Insinyur Palestina ini Gangguan Jiwa Usai Dipenjara Israel Selama 7 Bulan, Pikirannya Kini Seperti Anak Kecil
Insinyur Palestina mengalami gangguan jiwa usai ditahan Israel selama 7 bulan. Pria cerdas itu kini pikirannya justru seperti anak kecil.
Insinyur Palestina ini Gangguan Jiwa Usai Dipenjara Israel Selama 7 Bulan, Pikirannya Kini Seperti Anak Kecil
Fathi Abd Al-'Aal adalah tahanan Palestina yang belum lama ini dibebaskan dari penjara Israel.Mengutip akun Instagram @ramadhan_alues, Selasa (6/8) Fathi merupakan seorang Insinyur asal Gaza.
Fathi ditahan oleh pasukan penjajah sejak 7 bulan lalu dan baru dibebaskan pada tanggal 15 Juli 2024 kemarin.
Saat dijumpai, Fathi mengalami gangguan mental dan beberapa luka akibat penyiksaan yang tampak di tubuhnya.
Seorang warga menjelaskan kondisi Fathi yang memprihatinkan.
Ia menjadi saksi kondisi Fathi yang penuh luka dan membuktikan kejahatan yang dilakukan pasukan zionis.
"Mereka memukul kepalanya dan telinganya masih mengeluarkan darah, hidungnya patah, tulangnya mencuat keluar, kalian bisa melihatnya."
"Kami menemukannya di Rumah Sakit Khan Younis. Kami bahkan tidak tahu apakah dia masih waras atau tidak. Kami tidak tahu untuk apa dan apa yang telah terjadi padanya," sambungnya.
Seorang pemuda lainnya menjadi saksi bahwa sosok Fathi merupakan pemuda cerdas dan taat agama.
Namun usai dibebaskan dari penjara, Insinyur itu berubah menjadi seperti anak kecil dan penuh luka.
"Dia adalah seorang pemuda yang sehat. Dia biasa memimpin kami dalam shalat dan berdoa. Dia bisa melakukan segalanya, tapi sekarang dia tidak bisa melakukannya lagi."
"Pikirannya seperti anak kecil, mereka telah memukulinya dengan kejam," ujarnya.
Sampai saat ini belum diketahui pasti di mana tentara Israel menahan Insinyur Palestina itu.
Selain itu juga tidak diketahui apa yang dirasakannya sehingga rincian penderitaannya menjadi tidak jelas.
Penyiksaan Tentara Israel ke Tahanan Palestina
Israel beberapa kali dituduh telah melakukan kejahatan kepada para tahanan yang kebanyakan adalah warga sipil Palestina.
Seperti kisah Moazaz Obaiat yang dahulu merupakan seorang binaragawan berbadan kekar, namun usai ditahan kondisinya kurus dan memprihatinkan.
Moazaz merupakan warga asal Betlehem yang dipenjara tentara Israel selama 9 bulan.
Diduga ia telah diberikan obat yang membuatnya tampak linglung dan seperti kebingungan saat ditemukan pertama kali.
Moazaz menceritakan kondisi penjara Al-Naqab yang dianggap sangat mengerikan dan jauh dari kata manusiawi.
"Penjara Al-Naqab seperti penjara di Guantanamo. Segalanya yang tidak bisa dibayangkan oleh pikiran, pembunuhan, kelaparan, kesengsaraan, penyakit, 2000 tahanan dengan penyakit kronis," ucapnya.
Selain Moazaz, cerita kejamnya penjara Israel juga terjadi di penjara Guantanamo.
Sebuah laporan mengerikan dibagikan saat para tahanan Palestina dianiaya dan disiksa secara seksual oleh para tentara pendudukan.
Jurnalis Palestina Muhammad Saber Arab, 42 tahun, yang ditangkap militer Israel tiga bulan lalu di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, memberikan kesaksian mengejutkan kepada pengacaranya selama ditahan di penjara Israel Sde Teiman di Gurun Negev.
Koresponden stasiun televisi Alaraby itu mengatakan kepada pengacaranya Khaled Mahajneh, semua tahanan Palestina di penjara itu mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan hinaan luar biasa tanpa henti, sampai dibunuh.
Delapan mantan tahanan, yang penahanannya di tempat tersebut dikonfirmasi oleh militer dan memberi kesaksian, melaporkan berbagai pelanggaran selama dalam tahanan.
Mereka mengaku ditinju, ditendang, dan dipukul dengan tongkat, popor senapan, dan detektor logam genggam.
Seorang tahanan mengatakan tulang rusuknya patah setelah ditendang di bagian dada.
Hingga saat ini, setidaknya ada 6 orang Palestina, tewas dalam kamp Sde Teiman dan lebih dari 1000 warga Gaza masih dikurung di sana.