Akibat Corona, Ekspor RI 2020 Diprediksi Tumbuh Negatif
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Reza Yamora Siregar memperkirakan kondisi ekspor Indonesia sepanjang 2020 akan terkoreksi negatif. Hal ini terjadi seiring dampak dari Covid-19 yang membuat permintaan sejumlah negara-negara tujuan ekspor mengalami penurunan.
Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Reza Yamora Siregar memperkirakan kondisi ekspor Indonesia sepanjang 2020 akan terkoreksi negatif. Hal ini terjadi seiring dampak dari Covid-19 yang membuat permintaan sejumlah negara-negara tujuan ekspor mengalami penurunan.
"Ekspor ini agak susah. Karena ekspor ini masih bergantung dengan kondisi ekonomi global. Ekspektasi untuk tahun ini masih negatif kalau perhitungan kasar kami," ungkap Reza dalam diskusi virtual di Jakarta, Rabu (10/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
Dia mengatakan, kondisi pelemahan ekspor ini juga membuat permintaan impor Indonesia ke negara tujuan menjadi rendah. Sehingga kedua sektor ini pertumbuhannya akan sama-sama mengalami tekanan mendalam.
"Jadi kalau kita bicara net ekspor, ekspor minus impor, kan posisi kita sudah cukup membaik ke sekitar 1,5 persen of GDP. Karena memang ekspor kita hancur, tapi impor kita lebih hancur lagi," imbuh Reza.
Di samping itu, kebijakan lockdown di sejumlah negara-negara tujuan membuat ekspor dan impor Indonesia menjadi tertekan. Kondisi itu yang kemudian membuat pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi si 2020 mendatang.
"Jadi artinya kalau ekspor turun, impor kita juga turun, malah lebih berat, akibatnya net ekspor kita tidak membawa PDB kita. Kalau ekspor susah dalam kondisi ini, dan kita memang ekspektasi pertumbuhan ekspor masih dalam kurva negatif," pungkas Reza.
Ekspor Mei Naik
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Mei 2019 mengalami kenaikan sebesar 12,42 persen dibanding bulan sebelumnya. Ekspor Mei tercatat sebesar USD 14,74 miliar sedangkan pada bulan sebelumnya sebesar USD 12,60 miliar.
"Ekspor pada Mei 2019 tercatat sebesar USD 14,74 miliar," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat Badan Pusat Statistik, Jakarta, Senin (24/6).
Suhariyanto mengatakan, ekspor pada Mei mengalami kenaikan karena sektor migas dan non migas mengalami peningkatan cukup signifikan. Sektor migas naik sebesar 50,19 persen sedangkan non migas juga naik sebesar 10,16 persen.
"Ekspor migas pada Mei sebesar USD 1,11 miliar dan non migas sebesar USD 13,63 miliar," imbuhnya.
Adapun nilai total ekspor dari Januari sampai dengan Mei 2019 mencapai sebesar 68,46 persen. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 74,91 persen. "Secara keseluruhan ekspor Mei 2019 lebih rendah dari posisi 2018," jelasnya.
(mdk/azz)