5 PR bos baru Garuda Indonesia pengganti Emirsyah Satar
Menteri BUMN Rini Soemarno mendukung pengunduran diri Emirsyah Satar.
Emirsyah Satar mengundurkan diri sebagai Direktur utama Garuda Indonesia. Hal tersebut sudah disampaikan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno selaku pemegang saham mayoritas.
Demikian diungkapkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (11/12). Otoritas bursa sudah menerima surat pengunduran diri Emirsyah pada 10 Desember 2014.
Emirsyah menjelaskan dirinya akan mundur dari kursi bos Garuda Indonesia saat ini, tidak pada Maret mendatang saat rapat umum pemegang saham (RUPS). Keputusan ini diakui sudah direncanakannya.
"Saya kan ini udah nggak bisa diperpanjang lagi. RUPS kan direncanakan awal Maret, ini kan hanya beda bulan," jelasnya.
Dia menambahkan alasannya meninggalkan kursi dirut Garuda Indonesia ialah agar penggantinya dapat memiliki banyak waktu mempersiapkan rencana kerja untuk tahun depan.
"Saya pikir ini momentum yang bagus, agar nanti pengganti saya ini bisa siap di akhir tahun ini untuk mempersiapkan fullyear di 2015. Kalau (saya mundur) Maret, kan hilang satu triwulan. Kalau sekarang ini kan dia bisa bekerja full satu tahun," tuturnya.
Menteri BUMN Rini Soemarno mendukung pengunduran diri Emirsyah Satar selaku Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pasalnya, pengunduran diri Emir saat ini dapat memberi ruang gerak persiapan bagi pemimpin baru.
"Memang masa jabatan beliau akan habis, lebih baik beliau mengundurkan diri agar (direksi) yang baru dapat mempersiapkan tahun 2015," ujarnya.
Lalu apa saja tugas yang menanti bos baru Garuda Indonesia mendatang? Berikut merdeka.com mencoba merangkum permasalahan yang selama ini membelit maskapai pelat merah tersebut.
Baca juga:
Menteri Rini dukung pengunduran dirut Garuda Indonesia
Selain dirut, komisaris Garuda Indonesia juga mengundurkan diri
Alasan di balik Emirsyah Satar mundur dari bos Garuda Indonesia
Mantan Dirut Bank Mandiri siap jika dipilih jadi bos Garuda
Kementerian BUMN sudah terima surat pengunduran diri bos Garuda
Emirsyah Satar tinggalkan kursi bos Garuda Indonesia
Bos Garuda ingin penggantinya paham industri penerbangan
Emirsyah yakin Garuda Indonesia takkan merugi tahun depan
-
Bagaimana Garuda Indonesia mengatasi masalah keterlambatan penerbangan jemaah haji? Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi menyorot kinerja maskapai Garuda Indonesia terkait banyaknya keberangkatan jemaah haji yang terlambat.Terbaru kelompok terbang (kloter) 15 Embarkasi Makassar yang mengalami delay atau keterlambatan hingga tujuh jam. Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Kenapa Garuda Indonesia sering telat dalam mengangkut jemaah haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
-
Mengapa Garuda Indonesia memberikan diskon tiket pesawat? “Melalui penyelenggaraan berbagai program promosional yang kami laksanakan, kami ingin memberikan lebih banyak pilihan penerbangan yang dapat diakses oleh para pengguna jasa dengan harga yang lebih berkompetitif," kata Irfan dalam keterangannya, Minggu (28/7).
-
Siapa yang bisa mendapatkan diskon tiket pesawat Garuda Indonesia? Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengataka untuk mendapatkan berbagai penawaran menarik dari gelaran SOTF ini, para pengguna jasa dapat mengakses penawaran menarik ini di seluruh Kantor penjualan Garuda Indonesia di kota-kota di Indonesia maupun kantor perwakilan di luar negeri.
-
Apa tujuan utama para pembajak pesawat Garuda Indonesia 'Woyla'? Mereka yang menjadi tahanan tersebut pernah terlibat dalam beberapa kasus, di antaranya penyerangan Mapolsek Pasir Kaliki, Teror Warman di Raja Paloh dan aksi lainnya sepanjang 1978-1980. Selain meminta pembebasan anggota Komando Jihad, mereka juga meminta uang sebesar 1,5 juta USD.
-
Siapa yang meminta agar Garuda Indonesia memberikan perhatian khusus pada penerbangan haji? Komisi sudah memanggil pihak Garuda Indonesia, Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP). Apalagi, sejak insiden kerusakan mesin pesawat Garuda yang ditumpangi Kloter 5 Embarkasi Makassar."Kami minta agar diberikan perhatian khusus, karena haji ini adalah misi yang sangat vital dan penting. Sehingga seluruh transportasi, baik udara maupun darat harus dipastikan keamanannya. Itu sudah kami sampaikan," tuturnya.
Kerugian Garuda Indonesia besar
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui setoran dividen perusahaan pelat merah tahun ini tak akan mencapai target sebesar Rp 40 triliun. Sebab, hingga awal Desember, setoran terkumpul baru sebesar Rp 36,2 triliun.
"Kami kurang Rp 3,8 triliun, jadi tidak biasa setor sebesar itu. Kami sudah laporkan ini ke Kementerian Keuangan," ujar Rini di kantornya, Jakarta.
Rini beralasan, sejumlah BUMN merugi menjadi penyebab setoran dividen di bawah target. Maskapai penerbangan Garuda Indonesia menjadi BUMN menderita kerugian terbesar. Di luar itu, ada PT Aneka Tambang dan PT Perusahaan Listrik Negara.
"Garuda sendiri utangnya bisa 90 persen dalam dolar, sementara pendapatan dalam dolar 45 persen. Itu yang membuat mereka sangat berat," katanya. "Pada dasarnya operasi Garuda sedang mengalami penurunan, jadi dobel kalau Garuda," jelas dia.
Belum pulihnya kondisi makro ekonomi global, tingginya harga bahan bakar yang berdampak pada meningkatnya biaya operasional, serta depresiasi nilai tukar rupiah terhadap USD, yang mencapai lebih dari 20 persen, menjadi alasan Garuda Indonesia mencatat hingga kuartal III 2014 kerugian (comprehensive loss) USD 206,4 juta.
"Melambatnya pertumbuhan ekonomi global berpengaruh pada penurunan permintaan untuk rute-rute internasional dan penurunan kinerja Garuda, khususnya di kawasan Asia Pasifik yang pasarnya memang semakin kompetitif," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dalam rilis yang diterima merdeka.com.
Penambahan armada pesawat untuk perkuat pasar domestik
Emirsyah Satar mengatakan untuk memperkuat pasar domestik maka penggantinya harus mempercepat eksekusi pembelian pesawat.
"Kita sudah buat quantum leap ke depan. Pengembangan ke domestik. Armada yang baru, pendanaan sudah fixed sekarang tinggal eksekusinya," jelas dia.
"Kalau kita lihat, dari segi jumlah pesawat, memang kita masih kecil. Bila dibandingkan dengan tetangga-tetangga kita memang masih belum gede. Namun, market kita yang paling besar di Indonesia," tandasnya.
Pasar domestik menjadi fokus karena perekonomian Indonesia ke depan akan terus tumbuh. Imbasnya, permintaan akan moda transportasi udara akan tinggi.
"Indonesia tahun 2030 di mana mc kenzie sudah memprediksi menjadi ekonomi nomor 7 di dunia. Makin makmur rakyat, maka mau terbang, tidak mau ambil transportasi lain. Kita di Garuda harus mempersiapkan investasi agar kesinambungan pertumbuhan jalan terus," ungkapnya.
Gabungkan airport tax ke tiket
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah menentukan waktu yang tepat untuk penerapan kebijakan penggabungan passenger service charge (PSC) atau airport tax ke dalam harga tiket. Per 1 Januari 2015 seluruh maskapai penerbangan wajib mematuhi aturan anyar tersebut. Bahkan, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan bakal memaksa maskapai penerbangan untuk mengikuti aturan tersebut.
Aturan ini menjadi tantangan tersendiri pada bos baru Garuda Indonesia mendatang. Pasalnya, karena aturan ini Garuda Indonesia kerap mencatatkan kerugian.
Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto, membeberkan penyebab kerugian perseroan yang mencapai Rp 2,2 miliar per bulan akibat penyatuan PSC atau airport tax dalam tiket. Kerugian ini disebabkan belum terintegrasinya sistem kebandaraan Angkasa Pura secara internasional.
Pujo menjelaskan kerugian ini dialami Garuda jika ada penumpang yang harus multi leg stop over. Maksudnya adalah penumpang yang dari luar negeri harus banyak pindah bandara atau transit.
Efisiensi kinerja perusahaan
Turunnya harga minyak dunia rupanya tak membawa dampak besar terhadap industri penerbangan. Hal itu diungkapkan oleh Direktur PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar.
Emir mengungkapkan, idealnya dengan adanya penurunan harga minyak dunia juga dibarengi oleh penghematan terhadap biaya operasional perseroan. Khususnya dari harga avtur.
"Tetapi karena depresiasi nilai tukar Rupiah di atas 20 persen, ini menjadi tidak membantu," ujar Emir di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan.
Lemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) saat ini malah menurunkan kinerja keuangan Garuda.
"Jadi dengan kondisi seperti ini malah lebih negatif," tandasnya.
Poin utama pekerjaan rumah manajemen Garuda adalah efisiensi operasional. Salah satunya melalui efisiensi rute. Dia menuturkan, rute-rute yang jarang diisi akan ditinggalkan.
"Tapi kalau ada tapi isinya nggak pernah penuh kita ada opsi ganti dengan pesawat yang lebih kecil. Mungkin atau enggak, kita usaha dulu," ucap dia.
Efisiensi lain dari sisi bahan bakar. Caranya mengatur ulang jadwal penerbangan dan manajemen take off serta landing.
"Rata-rata hampir 15-20 menit harus berputar baru kita bisa mendarat. Apalagi kalau take off itu bisa tunggu 10 antrean. Itu boros sekali bahan bakar," ucap dia.
Persaingan semakin ketat, perlu inovasi bisnis
Perseroan mengklaim, penurunan profit Garuda ditekan persaingan yang semakin ketat serta oleh situasi ekonomi dunia yang belum pulih. Masih belum pulihnya perekonomian dunia hingga saat ini, menyebabkan penurunan kinerja perseroan termasuk maskapai dunia khususnya di Asia Pasifik mengalami kerugian dan mengurangi produksi (ASK/Availability Seat Kilometer) serta mengandangkan pesawat.
Pada periode Januari-April tahun ini perseroan hanya mencatat market share-nya di pasar domestik menjadi 28,9 persen, dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar 28 persen.