Akhir April 2017, Pertamina EP raup laba bersih Rp 2,55 triliun
Sekitar 32 persen dari target laba bersih tahun ini sebesar USD 596 juta.
PT Pertamina EP membukukan laba bersih sebesar USD 192 juta atau setara Rp 2,55 triliun (kurs Rp 13.300 per USD) hingga akhir April 2017. Itu sekitar 32 persen dari target laba bersih tahun ini sebesar USD 596 juta.
"Kalau produksi tidak naik, kami harus makin giat efisiensi agar profit tetap bagus," ujar Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, di Jakarta, seperti diberitakan Antara, Sabtu (3/6).
-
Kenapa Pertamina terus berupaya meningkatkan produksi Migas? “Kami berterima kasih atas dukungan DPR, karena ini merupakan komitmen kita bersama untuk memberikan suplai yang cukup bagi masyarakat hingga akhir tahun yang tinggal satu setengah bulan lagi,” pungkas Nicke.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas di dalam negeri? Sepanjang tahun 2023, Pertamina melakukan berbagai inovasi bisnis dan meningkatkan produksi migas dalam negeri serta berkiprah ke luar negeri, sebagai upaya kami untuk menambah produksi migas bagi Indonesia, menumbuhkan ekosistem energi transisi serta mengembangkan partnership dengan berbagai mitra bisnis yang kredibel.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk mendukung Kemandirian Ekonomi Nasional? Nicke Widyawati menyampaikan ucapan terima kasih atas penghargaan untuk Kategori Kemandirian Ekonomi yang diberikan kepadanya Menurutnya, kemandirian ekonomi tidak terlepas dari kemandirian energi, karena energi adalah katalis untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
-
Apa yang menjadi fokus utama Pertamina Patra Niaga di Indonesia Timur? Demi mewujudkan availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability yang lebih baik dan efisien bagi masyarakat di Indonesia Timur, Pertamina Patra Niaga terus mempercepat proses penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan tanki BBM di Maumere, Nusa Tenggara Timur dan dua (2) tanki LPG di Bima, Nusa Tenggara Barat dan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Adapun produksi minyak anak usaha Pertamina tersebut, Hingga 29 Mei 2017, mencapai 85 ribu barel per hari atau sekitar 94 persen dari target. Sedangkan produksi gas 969 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 93 persen dari target sebesar 1.041 MMSCFD.
"Kami masih mempunyai banyak potensi lain untuk dikembangkan dalam rangka mencapai target produksi nasional," katanya.
Secara umum, kata Nanang, seluruh lapangan fluktuatif dengan kecenderungan stabil pada kisaran angka target produksi. Saat ini yang sudah mencapai target adalah Pertamina EP Asset 4.
Pada tahun ini Pertamina EP menggarap enam proyek pengembangan di wilayah kerja migasnya. Antara lain, Paku Gajah Development Project di Sumsel, Pondok Makmur Development Project di Bekasi.
Kemudian, Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah, Cikarang Tegal Pacing di Jawa Barat. Lalu, Jawa Gas Development Project di Cepu, dan Jirak Phase-1 Development Project di Sumsel.
"Matindok sudah commisioning, bahkan pernah kami lakukan penjualan. Tapi karena ada yang belum sinkron, kami adakan perbaikan. Harapannya, pada 4 Juni kami mulai lagi 65 MMSCFD gross, nett-nya 55 MMSCFD," katanya.
Direktur Keuangan Pertamina EP Narendra Widjajanto menambahkan, per April 2017, perseroan telah mengeluarkan investasi sebesar USD 114,28 juta. Setara 15 persen dari target investasi yang terdapat dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017 sebesar USD 778 juta.
"Sebagian besar dihabiskan untuk pemboran migas serta workover dan sisanya untuk maintenance fasilitas produksi perusahaan."
(mdk/yud)