4 Fakta soal SPBU Vivo, termasuk harga bensin lebih murah dibanding Pertamina
Menteri Jonan mengatakan, dibukanya SPBU ini menunjukkan bahwa pemerintah terus memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM). Kendati begitu, dia mengingatkan swasta tetap harus mengikuti semua peraturan dari pemerintah.
PT Vivo Energy Indonesia resmi membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Cilangkap, Jakarta Timur. SPBU Vivo diresmikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Kamis (26/10).
Pantauan merdeka.com, Menteri Jonan tiba di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB dengan mengenakan kemeja putih, celana abu-abu serta kacamata hitam. Selain Menteri Jonan, turut hadir Dirjen Migas Ego Syahrial, Kepala BPH Migas Fansurullah Asa dan jajaran PT Vivo Energy Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina dan Kemendag melakukan penyegelan SPBU? Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Zulkifli Hasan didampingi Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo melakukan penyegelan dispenser SPBU 34.41345 Jalan Tol Jakarta – Cikampek (Japek) Rest Area KM 42, Wanasari, Telukjambe Barat, Karawang, Jawa Barat.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Kenapa Pertamina Patra Niaga menambah stok di SPBU dan agen LPG? Di seluruh lembaga penyalur baik SPBU dan Agen LPG, stok juga ditambah 2-3 hari dari normal untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi masyarakat.
-
Apa yang dilakukan Pertamina bagi SDM Tanzania Petroleum? Pertamina melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) menggelar Pre Capacity Building dan Capacity Building bagi pekerja TPDC bersama Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI).
-
Kenapa Pertamina memprioritaskan program SEB? Ini langkah Pertamina dalam mengimplementasikan ESG (Environmental, Social, and Governance) dan Sustainable Development Goals (SDGs), sekaligus menanamkan kepedulian lingkungan pada generasi muda agar turut aktif berperan untuk mengurangi emisi karbon,” ujar Fadjar.
-
Kapan Pertamina memulai program SEB? Sekolah Energi Berdikari (SEB) yang diinisiasi Pertamina sejak Juni 2023 telah berhasil memberikan edukasi kepada 4.685 siswa untuk mengenal energi bersih.
Menteri Jonan mengatakan, dibukanya SPBU ini menunjukkan bahwa pemerintah terus memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM). Kendati begitu, dia mengingatkan swasta tetap harus mengikuti semua peraturan dari pemerintah.
"Jadi untuk pemerintah, dari itu kita memberi kesempatan juga kepada pihak swasta atau yang non BUMN juga untuk menyalurkan BBM. Tentunya ikuti aturan," katanya, di SPBU Vivo Cilangkap, Jakarta.
Pada kesempatan itu, setelah pemotongan pita Menteri Jonan juga berkeliling SPBU. Setelah dibuka beberapa angkot juga langsung mengisi bahan bakar di SPBU tersebut.
Banyak fakta menarik terkait SPBU Vivo ini, termasuk harga bensin yang jauh lebih murah dari milik Pertamina. Berikut uraiannya:
SPBU Vivo jual bensin RON 89
Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan, kehadiran SPBU Vivo menjadi bukti bahwa pemerintah memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk menyalurkan BBM. Kendati begitu, swasta harus tetap mengikuti semua peraturan dari pemerintah.Â
SPBU Vivo sendiri menjual bensin dengan RON 92,90 dan 89. "Kenapa saya sampai datang, ini kan jualnya RON-nya 92,90 dan 89. Yang 89 itu dijual hari ini Rp 6.100 (per liter)," katanya, di SPBU Vivo Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/10).
Lanjutnya, dengan hadirnya SPBU Vivo masyarakat mempunyai pilihan lantaran ada BBM yang RON-nya tinggi dengan harga yang terjangkau. Bahkan harga bensin RON 89 di SPBU Vivo lebih murah dibanding Premium milik Pertamina yang notebennya mengandung RON-88.
"Ini kan RON sedikit lebih tinggi dan harganya juga bersaing Rp 6.100," ujarnya. Sedangkan harga Premium di di SPBU Pertamina 6.450 per liter.
Menurutnya, pemerintah tidak melarang RON 89 dijual dengan harga Rp 6.100 per liter. "Boleh, Rp 5.000 juga lebih boleh lagi. Orang kan usahanya caranya sendiri-sendiri," kata mantan Menteri Perhubungan ini.
Meski demikian, pemerintah belum memikirkan untuk meminta Vivo ke program BBM satu harga. "Karena kalau BBM satu harga harus RON 88 gasoline, gas oil nya harus 48," tandasnya.
Harga bensin lebih murah dibanding milik Pertamina
Juru bicara PT Vivo Energy Indonesia, Maldi Al Jufrie mengatakan, atas persetujuan pemerintah, pihaknya menjual bensin dengan RON 89 seharga Rp 6.100 per liter. Ini lebih murah dibanding harga Premium (RON 88) di di SPBU Pertamina sekitar 6.450 per liter.
SPBU Vivo di Cilangkap juga menjual BBM RON 89 Rp 6.100 per liter, RON 90 seharga Rp 7.500 dan RON 92 seharga Rp 8.250 per liter.
"Rp 6.100 untuk RON 89, RON 90 itu Rp 7.500 dan RON 92 itu Rp 8.250 (per liter)," katanya, di SPBU Vivo Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/10).
Menurutnya, Vivo tidak akan rugi meski menjual BBM berkualitas tinggi dengan harga murah. Acuannya ialah harga keekonomian. "Balik lagi kita di sini bikin bisnis, kita juga bukan public sosial lah, kasarnya jadi kalau dibilang rugi ya nggak," ujarnya.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan mengatakan, dibukanya SPBU ini menunjukkan bahwa pemerintah terus memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM). Kendati begitu, dia mengingatkan swasta tetap harus mengikuti semua peraturan dari pemerintah.
"Jadi untuk pemerintah, dari itu kita memberi kesempatan juga kepada pihak swasta atau yang non BUMN juga untuk menyalurkan BBM. Tentunya ikuti aturan," katanya, di SPBU Vivo Cilangkap, Jakarta.Â
Tidak rugi jual bensin murah
PT Vivo Energy Indonesia mengatakan pihaknya tidak rugi saat menjual BBM RON 89 dengan harga Rp 6.100 per liter. Padahal, BBM RON 88 atau Premium yang dijual Pertamina saja dipatok Rp 6.450 per liter.
"Kita di sini bikin bisnis. Kalau dibilang rugi, ya tidak," ujar Juru Bicara PT Vivo, Maldi Al Jufrie, saat ditemui di Jakarta, Kamis (26/10).
Maldi melanjutkan saat ini perseroan juga tengah membangun SPBU lain di daerah Maluku, Pulau Obi dan Pulau Seram dan ditarget beroperasi akhir tahun ini. Sementara, di wilayah Jakarta Bogor Depok dan Tangerang, perseroan akan membuka 7 SPBU.
"Insya allah 6-7 SPBU yang kita bangun. Jabodetabek. Bekasi, Bintaro sektor 2, sektor 7, dan Cilandak," tuturnya.
Maldi menambahkan, untuk satu SPBU, nilai investasi yang diterapkan beragam. Berkisar Rp 10 miliar sampai Rp 20 miliar, tergantung jumlah dispenser.
Bakal dibangun 7 SPBU Vivo di wilayah Jabodetabek
PT Vivo Energy Indonesia secara resmi membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Vivo di Cilangkap, Jakarta Timur. SPBU Vivo ini bahkan diresmikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan.
Juru bicara PT Vivo Energy Indonesia, Maldi Al Jufrie mengatakan selain di Cilangkap, Vivo juga segera membangun 6-7 SPBU di wilayah Jabodetabek.
"Insya Allah kita 6-7 SPBU yang kita bangun. Di Jabodetabek. Bekasi, Bintaro sektor 2, sektor 7, di Cilandak," katanya, di SPBU Vivo Cilangkap, Jakarta, Kamis (26/10).
Selain itu di akhir 2017, Vivo juga berencana akan membangun SPBU di luar Jawa yaitu daerah Maluku seperti Pulau Obi dan Pulau Seram. "Segera di akhir tahun ini kita juga sudah konstruksi di daerah Maluku, Pulau Obi, Pulau Seram," tandasnya.
Untuk diketahui, SPBU Vivo menjual bensin dengan RON 89 seharga Rp 6.100 per liter. Ini lebih murah dibanding harga Premium (RON 88) di di SPBU Pertamina sekitar 6.450 per liter.
SPBU Vivo di Cilangkap juga menjual BBM RON 89 Rp 6.100 per liter, RON 90 Rp 7.500 dan RON 92 Rp 8.250 per liter.
(mdk/idr)