Kalahkan BRI dan Mandiri, Pertamina Raup Laba Bersih Rp62 Triliun
Laba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Laba bersih ini merupakan laba dari entitas induk. Jika dilihat secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun.
Kalahkan BRI dan Mandiri, Pertamina Raup Laba Bersih Rp62 Triliun
PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih USD4,44 miliar atau setara Rp62 triliun pada 2023.
Angka ini meningkat 17 persen dari periode 2022 ke 2023.
Laba yang ditorehkan oleh Pertamina sepanjang tahun lalu ini di atas laba yang berhasil dibukukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk.
Tercatat, Bank Mandiri membukukan laba bersih Rp55,1 triliun dan BRI membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp60,4 triliun.
Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan angka laba bersih Rp62 triliun itu merupakan laba dari entitas induk. Secara laba keseluruhan, nilainya mencapai Rp72 triliun. Torehan ini ditopang peningkatan kinerja Pertamina.
"Kita tetap berhasil meningkatkan profibilitas perusahan 17 persen, dimana kita berhasil mebukukan laba bersih meningkat dari tahun 2022 sebesar USD3,81 miliar menjadi USD4,44 miliar atau ekuivalen sebesar Rp62 triliun, ini untuk laba entitas induk, kalau laba total sekitar Rp72 triliun," tutur Emma dilansir dari Liputan6.com, Rabu (12/6).
Dia mengatakan, kinerja perusahaan dibayangi oleh kondisi ketidakstabilan global dan menurunnya parameter Indonesia Crude Price (ICP). Meski begitu, kinerja operasional tercatat mengalami peningkatan sehingga bisa menopang keuntungan tadi.
Di sisi lain, Pertamina juga mulai meningkatkan kinerjanya ditopang oleh restrukturisasi organisasi dengan pembentukan holding-subholding beberapa waktu lalu.
"Terlihat di sbelah kanan cost optimization telah membuahkan hasil. Artinya restruktutisasi organisasi, pembentukan holding subholding menghasilan efisiensi yang sangat nyata," kata dia.
Menurut data yang ditampilkannya, laba bersih Pertamina ditopang oleh operasional senilai USD2,86 miliar atau setara 64 persen dari total. Lalu, USD1,10 miliar dari optimalisasi biaya atau setara 25 persen.
"Dan juga dari sisi mitigasi rusiko atas mitigasi forex dan juga liability manajemen USD0,48 miliar. Jadi ini berbagai upaya dan juga telah membuahkan hasil dari restrukturiasi dari organsisasi," pungkasnya.