7 Trik pintar kelola uang biar bisa nikah di usia 20 tahun
Untuk orang seusia 20 tahun, memang selalu ingin menghambur-hamburkan uang.
Memasuki usia 20 tahun memiliki impian terpendam untuk menikah muda. Namun, faktor psikis dan mental yang bikin banyak orang belum ingin menikah muda.
Apalagi, menikah membutuhkan uang yang banyak untuk menggelar hajatan dengan mengundang orang-orang terdekat. Namun, usia muda memiliki jiwa untuk bersenang-senang.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Bagaimana cara menikmati liburan murah di Jakarta? Bagi warga Jabodetabek yang ingin mengisi liburan sekolah tanpa harus mengeluarkan banyak uang, destinasi-destinasi ini bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan biaya tiket masuk yang terjangkau, liburan di ibu kota bisa tetap menyenangkan dan berkesan.
-
Dimana saja lokasi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Bagaimana Kota Tua Jakarta berkembang menjadi pusat perdagangan? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
Mulai dari makan malam di restoran mahal hingga nongkrong di cafe bersama teman-teman. Untuk orang seusia 20 tahun, memang selalu ingin menghambur-hamburkan uang, sehingga tak pernah bisa memiliki cukup uang untuk menikah.
Berikut trik pintar kelola uang biar bisa nikah di usia 20 tahun seperti dilansir hipwee.com:
Audit keuangan setiap bulan
Menikah adalah perkara serius. Apalagi, jika dilihat dari sudut pandang keuangan. Menikah itu harus dipahami dengan adanya penyatuan sumber penghasilan, pengeluaran dan utang.
Untuk itu, diperlukan audit penghasilan setiap bulan sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Buat neraca pendapatan dan pengeluaran, kemudian analisa.
Selain itu, proyeksikan kondisi keuangan di masa depan. Dengan penghasilan yang sama, apakah keuangan tetap akan sehat setelah menikah? Jika tidak, berarti harus mencari cara untuk menambah penghasilan.
Punya tabungan
Uang yang dihabiskan untuk menikah cukup banyak. Untuk itu, pasangan yang ingin menikah harus memiliki persiapan dan tabungan pribadi.
Dengan asumsi orang yang mau menikah pasti sudah punya pekerjaan dan penghasilan, sedari dini usahakan untuk memiliki dana cadangan.
Untuk itu, biasakan untuk mulai menyisihkan sekian Rupiah dari penghasilan untuk ditabung sejak bekerja. Kebiasaan menabung memang harus dimulai sedini mungkin.Â
Berapa jumlah yang harus ditabung tergantung dari kemampuan masing-masing, namun untuk seorang lajang yang belum ada tanggungan namun sudah punya penghasilan ada baiknya kalau kamu menyisihkan 20-40 persen dari penghasilan. Jika terasa berat mulai dari 5 persen hingga 10 persen pada bulan berikutnya.
Kalau perlu apply saja ke program tabungan rencana yang secara otomatis menarik sejumlah uang dari rekening setiap tanggal tertentu.
Tak boros pengeluaran
Ukuran boros bagi tiap orang mungkin sangat berbeda, namun banyak pengeluaran yang tak disadari setiap bulannya. Seperti, menggunakan kartu kredit yang berbunga tinggi, bukankah lebih baik membayar dengan uang tunai sehingga bisa menghindari bunga dan pajaknya.Â
Belum lagi biaya bulanan yang sering kali tetap ditagihkan walaupun jarang digunakan. Sebelum menikah, para pasangan wajib saling bertukar pandangan soal berhemat dan boros. Di situlah gunanya proses saling mengenal.
Dari proses ini, bisa dibandingkan pemborosan cewek dan cowok. Jika salah satu dari kalian terlihat melawati batas dalam membelanjakan uang, harus saling mengingatkan.
Bayar tagihan tepat waktu
Jangan salah orang yang masih lajang bisa dikenai skor kredit yang buruk bila selalu telat membayar tagihan atau menunggak tagihan kartu kredit. Jika belum tahu berapa skor kredit di mata bank, setidaknya bikin pihak bank menyukai skro kredit sehingga tak kesulitan ketika mengajukan KPR di masa depan.Â
Hal yang bisa dilakukan untuk memastikan skor kredit bagus adalah selalu bayar tagihan tepat waktu, tak banyak berutang, punya rekening yang 'sehat, serta jadi nasabah setia di bank tersebut. Beberapa orang mungkin akan menyebutkan kepemilikan aset punya peranan penting dalam menentukan skor kredit, walau tidak signifikan.
Investasi
Meskipun terdengar sangat sulit, usahakan jangan punya utang yang ditujukan untuk kebutuhan konsumtif. Utang hanya boleh dilakukan untuk urusan investasi, semacam utang untuk modal usaha atau utang KPR untuk membangun rumah.Â
Bila sudah punya utang pun, pastikan jumlahnya tidak melebihi 30 persen dari jumlah penghasilan. Sebelum menikah, pandanglah lekat-lekat kondisi utang kalian berdua. Sebab setelah menikah semua tanggungan menjadi tanggungan bersama.Â
Bahkan, kalau perlu tunda dulu rencana menikah sebelum kalian bisa menekan jumlah utang masing-masing. Memang kejam tapi ini semua demi kebaikan para pasangan di masa depan.
Pilih asuransi selagi muda
Mungkin masih banyak yang agak 'alergi' ketika mendengar ajakan untuk ikut berasuransi. Tapi, justru sejak di usia muda, harus punya perlindungan asuransi sendiri. Bukan masalah waktu keperluan asuransi, tetapi sebagai cadangan apabila mengalami masalah kesehatan.
Lalu, asuransi apa yang baik bagi lajang yang baru siap menikah? Asuransi kesehatan atau asuransi jiwa?Â
Menurut perencanaan keuangan Pandji Harsanto, yang harus diprioritaskan sekarang adalah memiliki asuransi kesehatan terlebih dahulu. Asuransi kesehatan biasanya diberikan oleh kantor tempat bekerja.
Dengan iuran perbulan mulai dari Rp. 25,500 atau iuran terendah di BPJS, sudah bisa mendapatkan manfaat perawatan di rumah sakit. Jika jatuh sakit atau mendapat perhatian medis dari dokter umum ketika harus berobat.Â
Dengan begitu, gaji dan tabungan yang disimpan tetap aman, tidak diganggu oleh tagihan rumah sakit dan obat-obatan. Sementara kalau asuransi jiwa baru cocok diambil saat sudah punya resiko finansial seperti anak dan orang tua yang sudah pensiun.
Terbuka soal penghasilan
Topik pembicaraan ini mungkin terlalu tabu untuk dibahas ketika kalian masih pacaran, namun, ketika sudah memastikan jodoh, maka harus berani terbuka di hadapannya soal gaji perbulan hingga pendapatan bersih dalam setahun. Karena dari keterbukaan semacam ini kalian berdua bisa membuat perencanaan yang matang untuk masa depan.
Tak perlu malu apabila berbeda pendapatan. Karena ketika sudah mengikat janji di pelaminan, berapa pun yang dihasilkan suami juga jadi milik istri dan berapa pun yang istri hasilkan juga jadi milik suami.
(mdk/sau)