Indonesia Masuk Dalam Daftar Negara dengan Ketimpangan Ekonomi Terbesar di Dunia: Jurang Si Kaya dan Si Miskin Makin Dalam
Kesenjangan mulai terasa sejak tahun 2008 hingga 2023.
Selama 15 tahun, ketimpangan ekonomi cenderung meningkat di beberapa negara. Dalam UBS Global Wealth Report 2024, Ketimpangan ekonomi semakin masif terjadi di negara-negara berkembang. Sebaliknya, di negara maju, harta orang kaya cenderung menurun atau tidak bertambah signifikan.
Sejak tahun 2008, ketimpangan di Amerika Utara sedikit menurun, namun justru meningkat di Amerika Latin serta sebagian besar Eropa Timur dan Asia, kecuali Korea Selatan dan Hong Kong.
Ketimpangan diukur dengan bantuan koefisien Gini, yaitu angka antara 0 dan 100. Angka 0 berarti kesetaraan yang pasti, yaitu skenario di mana setiap orang memiliki jumlah kekayaan yang sama, sedangkan angka 100 berarti satu orang memiliki kekayaan yang sama. Sedangkan semua aset dan semua orang tidak memiliki aset, yaitu ketimpangan absolut.
Tertulis dalam laporan UBS, sebuah negara yang setiap orangnya menderita tingkat kemiskinan ekstrem yang sama akan terlihat seperti model keadilan dalam pemeringkatan koefisien Gini, namun penduduknya tidak akan menikmati status mereka sedetik pun.
Demikian pula, sebuah negara yang setiap orangnya memiliki kekayaan luar biasa bisa terlihat sangat tidak adil di atas kertas karena beberapa negara bahkan lebih kaya dibandingkan negara lain.
Dalam masyarakat yang dalam satu dekade terakhir kekayaan per orang meningkat dua kali lipat pada sebagian orang, tiga kali lipat pada sebagian lainnya, dan empat kali lipat pada sebagian lainnya, kesenjangan meningkat tajam, namun setiap orang menjadi lebih baik dalam hal standar hidup material, bahkan setidaknya dua kali lipat lebih baik.
Daftar Negara dengan Kesenjangan Tertinggi
Berdasarkan data UBS Global Wealth Report tahun 2024, setidaknya 10 negara ini mengalami kesenjangan ekonomi yang signifikan.
Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan kesenjangan ekonomi tinggi.
Singapura, kesenjangan meningkat 23 persen
Finlandia, kesenjangan meningkat 21 persen
Spanyol, kesenjangan meningkat 21 persen
Afrika Selatan, kesenjangan meningkat 17 persen
Brazil, kesenjangan meningkat 16 persen
India, kesenjangan meningkat 18 persen
Indonesia, kesenjangan meningkat 15 persen
Italia, kesenjangan meningkat 14 persen
Qatar, kesenjangan meningkat 12 persen
Denmark, kesenjangan meningkat 11 persen
Kekayaan Dunia
Dalam hal kekayaan per orang dewasa, populasi dunia telah mengalami kemajuan besar sejak awal tahun 2000-an.
Persentase penduduk dewasa dengan kekayaan terendah kelompok kurang dari USD10.000 terus menyusut selama resesi dan krisis keuangan, berkurang hampir setengahnya sejak tahun 2000, hingga pada titik dimana kategori ini tidak lagi menjadi kategori yang paling umum di seluruh dunia.
Angka ini telah diambil alih oleh kelompok kedua yang jauh lebih luas, yang telah tumbuh 2,5 kali lipat dari hanya di bawah 17 persen populasi dunia menjadi hampir 43 persen.
Dua kelompok kekayaan tertinggi juga telah berkembang secara signifikan. Kelompok ketiga meningkat lebih dari dua kali lipat, sedangkan kelompok terakhir yang kekayaannya melebihi satu juta dolar AS meningkat tiga kali lipat menjadi 1,5 persen dari populasi dunia.
Kekayaan yang dimiliki kelompok ini berjumlah hampir setengah dari kekayaan global, yakni hanya di bawah USD214 triliun. Sebaliknya, USD2,4 triliun yang secara kolektif dimiliki oleh kelompok masyarakat terbawah hanya mewakili setengah dari satu persen kekayaan global.