Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi tumbuh berkisar 4,7 persen hingga 5,5 persen pada 2024 mendatang.
Proyeksi tersebut salah satunya ditopang oleh penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan presiden (pilpres) pada tahun depan.
"Bank Indonesia memperkirakan di 2024 pertumbuhan ekonominya ada pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, itu tentang pemilu,"
kata Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta Pusat, Kamis (21/12).
Aida menuturkan, penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional. Semisal meningkatnya konsumsi pemerintah maupun sektor swasta.
"Pemilu tentunya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dari mana dia? Salurannya dari konsumsi pemerintah maupun konsumsi swasta," ungkap Aida.
Meski demikian, besaran dampak terhadap konsumsi pemerintah maupun swasta tergantung pada putaran pilpres. Dalam perhitungan Aida, jika pilpres berlangsung dalam 2 (dua) putaran akan menyumbang 0,6 persen terhadap sektor konsumsi.
"Kalau 2 putaran mungkin dia (pilpres) bisa 0,6 persen terhadap konsumsi bukan terhadap PDB," bebernya.
Selain itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2024 juga didorong oleh tetap terjaganya keyakinan konsumen seiring terjaganya laju inflasi.
Kemudian, berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) di berbagai wilayah Indonesia.
merdeka.com
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan di 2023 diperkirakan dalam kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen. Proyeksi ini ditopang oleh kuatnya sektor konsumsi rumah tangga dan meningkatnya investasi di tengah turunnya konsumsi pemerintah dan kinerja ekspor.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal pemerintah dengan stimulus makroprudensial.
Stimulus ini diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, khususnya dari sisi permintaan.