5 Alasan mudik pakai motor terus jadi pilihan saban tahun
Banyaknya pemudik menggunakan sepeda motor menyebabkan angka kecelakaan dan intensitas kemacetan tinggi.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku sangat sulit untuk mengendalikan arus pemudik dengan sepeda motor karena menyangkut pemilik sepeda motor yang jumlahnya sangat banyak. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, prakiraan kenaikan jumlah sepeda motor hingga 50 persen atau 5,6 juta unit sepeda motor pada masa angkutan Lebaran 2016 dibandingkan dengan tahun lalu sebanyak 3,7 juta sepeda motor.
Menteri Jonan heran melihat animo pemudik yang menggunakan kendaraan roda dua terus mengalami peningkatan. Padahal, pemerintah dan perusahaan swasta secara gencar memberikan mudik gratis setiap tahunnya.
Dia mengaku telah memberikan perhatian kepada pemudik khususnya pencegahan untuk meminimalisir angka kecelakaan dan kemacetan akibat banyaknya pemudik yang menggunakan sepeda motor.
"Memang ini fenomenanya. Orang banyak yang kepingin mudik naik motor, misalnya tahun lalu dia mudik pakai bis, nah setelah tahun ini dia punya motor, dia pingin naik motor," ujarnya.
Sementara itu, Wadir Lantas Polda Metro Jaya AKBP Latif Usman juga menyarankan pemudik untuk tidak menggunakan sepeda motor. Pemudik diimbau untuk menggunakan transportasi massal seperti bus.
"Sepeda motor sangat tak disarankan untuk mudik. Kami mengimbau, kalau bisa tidak menggunakan sepeda motor untuk mudik. Lebih baik menggunakan angkutan transportasi masal seperti bus, kereta atau transportasi lain," kata Latif kepada wartawan.
Latif mengungkapkan, adapun sepeda motor tak efisien untuk mudik karena dari segi aspek keselamatan dan keamanan yang terbilang masih sangat kurang. Banyak kecelakaan terjadi di saat mudik yang berasal dari sepeda motor.
"Motor tidak didesain untuk angkutan jarak jauh. Belum lagi nanti lelah, terkena asap dan debu. Kami kasihan apalagi kalau anak-anak dibawa naik motor jauh-jauh. Maka itu, kami sarankan agar kiranya menggunakan angkutan umum saja saat mudik," tutupnya.
Sebenarnya apa saja yang menjadi alasan mudik menggunakan sepeda motor terus menjadi primadona saban Lebaran? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi? Arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 19-21 April 2023.
-
Dimana terjadi kepadatan arus mudik menjelang Lebaran 2024? Kepadatan mulai terjadi di kawasan Pelabuhan Merak, Banten, oleh rombongan pemudik yang ingin berpergian lewat jalur laut.
-
Di mana sebagian besar orang akan mudik Lebaran? Paling banyak di Pulau Jawa.
-
Dari mana keberangkatan kereta api Lebaran di Jakarta? Pertama, keberangkatan Kereta Api (KA) lebaran dari Jakarta dilakukan dari empat stasiun, yakni Stasiun Pasar Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Manggarai, dan Stasiun Bekasi.
-
Kenapa Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Madura diinisiasi dan dikerjakan oleh masyarakat Desa Lebeng Timur yang berprofesi sebagai petani tembakau.Festival ini jadi bentuk ungkapan rasa syukur petani atas hasil bumi berupa tembakau.
-
Apa saja yang bisa dinikmati di Bandung saat Lebaran? Selama liburan Lebaran, kamu tentu dapat menikmati suasana Kota Bandung yang ramai dengan beragam acara festival seni, pertunjukan musik, dan pameran seni. Jika sudah sampai di sini, jangan lupa juga untuk menjelajahi kuliner khas Bandung seperti makanan tradisional Sunda, kue basah, dan kopi lokal yang lezat.
Pemda tak sediakan transportasi laik
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan pemudik memilih mengendarai sepeda motor dibanding moda lainnya. Salah satunya tidak tersedianya angkutan umum yang laik di daerah.
"Masalahnya, Kemenhub itu sudah tidak punya 'kaki' di daerah, kewenangan pengaturan angkutan AKDP (antarkota dalam provinsi) itu Gubernur, sementara angkutan perkotaan itu Wali Kota atau Bupati masing-masing daerah, ini PR (pekerjaan rumah) besar," katanya.
Alasan personal
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengatakan pemudik lebih memilih sepeda motor karena alasan personal. Yaitu sebagai tanda kesuksesan setelah merantau di kota dan karena memang suka berkendara dengan sepeda motor.
"Saya setiap tahun tawari satpam saya tiket kereta gratis, enggak pernah mau katanya senang naik motor bersama teman-teman seperti berdarmawisata," katanya.
Biaya lebih murah
Wakil Ketua bidang Advokasi dan Riset Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan mudik menggunakan sepeda motor masih jadi primadona warga. Salah satu alasannya ialah murahnya biaya transportasi menuju kampung halaman.
"Ongkos bisa lebih murah, kurang dari Rp 500.000. Coba bandingkan jika mudik dengan moda transportasi lain, pasti lebih dari satu juta Rupiah," ujar Djoko kepada merdeka.com di Jakarta.
Kegagalan pemerintah sediakan transportasi umum
Menurut pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, terus meningkatnya jumlah pemudik naik motor karena gagalnya pemerintah mengembangkan transportasi umum di kota maupun daerah tujuan pemudik. Dengan demikian, masyarakat memang akan terus menerus memaksakan diri membawa motor sebagai transportasi menuju kampung halaman.
"Ini bukti kegagalan pemerintah sediakan transportasi umum. Sesungguhnya jika pemerintah serius mengurus transportasi umum, hal tersebut tidak mungkin terjadi. Pemerintah belum mau, bukan tidak mampu," ucap Djoko saat berbincang dengan merdeka.com di Jakarta.
Lebih cepat sampai
Dari catatan pemerintah, alasan pemudik menggunakan sepeda motor antara lain cepat (31,8 persen), murah (22,2 persen), irit (13,5 persen), santai (8,6 persen). Hal ini berdasarkan survei potensi pemudik Lebaran 2016 yang diselenggarakan Puslitbang Jalan dan Perkeretaapian Balitbang Kemenhub.
Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno, mendorong Kepolisian menertibkan para pemudik sepeda motor yang dianggap melanggar. Sebab, dalam peraturan yang mengatur Lalu Lintas tertuang Pasal 10 PP 74/2014 tentang Angkutan Jalan, menyatakan persyaratan teknis untuk sepeda motor meliputi (a) muatan memiliki lebar tidak melebihi stang kemudi, (b) tinggi muatan tidak melebihi 900 mm dari atas tempat duduk pengemudi, dan (c) barang muatan ditempatkan di belakang pengemudi.