5 Pengusaha Indonesia masuk daftar 50 orang terkaya Asia 2015
India menempatkan wakil terbanyak yakni sebanyak 14 orang.
Keluarga menjadi model bisnis paling efektif dari banyak kerajaan bisnis terbesar dunia. Aspek keberlanjutan untuk mencapai kebesaran dalam berbisnis bisa diteruskan oleh anak maupun menantu dari sang pendiri.
Seperti dilansir dari laman Forbes, Samsung Grup milik keluarga Lee dari Korea Selatan menjadi salah satu bukti ampuhnya keluarga dalam membangun kerajaan bisnis. Samsung saat ini memiliki pendapatan setara 22 persen dari PDB Korea Selatan.
Saat ini, Forbes melansir 50 daftar pebisnis terkaya di Asia. India menempatkan wakil terbanyak yakni sebanyak 14 orang.
Sementara, hampir setengah dari daftar ini adalah para pebisnis keturunan China. Namun, yang menarik, tidak ada satu pun dari pengusaha ini menjalankan bisnisnya di China.
Forbes menyaring kerajaan bisnis dengan nilai kekayaan minimal USD 2,9 miliar untuk dapat masuk dalam daftar. Di 5 daftar teratas di antaranya ditempati oleh:
1. Keluarga Lee (Byung-Chull) asal Korea Selatan dengan kekayaan USD 26,6 miliar. Pemilik Samsung
2. Keluarga Lee (Shau Kee) asal Hong Kong dengan kekayaan USD 24,1 miliar. Pemilik Henderson Development
3. Keluarga Ambani asal India dengan kekayaan USD 21,5 miliar. Pemilik Reliance Group
4. Keluarga Chearavanont asal Thailand dengan kekayaan USD 19,9 miliar. Pemilik Charoen Pokphand (CP) Group
5. Keluarga Kwok asal Hong Kong dengan kekayaan USD 19,5 miliar. Pemilik Sun Hung Kai & Co
Data terbaru Forbes ini juga menempatkan lima kerajaan bisnis milik pengusaha Indonesia dalam daftar. Siapa sajakah mereka? Berikut merdeka.com akan merangkumnya untuk pembaca.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan Forbes? Prajogo Pangestu masih menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Forbes? Di posisi pertama daftar orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan nilai kekayaan USD67,4 miliar.
-
Siapa saja konglomerat teknologi Indonesia yang tercatat sebagai orang terkaya versi Forbes? Merujuk data terkini Forbes, ada tiga konglomerat baru yang datang dari bisnis sektor teknologi. Mereka adalah Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa saja orang terkaya di Indonesia? Memiliki kekayaan gabungan sebanyak US$ 48 miliar (Rp 744 triliun), Robert Budi dan Michael Hartono bertahan di posisi pertama.
-
Bagaimana cara Forbes menentukan daftar orang terkaya di Indonesia? Majalah Forbes belum memperbaharui daftar 10 orang terkaya di Indonesia pada edisi Juli 2024.
Keluarga Hartono dengan kekayaan USD 12,7 miliar di urutan 12
Sebagian masyarakat mungkin tidak asing lagi dengan pengusaha Taipan Hartono bersaudara. Mereka adalah Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Budi Hartono memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong yang merupakan keturunan Tionghoa yang lahir di Kudus, Jawa Tengah pada tahun 1941. Kemudian Bambang Hartono adalah kakaknya yang memiliki nama asli Oei Hwie Siang. Keduanya adalah anak dari Pendiri Djarum, Oei Wie Gwan.
Kisah sukses kedua bersaudara ini dimulai dari kota kecil Kudus. Pada 1951, Oei Wie Gwan membeli perusahaan rokok kretek kecil bernama Djarum Gramophon. Lalu Oei mengubah namanya menjadi Djarum. Oei memasarkan kretek dengan merek Djarum, dan ternyata sukses.
Di bawah kendali dua anaknya, Robert bersaudara, pada tahun 1972 Djarum terus maju dan mulai mengekspor produk rokoknya ke luar negeri. R. Budi Hartono dengan Group Djarum yang dipimpinnya pun melebarkan sayap ke banyak sektor antara lain perbankan, properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia. Diversifikasi bisnis dan investasi yang dilakukan Group Djarum ini memperkokoh Imperium Bisnisnya yang berawal di tahun 1951.
Keluarga Widjaja dengan kekayaan USD 5,8 miliar di urutan 28
Pemilik Grup Sinarmas saat ini, Eka Tjipta Widjaja, memiliki lini bisnis utama pengusaha ini menurut Bloomberg adalah Golden Agri, produsen kelapa sawit terbesar kedua sejagat.
Selain itu ayah 8 anak dan kakek dari 40 cucu tersebut menambah pundi-pundi uang melalui Grup Sinarmas, yang memiliki lini usaha meliputi pabrik kertas, investasi, tambang batu bara, sampai pembangkit listrik.
Pria bernama asli Oei Ek Tjhong yang lahir di Kota Coan, China ini, diperkirakan memiliki USD 2 miliar dalam bentuk tunai, sementara sisa hartanya tersebar dalam aset properti, surat berharga, dan valuasi saham.
Keluarga Lohia dengan kekayaan USD 5,4 miliar di urutan 31
Pemilik Indorama Grup, Sri Prakash Lohia, tahun ini menempati peringkat 319 orang terkaya di dunia. Saat ini, Sri Prakash Lohia merupakan orang terkaya nomor 3 di Indonesia.
Sri Prakash Lohia yang berdomisili di London ini baru saja membeli saham industri kimia di Afrika Selatan. Pemilik Indorama ini membeli 66 persen saham Industries Chimiques du Senegal yang merupakan produsen bahan kimia terbesar di Afrika Selatan.
Sri Prakash memulai usahanya pada tahun 1976 dengan membuat benang pintal. Usahanya terus berkembang hingga membuat produk industri, termasuk sarung tangan medis.
Pengusaha yang dahulu imigran asal India ini bukan nama baru dalam daftar 40 orang terkaya Tanah Air bikinan Forbes. Namun, dari segi pertambahan kekayaan, Sri Prakash termasuk yang paling moncer.
Pemilik grup Indorama Ventures yang banyak membuat kain berbahan polyester ini sukses mengakuisisi Old World Industries Inc, pabrik kimia terkemuka asal Inggris, di awal 2012. Miliarder yang sehari-hari menetap di Inggris itu juga meraup untung besar dari produksi Indorama Eleme Petrochemichals, anak perusahaannya yang berada di Nigeria.
Keluarga Wonowidjojo dengan kekayaan USD 4,9 miliar di urutan 32
Kedigdayaan bisnis rokok harus diakui cukup kuat di Indonesia. Indikatornya sederhana, konsumen penikmat rokok di dalam negeri termasuk yang cukup tinggi di dunia. Pasar produk rokok di dalam negeri juga sangat besar.
Hal ini yang membuat industri rokok semakin kuat. Dengan gambaran sederhana itu, tidak salah jika prospek bisnis di sektor industri rokok masih cukup menjanjikan. Apalagi terbukti, industri ini bisa menjadikan seseorang masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia. Setidaknya, dari sekian banyak pebisnis yang bergerak di industri rokok, ada tiga nama yang masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.
Pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo, merupakan salah satunya. Susilo adalah anak ketiga dari Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam, perusahaan rokok kretek di Kediri, Jawa Timur. Pada 2013, Majalah Forbes menobatkan ia sebagai orang terkaya ke-4 di Indonesia. Pada 2000, dia menggantikan kakaknya Rahman Halim atau Tjoa To Hing (anak pertama Surya Wonowidjojo) sebagai pimpinan Gudang Garam yang meninggal pada 27 Juli 2008 di Singapura.
Keluarga Salim dengan kekayaan USD 4,1 miliar di urutan 37
Taipan dunia bisnis terbesar di Indonesia, Sudono Salim telah meninggal dunia. Pria kelahiran Fujian ini telah meninggalkan kerajaan bisnis besar di mana salah satunya PT Indofood Sukses Makmur dengan produknya Indomie.
Bidang usaha yang dibangun Sudono tidak terpaku pada perusahaan makanan. Bahkan hingga toko serba ada, perbankan, semen hingga otomotif pun dia tangani. Taipan ini disinyalir telah pensiun dari dunia bisnis pada tahun 1998 lalu untuk menikmati hari tuanya.
Dari ketiga anaknya, hanya Anthony Salim yang terjun ke dunia bisnis warisan ayahnya itu. Kini, Anthony menjadi CEO Indofood Sukses Makmur dan Salim Group. Sementara bidang makanan, menantunya Franciscus Wilerang diwarisi usaha Bogasari Four Mills.
Pada 2004, dia menggenjot habis produsen mi instan tersebut ke mancanegara. Apalagi dengan mencatatkan namanya sebagai pemegang saham PT Salim Ivomas Pratama di Singapura. Fokusnya adalah bisnis makanan. Untuk mendongkrak penjualan Indofood di mancanegara, dia menggandeng Nestle S.A. Ujungnya adalah pendirian PT Nestle Citarasa Indonesia.
Anthony juga berhasil merebut kembali Sugar Group di Lampung yang sebelumnya disita oleh BPPN. Selain itu, dia juga membangun tiga pabrik gula baru di Muara Enim dan Sumatera Selatan.