Aktivitas 4 Pelabuhan China Merosot Hingga 72 Persen
Syarif menyatakan bahwa penurunan impor tersebut tidak disebabkan oleh wabah virus corona, melainkan memang bagian dari siklus tahunan sebelum dan sesudah Hari Raya Imlek.
Aktivitas impor dari 4 pelabuhan besar di China ke Indonesia tercatat turun hingga 72 persen. Hal ini disampaikan oleh Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Syarif Hidayat dalam pemaparannya di Kantor Staf Kepresidenan, Kamis (13/2).
Meski demikian, Syarif menyatakan bahwa penurunan impor tersebut tidak disebabkan oleh wabah virus corona, melainkan memang bagian dari siklus tahunan sebelum dan sesudah Hari Raya Imlek.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
"Memang ada penurunan impor dari China. Jadi ada 6 pelabuhan besar yang mengirim barang ke Indonesia, 4 pelabuhan jumlahnya turun," ujar Syarif.
Di sisi lain, 2 pelabuhan mengalami kenaikan, padahal lokasinya berdekatan dengan Wuhan, wilayah di mana virus Corona pertama kali menyebar.
Secara rinci, 4 pelabuhan yang mengalami penurunan ialah pelabuhan Qingdao dari 68,4 ribu ton menjadi 26,12 ribu ton (turun 61,83 persen), pelabuhan Xingang dari 40,05 ribu ton menjadi 24,7 ribu ton (turun 38,11 persen).
Lalu, ada pula pelabuhan Dalian dari 56,6 ribu ton menjadi 18,2 ribu ton (67,77 persen) dan pelabuhan Shanghai dari 63,3 ribu ton menjadi 17,5 ribu ton (72,37 persen).
Sementara, 2 pelabuhan dekat Wuhan yang volume pengiriman barangnya naik ialah pelabuhan Lianyungang dari 9,5 ribu ton menjadi 15,3 ribu ton (naik 60,5 persen) dan pelabuhan Zhangjiagang dari 10,8 ribu ton menjadi 12,3 ribu ton (naik 13,4 persen).
Dia menyebut, penurunan impor ini terjadi karena siklus tahunan di mana para importir biasanya memberi dan menerima barang lebih cepat untuk persiapan stok saat Imlek.
"Sehingga saat Imlek, aktivitas impornya menurun karena sudah persiapan sebelumnya," kata Syarif mengakhiri.
Pemerintah Hitung Dampak Virus Corona
Pemerintah Jokowi-Ma'ruf AMin masih menghitung dampak penyebaran virus corona ke pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk kegiatan ekspor dan impor. Sebagaimana diketahui, arus barang dari China berkontribusi sebesar 27 persen terhadap total angka impor Indonesia.
Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea Cukai, Syarif Hidayat mengakui memang ada penurunan impor, beriringan dengan mewabahnya virus corona. Namun hal tersebut belum tentu disebabkan dampak virus corona, karena memang biasanya saat Hari Raya Imlek ekspor dan impor memang turun.
"Kalau lihat tren dari Januari ke Desember nggak ada perubahan signifikan. Penurunan terjadi karena memang biasanya 2 pekan sebelum dan setelah imlek, impor dan ekspor mengalami penurunan," ujar Syarif.
Menurut data Ditjen Bea Cukai, pada minggu ke-5 bulan Januari 2020 terjadi penurunan impor secara keseluruhan sebesar 39,6 persen (yoy) karena lonjakan impor komoditas minyak mentah, mesin, alat berat dan telepon.
Lalu pada minggu ke-1 Februari 2020, penurunan impor dari China mulai terlihat sebesar 28,62 persen di semua kategori BEC (bahan baku kain, part elektronik, bahan baku plastik, komputer dan furnitur).
Hanya saja, penurunan impor ini berbarengan dengan saat-saat dimana virus Corona mewabah, sehingga belum bisa dipastikan kalau impor turun disebabkan oleh Corona.
"Biasanya para importir sudah mempersiapkan, jadi belanja besar-besaran pas Desember untuk stok Imlek, sehingga saat Imlek, arus impor turun," jelas Syarif.
Namun, jika dalam beberapa bulan ke depan penurunan terus terjadi, maka pemerintah akan segera melakukan penanganan karena kemungkinan besar memang disebabkan hal lain selain siklus. "Kami akan tinjau dalam beberapa bulan ke depan nah kalau masih turun artinya memang bahaya, harus ada penanganan," ujar Syarif.
(mdk/idr)