ADB prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 9 persen bukan mimpi
Indonesia dinilai mampu meredam gejolak di dalam negeri.
Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat mencapai sembilan persen dalam waktu 10 tahun mendatang. Pencapaian pertumbuhan ekonomi tersebut sangat mudah lantaran Indonesia dinilai mampu meredam gejolak di dalam negeri.
"Ini jauh di atas yang ada sekarang, tapi potensinya memang ada," ujar Country Director ADB Steven Tabor di Kantornya, Jakarta, Selasa (7/7).
Namun, pemerintah harus melakukan upaya maksimal agar pertumbuhan ekonomi tersebut dapat tercapai. Upayanya adalah memaksimalkan produktivitas investasi Indonesia.
"Kalau dilihat dari perspektif jangka panjang, produktivitas investasi di Indonesia lebih rendah dari negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik. Produktivitas investasi di Indonesia hanya 1/3 dari negara lain di Asia secara keseluruhan," kata dia.
Selain itu, faktor produktivitas tenaga kerja di dalam negeri juga memegang peranan. Steven menegaskan produktivitas tenaga kerja di Indonesia memang mengalami kenaikan sebesar 60 persen dalam 14 tahun terakhir. Namun, produktivitas tenaga kerja tersebut masih kalah ketimbang China dan India yang meningkat hingga lima kali lipat.
"Jadi produktivitas kita memang naik tapi jauh lebih rendah dari kompetitor. Ini juga berdampak pada investasi," jelas dia.
Sementara itu, upaya terakhir adalah pemanfaatan perkembangan teknologi dan inovasi secara maksimal maksimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saat ini, memang teknologi dan inovasi mengalami pertumbuhan namun kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi hanya sebesar satu persen per tahun.
"Itu bukan hal yang hebat. Kalau kita lihat saat adanya industrialisasi di Jepang dan Korea, produktivitas mereka bisa 3 persen per tahun. Di China sekarang berkontribusi sebesar 4-6 persen per tahun. Harusnya kita bisa lebih tinggi dari 1 persen per tahun," pungkas dia.