5 Orang Indonesia masuk daftar terkaya di Asia
Kekayaan yang didapat ini berasal dari pembagian keuntungan perusahaan.
Kekuatan ekonomi Asia membuat bisnis-bisnis keluarga tumbuh. Bahkan, pertumbuhan bisnis keluarga tak terpengaruh dengan adanya perlambatan ekonomi global.
Hal ini terlihat dari harta yang didapat dari dividen perusahaan sepanjang 2014 mencapai USD 17,5 miliar atau setara Rp 237,9 triliun. Jumlah itu naik hingga 25,6 persen dari 2013 mencapai USD 13,9 miliar atau Rp 189 triliun.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa saja orang terkaya di Indonesia? Memiliki kekayaan gabungan sebanyak US$ 48 miliar (Rp 744 triliun), Robert Budi dan Michael Hartono bertahan di posisi pertama.
-
Apa yang membuat orang terkaya Indonesia berpengaruh? Selain kesuksesan finansial, tokoh-tokoh berpengaruh ini juga berdampak pada bisnis dan masyarakat.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan Forbes? Prajogo Pangestu masih menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
-
Bagaimana Robert Budi Hartono menjadi orang terkaya di Indonesia? Data terbaru dari Forbes Real Time Billionaires pada 5 Oktober 2023 mengungkapkan bahwa kekayaannya mencapai US$25,2 miliar atau setara dengan Rp393,67 triliun.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Forbes? Di posisi pertama daftar orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan nilai kekayaan USD67,4 miliar.
Media Asia, Finance Asia mengeluarkan 100 orang terkaya yang menjalankan bisnis keluarga di Asia pada 2015. Kekayaan tersebut didapat dari pembagian dividen perusahaan.
Urutan pertama diisi Li Ka Shing, pendiri CK Hutchison dan perusahaan minyak Kanada, Husky Energy. Dividen yang didapat Li mencapai USD 1,71 miliar atau Rp 23,2 triliun, naik 88,5 persen dari 2013 USD 910 juta atau Rp 12,3 triliun.
Dalam rilis tersebut, terselip lima pengusaha keluarga asal Indonesia. Salah satunya Robert Budi Hartono, pemilik PT Bank Central Asia (BCA) Tbk. Dia menempati posisi 47 orang terkaya dari dividen di Asia.
Inilah orang terkaya Indonesia dari pembagian keuntungan menurut financeasia.com:
Baca juga:
5 Bos wanita dengan gaji tertinggi di dunia pada 2015
5 Kota di dunia dengan jumlah orang kaya terbanyak
Kisah bos Zara sempat jadi orang terkaya dunia, kalahkan Bill Gates
7 Alasan Anda tetap miskin meski berpenghasilan selangit
Robert Budi Hartono
Budi Hartono mendapatkan keuntungan yang didapat pada 2014 mencapai USD 108,7 atau Rp 14,7 triliun. Pendapatan itu turun 4,5 persen dari 2013 mencapai USD 114 juta atau Rp 15,5 triliun.
Bos BCA ini berada di posisi ke-47 orang terkaya dari pembagian keuntungan di Asia pada 2015.
Total kekayaan Robert dicatat Forbes mencapai US$ 7,6 miliar menempatkannya sebagai orang terkaya ke 146 di dunia dan orang terkaya nomor satu di Indonesia.
Selain Djarum, Robert adalah pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Mereka berdua melalui Farindo Holding Ltd menguasai 51 persen saham BCA. Selain itu, mereka juga memiliki perkebunan kelapa sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, serta sejumlah properti di antaranya pemilik Grand Indonesia dan perusahaan elektronik.Â
Peter Sondakh
Peter Sondakh mendapatkan keuntungan dari perusahaan transportasi miliknya yaitu Express Transindo. Keuntungan yang didapat Peter mencapai USD 98,3 juta atau Rp 13,3 triliun.Â
Pendapatan itu naik 173 persen dari 2013 yang mencapai USD 36 juta atau Rp 4,89 triliun. Peter berada di posisi ke-49 orang terkaya dari pembagian keuntungan di Asia pada 2015.
Total kekayaan bos Taksi Express ini mencapai USD 2,3 miliar atau Rp 29,9 triliun pada 2014.Â
Pada 2014 lalu, pria berusia 63 tahun tersebut mengakuisisi 51 persen saham PT BW Plantation Tbk. (BWPT) yang disetujui dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perseroan pada November 2014. Rajawali Corpora melalui PT Rajawali Capital International akhirnya menguasai mayoritas saham BWPT dengan mekanisme right issue.
Aksi tersebut membuat Sondakh resmi mengeser kepemilikan keluarga Tjipto Widodo melalui PT BW Investindo sebagai pendiri BWPT. Aksi korporasi tersebut bahkan juga membuat perusahaan milik Sondakh, Group Green Eagle, masuk ke pasar modal atau backdoor listing dengan diakuisisi oleh BWPT.
BW Plantation pun bertransformasi. Setelah konglomerat itu masuk sebagai pemegang saham mayoritas, BWPT mengubah nama menjadi PT Eagle High Plantation Tbk. Hal itu seiring dengan akuisisi Eagle Group oleh BWPT setelah perseroan meraup dana hasil right issue pada akhir Desember 2014.
Nominal akuisisi sebesar Rp 10,53 triliun itu diakui terdiri dari ekuitas Green Eagle sebesar Rp 8,52 triliun dan utang sebesar Rp 2 triliun.
Dalam laporan keuangan BWPT, disebutkan total aset Eagle High Plantation meroket menjadi Rp16,37 triliun hingga akhir 2014 dari tahun sebelumnya Rp7,02 triliun.
Susilo Wonowidjojo
Susilo Wonowidjojo mendapatkan keuntungan dari perusahaan rokok miliknya yaitu Gudang Garam. Pendapatan yang didapat Susilo mencapai USD 87,05 juta atau Rp 1,183 triliun.
Pendapatan tersebut naik 0,05 persen dari 2013 yang mencapai USD 87 juta atau Rp 1,18 triliun. Bos Gudang Garam ini menduduki posisi ke-55 orang terkaya dari pembagian keuntungan di Asia pada 2015.
Susilo saat ini memiliki kekayaan mencapai USD 8 miliar atau sekitar Rp 98,5 triliun.
Seperti dilansir Forbes, Susilo merasakan pahitnya bisnis rokok setelah produksi cengkeh anjlok mulai 2011. Produksi anjlok membuat harga cengkeh melonjak jadi Rp 60 ribu per kilogram. Ongkos produksi Gudang Garam pun naik drastis.
Tahun lalu saham Gudang Garam pun turun sehingga kekayaan Susilo 'hilang' sebanyak USD 2 miliar dan tinggal USD 5,3 miliar. Tahun ini dia bangkit dan kekayaannya bertambah USD 2,7 miliar.
Tapi tak semua orang kaya di daftar Forbes seperti Susilo. Situasi ekonomi yang kurang menguntungkan akhir-akhir ini, seperti lemahnya nilai tukar rupiah dan buruknya bisnis kelapa sawit, telah membuat kekayaan para miliuner di daftar itu berkurang atau tetap saja.
Anthony Salim
Anthony Salim mendapatkan keuntungan dari Salim Group. Pendapatan yang didapat Anthony mencapai USD 56 juta atau Rp 761,5 miliar.Â
Pendapatan tersebut naik 19,3 persen dari 2013 yang mencapai USD 47 atau Rp 639 miliar. Bos Sinar Mas ini menduduki posisi ke 55 sebagai orang terkaya dengan pembagian keuntungan di Asia pada 2015.
Anthoni meneruskan bisnis ayahnya, Liem Sioe Liong atau Om Liem, sang legenda pendiri Salim Group telah meninggal di usia 97 tahun pada Juni lalu di Singapura. Usaha Salim Group adalah lewat Indofood.
Di 2014, kekayaan Anthoni Salim mencapai USD 5,2 miliar atau Rp 49,4 triliun yang menempatkannya di posisi 4 orang terkaya se-Indonesia. Namun tahun ini, Anthony tak masuk 10 orang terkaya di Indonesia.
Martua Sitorus
Martua Sitorus mendapatkan keuntungan dari perusahaan kelapa sawit, Wilmar International. Keuntungan yang didapat dari pembagian dividen mencapai USD 33,1 juta Rp 448,7 miliar.Â
Pendapatan itu menurun 12,8 persen dari 2013 yang mencapai USD 38 juta atau Rp 516 miliar. Martua menduduki posisi ke-99 sebagai orang terkaya dengan pendapatan dividen di Asia pada 2014.
Martua mencatatkan kekayaan senilai USD 1,7 miliar atau sedikit lebih rendah dari harta kekayaannya tahun 2013 yang mencapai USD 1,85 miliar. Martua dimasukkan dalam peringkat ke-12 orang terkaya di Indonesia.
Â
(mdk/bim)