah bisa terbang kembali," tuturnya.
Setelah dilakukan pembersihan, pesawat Citilink itu akhirnya diterbangkan. "Pesawat lepas landas pada pukul 14.28 Wib menuju Batam," jelas Wisnu.
Berikut 4 fakta mengerikan seperti dirangkum merdeka.com:
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Kapan ibu hamil diizinkan terbang dengan Citilink? Dalam penerbangan menggunakan maskapai Citilink, ibu hamil diharapkan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan surat keterangan kesehatan atau surat layak terbang yang berlaku selama 7 hari sejak tanggal dikeluarkan.
-
Di mana BRI Citilink Online Travel Fair diadakan? Program BRI COTF ini berlangsung secara online selama 4 hari, mulai 5-8 Desember 2023. Berbagai Promo menarik selama event ini berlangsung, dapat diakses melalui aplikasi Citilink, situs web Citilink, dan mitra platform COTF yaitu Traveloka dan tiket.com.
-
Bagaimana Indonesia membangun konektivitas regional dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan? Sebagai bagian dari komitmen ASEAN, Pemerintah Indonesia berusaha membangun konektivitas regional dan telah melibatkan diri dalam inisiatif seperti Indonesia-MalaysiaThailand Golden Triangle (IMT-GT) yang memiliki 36 proyek konektivitas senilai lebih dari USD 57 miliar.
-
Bagaimana Citilink memastikan keselamatan ibu hamil yang bepergian dengan pesawat mereka? Dalam penerbangan menggunakan maskapai Citilink, ibu hamil diharapkan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan surat keterangan kesehatan atau surat layak terbang yang berlaku selama 7 hari sejak tanggal dikeluarkan. Jika ibu hamil tidak dapat menunjukkan surat tersebut, Citilink akan mewajibkan penumpang untuk menandatangani Formulir Pernyataan Pertanggungjawaban Terbatas pada saat check-in, yang membebaskan Citilink dari tanggung jawab terkait.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk memberikan izin terbang bagi ibu hamil di Citilink? Dalam penerbangan menggunakan maskapai Citilink, ibu hamil diharapkan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan surat keterangan kesehatan atau surat layak terbang yang berlaku selama 7 hari sejak tanggal dikeluarkan. Jika ibu hamil tidak dapat menunjukkan surat tersebut, Citilink akan mewajibkan penumpang untuk menandatangani Formulir Pernyataan Pertanggungjawaban Terbatas pada saat check-in, yang membebaskan Citilink dari tanggung jawab terkait.
Baca juga:
Soal lebah mengerubungi pesawat, Menhub Budi bakal undang ahli untuk meneliti
Citilink buka rute penerbangan langsung Medan-Yogyakarta
Tak terima barang dipindah ke bagasi, pasutri ngamuk di pesawat
Citilink buka rute ke Jakarta-Ambon, harga tiket Rp 1.069.200
Citilink terbangkan 549.541 penumpang selama libur Lebaran
Mudik 2017, tingkat ketepatan waktu Citilink capai 87 persen
Cuaca buruk, pesawat tujuan Pekanbaru terpaksa mendarat di Batam
Baru pertama kali
Kawanan lebah menempel di sayap pesawat Citilink di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, siang tadi. Akibatnya, penerbangan pesawat itu pun sempat tertunda.
Lebah yang diperkirakan berjumlah ribuan itu menempel di sayap kanan pesawat. Mereka seakan membentuk sarang di sana.
Menurut pengamat penerbangan, Alvin Lie, fenomena ini baru pertama kali terjadi di Indonesia. Dia sendiri juga mengaku takjub dengan kejadian ini.
"Saya juga heran. Aneh itu. Seumur-umur saya baru lihat. Kalau ditabrak burung sudah biasa. Ajaib betul itu," ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta, Jumat (22/9).
Keheranannya timbul karena tidak ada sesuatu di pesawat yang bisa menarik perhatian lebah. "Di sayap (pesawat) tidak ada sesuatu yang harum dan manis atau tumbuh-tumbuhan. Apalagi itu pesawat juga baru mendarat."
Sebelumnya, Branch Communication and Legal Manager Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto membenarkan adanya peristiwa itu. Namun mereka belum dapat memastikan penyebabnya.
"âFenomena tersebut baru pertama kali terjadi," katanya.
Pihak Angkasa Pura (AP) II mengerahkan petugas untuk membersihkan lebah itu. Penerbangan pesawat itu pun terpaksa ditunda.
â"Kejadian dimaksud berdampak pada penundaan jadwal penerbangan Citilink selama 1,5 jam," jelas Wisnu.
Pihak bandara tengah melakukan penyelidikan terkait keberadaan lebah itu. Mereka ingin mencegah terulangnya peristiwa serupa.
"Saat ini pesawat telah kembali normal dan sudah bisa terbang kembali," tuturnya.
Setelah dilakukan pembersihan, pesawat Citilink itu akhirnya diterbangkan. "Pesawat lepas landas pada pukul 14.28 Wib menuju Batam," jelas Wisnu.
Pernah terjadi di jet tempur Amerika Serikat
Pesawat diserbu oleh lebah bukan pertama kali terjadi di dunia penerbangan. Seperti, siang tadi, kawanan lebah menempel di sayap pesawat Citilink di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumut.
Dikutip dari berbagai sumber, pesawat Garuda Indonesia rute Medan- Jakarta pernah menunda perjalanan usai adanya lebah masuk ke lubang udara pesawat. Kejadian ini terjadi pada Mei tahun lalu.
Selain di Indonesia, serangan lebah pada pesawat juga terjadi di Vietnam tahun lalu. Pesawat milik Vietnam Airlines di Bandara Internasional Tan Son Nhat diserbu ratusan lebah yang hinggap di hidung pesawat.
Lebah juga sempat mengganggu pesawat tempur Super Stealth F-22 Raptor milik Angkatan Darat Amerika Serikat (AS). Usai ditemukan sarang yang dihuni 20.000 lebih lebah madu di dalam knalpot pesawat.
Di Rusia, pesawat maskapai Rossiya diserbu ratusan lebah saat akan lepas landas dari Bandara Moskow. Kawanan lebah itu menutupi sayap dan kaca pesawat.
Di 2015, maskapai Minnesota Allegiant Airlines juga diserang kawanan lebah. Para lebah itu hingga di kaca kokpit hingga akhirnya mereka tersedot ke mesin pesawat.
Sebelumnya, Branch Communication and Legal Manager Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto membenarkan adanya peristiwa lebah menempel di sayap pesawat Citilink. Namun mereka belum dapat memastikan penyebabnya.
"âFenomena tersebut baru pertama kali terjadi," katanya.
Pihak Angkasa Pura (AP) II mengerahkan petugas untuk membersihkan lebah itu. Penerbangan pesawat itu pun terpaksa ditunda.
â"Kejadian dimaksud berdampak pada penundaan jadwal penerbangan Citilink selama 1,5 jam," jelas Wisnu.
Sarang dirusak
Manajemen Citilink Indonesia angkat bicara terkait insiden ditemukannya sekumpulan lebah yang berada di bagian ujung sayap kanan pesawat Citilink Indonesia dengan nomor penerbangan QG 885 rute Batam â Kualanamu, Medan, pada Jumat (22/9). Insiden tersebut terjadi tidak lama setelah pesawat mendarat pukul 11.42 WIB.
Vice President Corporate Communications Citilink Indonesia, Benny S Butarbutar, mengatakan mengatakan, pihaknya akan mengadakan pertemuan tersendiri guna membahas penyebab kemunculan sekumpulan lebah di area bandara. Mengingat kawasan bandara termasuk di areal landasan pacu harus terbebas dari binatang liar atau aktivitas apapun yang membahayakan.
"Penyebab kemunculan lebah di area sekitar bandara diduga karea habitat atau sarang lebah terganggu oleh aktivitas penebangan pohon, sehingga koloni lebah menyebar dan berkumpul pada objek lain, termasuk pesawat yang ada di bandara," ujarnya di Jakarta, Jumat (22/9).
Laporan juga menyebutkan bahwa peristiwa ini juga dialami beberapa penerbangan lainnya.
Sebelumnya, Branch Communication and Legal Manager Bandara Kualanamu, Wisnu Budi Setianto membenarkan adanya peristiwa lebah menempel di sayap pesawat Citilink. Namun mereka belum dapat memastikan penyebabnya.
"âFenomena tersebut baru pertama kali terjadi," katanya.
Pihak Angkasa Pura (AP) II mengerahkan petugas untuk membersihkan lebah itu. Penerbangan pesawat itu pun terpaksa ditunda.
â"Kejadian dimaksud berdampak pada penundaan jadwal penerbangan Citilink selama 1,5 jam," jelas Wisnu.
Pemerintah akan teliti lebah menempel di sayap pesawat
Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi angkat bicara terkait ribuan lebah yang menempel di sayap pesawat Citilink di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (22/9) lalu.
Menhub Budi mengatakan, akan mengundang para ahli untuk meneliti lebah tersebut.
"Saya lagi mau mengundang para ahli untuk meneliti, itu lebah apa, apa kecenderungannya," kata Budi saat dikonfirmasi merdeka.com, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/9).
Katanya, peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi di Indonesia. Dengan adanya ribuan lebah tersebut stabilitas Bandara Kuala Namu menjadi terganggu. "Tapi memang dengan adanya lebah itu suatu unstabilitas di sana. Sebelumnya belum pernah pertama kali," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, kawanan lebah menempel di sayap pesawat Citilink di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Sumut. Akibatnya, penerbangan pesawat itu pun sempat tertunda.
Lebah yang diperkirakan berjumlah ribuan itu menempel di sayap kanan pesawat. Mereka seakan membentuk sarang di sana.
Branch Communication and Legal Manager Bandara Kuala Namu, Wisnu Budi Setianto membenarkan adanya peristiwa itu. Namun mereka belum dapat memastikan penyebabnya.
"Fenomena tersebut baru pertama kali terjadi," katanya saat dihubungi wartawan, Jumat (22/9).
Pihak Angkasa Pura (AP) II mengerahkan petugas untuk membersihkan lebah itu. Penerbangan pesawat itu pun terpaksa ditunda.
"Kejadian dimaksud berdampak pada penundaan jadwal penerbangan Citilink selama 1,5 jam," jelas Wisnu.