Ada Pilpres, Investasi Diperkirakan Melambat di 2019
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nawir Messi memperkirakan pertumbuhan investasi akan mengalami perlambatan di tahun ini. Salah satunya disebabkan oleh berlangsungnya Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada April 2019.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nawir Messi memperkirakan pertumbuhan investasi akan mengalami perlambatan di tahun ini. Salah satunya disebabkan oleh berlangsungnya Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada April 2019.
Menurutnya, penurunan investasi akan terasa pada semester I 2019. Pada periode ini, investor masih akan menunggu dan melihat kondisi Indonesia jelang pelaksanaan Pemilu.
"Saya kira kalau kita lihat semester I pasti tidak akan bergerak dengan baik. Tahun politik investor wait and see. Melihat apa yang terjadi setelah Pemilu," ujar dia di Jakarta, Kamis (7/2).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Kapan PDIP menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kenapa PDIP menang di pemilu 2019? Kemenangan ini juga menunjukkan bahwa citra dan program kerja yang ditawarkan oleh PDIP dapat diterima oleh masyarakat luas.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
Dia menjelaskan, pergerakan investasi kemungkinan baru akan terasa di semester II atau pasca pelaksanaan Pemilu. Namun demikian, investor tetap akan melihat kondisi dalam negeri sebagai dasar untuk memutuskan investasi di Indonesia.
"Setelah pemilu saya kira investor akan melakukan decision, mau terus masuk atau tidak. Tapi kami harap semester II, mulai Juli ke depan akan ada perubahan-perubahan dalam iklim kita," kata dia.
Sementara itu, Direktur Wilayah I Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Agus Joko Saptono mengungkapkan, pihaknya masih optimis jika tahun politik tidak akan mengganggu pertumbuhan investasi. Terlebih di tahun ini, pelaksanaan Pemilu dinilai lebih lancar dan kondusif.
"Saya lihat bahwa tren akhir tahun (2018) ada reborn tapi saya lihat siklus dari tahun poltik tidak seperti di 2014 di mana pertumbuhan ekonomi di bawah tahun ini. Saya lihat situasi politik tidak sekontras yang 2014, ini lebih smooth," ungkap dia.
Selain itu, Agus juga menilai siapa pun yang nantinya terpilih memimpin Indonesia untuk periode 2019-2024, tetap memiliki perhatian besar terhadap investasi. Sehingga investasi tetap akan digenjot agar tumbuh lebih tinggi.
"Saya lihat dua kubu ini, punya komitmen investasi yang cukup tinggi. Siapa pun yang terpilih ini punya background sebagai pengusaha, saya yakin beliau-beliau akan aware terhadap bagaimana untuk segera meningkatkan investasi 2019," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Indef Ungkap Penyebab Terhambatnya Pertumbuhan Ekonomi RI
Tak Siapnya Pengoperasian Sistem OSS Buat Investor Asing Enggan Masuk ke Indonesia
BKPM Soal Investasi Turun Jelang Pilpres: Ini Siklus 5 Tahunan
Penelitian: Perlambatan Ekonomi China Tak Pengaruhi Investasi RI
Ini Alasan Investasi 2018 Melambat Versi Bos Bappenas