Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Optimisme ini terbentuk usai hari pencoblosan sebagai puncak pesta demokrasi.
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu
Bank Indonesia menyebut pasca Pemilihan Umum selesai, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 bisa tembus 5,1 persen. Tercermin dari optimisme yang terbentuk usai hari pencoblosan sebagai puncak pesta demokrasi.
"Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini 2024 antara 4,7-5,5 persen. Kira-kira titik tengahnya disekitar 5,1 persen di tahun 2024," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung dalam acara Economic Outlook 2024, Kamis (29/2).
Menurutnya, sangat perlu untuk membangun optimisme bersama, meskipun dilevel global perekonomiannya masih dibayang-banyangi oleh ketidakpastian yang tinggi.
"Saya kira perlu untuk membangun optimisme kita bersama, untuk domestik ekonomi dengan kondisi global seperti itu sebenarnya uncertainty mereda tapi masih tinggi, itu yang dari sisi globalnya," kata Juda.
Bank Indonesia juga memprediksi inflasi di dalam negeri masih terjaga di kisaran 2-3 persen.
Termasuk pertumbuhan kredit yang ditargetkan mampu mencapai 10-12 persen tahun ini.
"Inflasi kami perkirakan juga masih terjaga, sangat terjaga di kisaran range Bank Indonesia 2-3 persen dan pertumbuhan kredit 10-12 persen di tahun ini," kata Juda.
Di sisi lain, Bank Indonesia juga memprediksi perekonomian global tahun 2024 lebih rendah yakni 3 persen, dibandingkan kondisi perekonomian tahun 2023 yang sebesar 3,1 persen.
"Kami perkirakan perekonomian global tahun 2024 3 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya 2023," kata Juda.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi global tahun ini diproyeksikan masih akan lemah.
Namun pertumbuhannya lebih kuat dibandingkan perkiraan sebelumnya.
"Berangkat dari global kita mungkin cautious optimistic. Kalo kita lihat perekonomian global kami perkirakan 2024 memang lebih rendah dari 2023, tapi angkanya akan lebih tinggi dari perkiraan kita sebelumnya," kata Juda.
Faktor hati-hati dan optimis (cautious optimistic) yang dimaksud ialah eskalasi ketegangan geopolitik yang masih berlanjut.
Sebab masih bisa mengganggu rantai pasokan, yang berpotensi dapat mendorong meningkatnya harga komoditas pangan dan energi. Termasuk menahan laju penurunan inflasi global.
Sehingga Bank Indonesia memproyeksikan perekonomian global tahun 2024 tumbuh kurang dari 3 persen.
Lebih rendah dari realisasi tahun 2023 yang sebesar 3,1 persen. Namun, dia tak memungkiri adanya kekhawatiran inflasi global yang masih tertahan.
"Kami perkirakan perekonomian global tahun 2024 3 persen, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya 2023," kata kata Juda.
Sementara, sisi optimisnya berasal dari masih kuatnya kinerja ekonomi Amerika Serikat.
Misalnya, dilihat dari penjualan eceran negara tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju lainnya.
"Amerika ternyata lebih kuat dari yang kita perkirakan baik dari sisi ketenagakerjaan dan sebagainya, kelihatan bahwa ekonominya sangat strong," kata Juda mengakhiri.