Anggota DPR Sebut Pertamina Bisa Wujudkan Swasembada Energi Sesuai Target Presiden Prabowo, Ini Langkah Harus Dilakukan
Dibutuhkan proses guna menuju target tersebut, yang pertama harus dicapai adalah ketahanan energi yakni terjaminnya pasokan energi untuk kebutuhan nasional.
Anggota Komisi XII DPR, Eddy Soeparno optimistis Pertamina mampu mendukung upaya Pemerintahan Prabowo Subianto guna mewujudkan atau mencapai swasembada energi.
Menurut dia, Pertamina menunjukkan kinerja positif dan berkomitmen menjaga ketahanan energi, bahkan, saat ini BUMN energi itu terus bertransformasi menjadi perusahaan migas kelas dunia.
- Disaksikan Presiden Prabowo, PLN Perkuat Kolaborasi Global Bersama China untuk Swasembada Energi di Indonesia
- Presiden Prabowo Ingin Indonesia Capai Swasembada Energi, Karyawan PGN: Kami Siap Penuhi Penugasan Pemerintah
- Kinerja Pertamina di Era Prabowo Diyakini Bakal Meningkat dan Wujudkan Kemandirian Energi
- Pertamina Distribusikan BBM ke Pelosok Tanah Air, Anggota DPR: Ini Merupakan Jalur Rumit
"Swasembada energi, saya punya optimisme terhadap Pertamina karena sekarang telah bertransformasi menjadi perusahaan kelas dunia atau world class company," ujar Eddy dikutip dari Antara, Selasa (29/10).
Sebagai tulang punggung dalam upaya mencapai target swasembada energi, lanjutnya kinerja Pertamina dinilai menggembirakan seperti telah menjalankan tata kelola bisnis yang baik, termasuk mempraktikkan dan meningkatkan Environmental, Social, and Governance (ESG).
"Berbagai kinerja Pertamina sangat mendukung program Pemerintah di bidang energi. Bahkan saat ini, 62 persen produksi migas merupakan produksi Pertamina," katanya.
Terkait swasembada energi, Eddy menyatakan, dibutuhkan proses guna menuju target tersebut, yang pertama harus dicapai adalah ketahanan energi yakni terjaminnya pasokan energi untuk kebutuhan nasional.
Pada tahapan ini, tambahnya, tidak mutlak bersumber dari dalam negeri, tetapi juga bisa dari sumber luar negeri.
"Misal, selama ini pasokan Elpiji dalam negeri terjamin, karena Pertamina sudah mengikat kontrak dengan pemasoknya. Begitu juga lifting minyak bumi sekitar 600 ribu barel per hari, sisanya melalui pengikatan kontrak yang dilakukan Pertamina juga. Hal itu akan membuat jaminan energi di dalam negeri terpenuhi," katanya.
Setelah itu, imbuhnya, barulah menuju kemandirian energi, antara lain bisa dicapai melalui proses transisi energi.
"Proses dari energi fosil ke energi terbarukan. Energi terbarukan itu jika kita kelola dan kembangkan bisa mengganti energi fosil yang sebagian besar kita impor. Jadi sambil kita melakukan transisi energi kita wujudkan ketahanan dan kemandirian energi," katanya.
Perlu Dukungan Pemerintah
Dengan demikian, lanjutnya berbagai upaya yang sudah dilakukan Pertamina pun, merupakan proses menuju kemandirian energi guna mewujudkan swasembada energi. Termasuk di dalamnya, berbagai terobosan yang dilakukan Pertamina, seperti pengembangan biofuel, petrochemical, geothermal, dan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS).
"Betul. Itu semua masuk dalam upaya kemandirian energi dan menciptakan energi bersih," katanya.
Namun demikian Eddy mengingatkan, guna mewujudkan program swasembada energi, pemerintah tetap perlu memberikan dukungan kepada Pertamina seperti melalui penguatan modal agar bisa melakukan ekspansi untuk mencari sumber-sumber migas di luar negeri.
Selain itu, juga insentif untuk melakukan berbagai kegiatan usaha dari berbagai lini bisnis. Dan, tidak hanya itu. Eddy menambahkan bahwa sebagai BUMN, Pertamina juga membutuhkan dukungan regulasii
Regulasi juga harus diberikan, tambahnya, karena sebagai perusahaan bidang migas, Pertamina memang harus didahulukan,misalnya, jika ada tender terhadap blok-blok migas yang ada, BUMN energi tersebut harus mendapat preferensi untuk melihat mana blok migas yang layak dikembangkan lebih lanjut.