Aneh, Pria China Ini Tolak Digaji Rp4,2 Juta Sehari Malah Pilih Makan Camilan Setiap Hari
Li adalah salah satu pengembang rasa latiao terbaik di industri ini.
Seorang pria di China rela menolak tawaran pekerjaan dari perusahaan bergaji tinggi, demi dedikasinya sebagai pencicip latiao. Profesi Li sebagai pencicip latiao sudah dijalani selama 20 tahun.
Melansir South China Morning Post, dedikasi Li viral di media social China seperti Douyin, Xiaohongshu. Li menjabat sebagai Direktur Penelitian dan Pengembangan pabrik latio di Provinsi Henan, China Tengah. Dia bertanggung jawab menjaga rasa latiao yang diproduksi dari pabrik tempat dia bekerja, tidak berubah rasa. Itu pula yang menjadi alas an, Li hanya memakan camilan latiao sebagai makanan utama.
-
Apa yang dimakan influencer China ini? Kong mengeluarkan 100 yuan untuk membeli sekantong makanan babi yang ia gambarkan memiliki aroma oatmeal susu saat dibuka. Dalam video itu, ia juga menyebutkan bahwa pakan babi tersebut terbuat dari bahan-bahan seperti kacang kedelai, kacang tanah, wijen, jagung, serta vitamin tambahan.
-
Kenapa pria di video membeli semua makanan Bu Tin? 'Saya genapin sejuta. Habisin dan bagiin orang ke sini kasih gratis makan. Aman Bu Tin? Masih ada nasi kan?' kata pria pemilik channel Hobby Makan.
-
Kenapa influencer China ini makan pakan babi? Tujuannya adalah untuk menghemat pengeluaran. Ia juga mengklaim bahwa makanan ini lebih sehat dibandingkan dengan makanan siap saji yang sering menimbulkan masalah kesehatan.
-
Siapa influencer China yang makan pakan babi? Kong Yufeng, yang dikenal di dunia maya dengan nama King Kong Liuke, adalah seorang influencer kerajinan tangan yang terkenal di Douyin, China.
-
Bagaimana influencer China ini mengonsumsi pakan babi? Ia mencampurkan sebagian pakan tersebut dengan air hangat dan mengonsumsinya sekaligus. Namun, rasa yang kurang enak membuatnya meringis, sehingga ia berseru: 'Rasanya sangat asin! Sedikit asam juga! Aku tidak tahan; aku perlu minum lebih banyak air.'
-
Mengapa menghabiskan makanan dianggap kurang sopan di Tiongkok? Untuk menghargai tuan rumah, biasanya orang Indonesia akan berusaha menghabiskan hidangan yang telah disajikan. Namun di Tiongkok, hal ini justru dinilai kurang sopan, lho. Pasalnya, menghabiskan makanan tanpa menyisakan sedikitpun menandakan bahwa si tuan rumah tak memberikan santapan kepada tamu dengan porsi cukup.
Di China, latiao merupakan camilan popular yang terbuat dari tepung terigu dan saus pedas. Kunci rasa dari latiao adalah kuahnya yang biasanya terbuat dari minyak dan cabai, lada Sichuan, kayu manis, dan lengkuas.
Berita tentang pekerjaan Li menjadi viral baru-baru ini setelah Museum Latiao di provinsi Hunan, China tengah, siap membayar 1.888 yuan atau setara Rp4,2 juta sehari kepada pekerja paruh waktu untuk mencicipi dan memberikan masukan. Banyak yang menyarankan agar Li menerima tawaran tersebut, namun dia bersikeras untuk menolak.
Li menjelaskan, alasan dia menolak karena beranggapan bahwa puluhan rasa yang ia kembangkan merupakan rahasia pabriknya.
Li lahir di Pingjiang, Hunan di China selatan, tempat latiao ditemukan. Li tumbuh dalam keluarga yang menjalankan bisnis makanan ringan tahu pedas, dan telah mencicipi berbagai jenis cabai sejak ia masih muda.
Setelah mempelajari arsitektur lansekap di universitas, ia memilih untuk kembali ke rumah dan mendukung bisnis keluarganya, yang tidak berkembang karena ayahnya sudah terlalu tua untuk fokus pada bisnis tersebut.
Li mengembangkan rasa pedas dan asin baru untuk produknya, dan memulai kembali bisnisnya, namun meninggalkan rumah untuk menghadapi tantangan yang lebih besar, yaitu saat ia menemukan latiao.
Jajanan murah ini sudah menjadi favorit di kalangan anak-anak, namun ketika Li mencicipinya, dia terkejut melihat betapa tidak enaknya rasanya – hanya pedas dan pedas.
Li mendekati pabrik latiao dan mengajukan diri untuk mengembangkan produk yang lebih baik bagi perusahaan tersebut.
Untuk melindungi seleranya, Li menjauhi rokok dan alkohol, dan bahkan berhenti mengonsumsi makanan pedas lainnya dan sirih pinang, dua camilan favorit masyarakat Hunan.
Li mencicipi potongan latiao yang diproduksi oleh pabrik setiap hari untuk memastikan kualitas dan konsistensi. Ia juga mencicipi jajanan latiao yang diproduksi pabrik lain agar tetap kompetitif.
Li mengatakan latiao sudah menjadi makanan sehari-harinya.Dia membuat buku harian untuk mendokumentasikan semua data dan inspirasi dari rutinitas mencicipinya.
Li adalah salah satu pengembang rasa latiao terbaik di industri. Puluhan produk yang ia kembangkan dikabarkan menjadi produk terlaris.