Aturan insentif mobil listrik terbit Agustus 2018
Kemenperin juga sudah mengajukan skema penurunan bea masuk untuk kendaraan listrik dalam bentuk Completely Knock Down (CKD) sekitar 0-5 persen, yang saat ini dikenakan tarif hingga 5-10 persen. Sementara, untuk jenis Incompletely Knocked Down (IKD) dihapuskan menjadi 0 persen, yang semula sebesar 7,5 persen.
Aturan insentif berupa tax holiday untuk industri otomotif dan pemotongan pajak untuk vokasi dan inovasi industri atau super deductable tax rencananya dikeluarkan pada Agustus 2018. Kementerian perindustrian meyakini, industri otomotif di dalam negeri sudah siap memproduksi kendaraan listrik secara bertahap.
"Rencananya insentif tersebut keluar pada Agustus ini, bersamaan dengan insentif lainnya, termasuk yang 'super deductable tax' untuk vokasi dan inovasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Rabu (1/8).
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Mengapa Pemkab Cilacap berencana menguji coba perahu nelayan berenergi listrik? Peralihan ke energi listrik ini disinyalir lebih ekonomis dibanding menggunakan bahan bakar yang lama.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
Kemenperin juga sudah mengajukan skema penurunan bea masuk untuk kendaraan listrik dalam bentuk Completely Knock Down (CKD) sekitar 0-5 persen, yang saat ini dikenakan tarif hingga 5-10 persen. Sementara, untuk jenis Incompletely Knocked Down (IKD) dihapuskan menjadi 0 persen, yang semula sebesar 7,5 persen.
"Dari penurunan itu, para produsen bisa melakukan pre-marketing untuk kendaraan listrik, sehingga mendapatkan volume produksi, serta mendorong penjualan dan menambah investasi," ujar Menteri Airlangga.
Menurut Menperin, strategi pengembangan kendaraan listrik di dalam negeri telah dipersiapkan melalui peta jalan program kendaraan rendah emisi karbon atau low carbon emission vehicle (LCEV). "Jadi, program ini menggunakan pendekatan emisi CO2 yang dihasilkan kendaraan," jelasnya.
Adapun yang termasuk dalam jenis kendaraan LCEV, meliputi kategori yang disebut low carbon for internal combustion engine (ICE) technology, yakni kendaraan bermotor hemat bahan bakar dan harga terjangkau (KBH2) atau low cost green car (LCGC).
Kategori selanjutnya, low carbon for hybrid electric technology, antara lain kendaraan jenis hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid vehicle (PHEV) dan dual HEV. Sedangkan, untuk kategori low/zero carbon technology seperti kendaraan battery electric vehicle (BEV) dan fuel cell electric vehicle (FCEV).
Kemenperin menargetkan, pada 2020, sebesar 10 persen dari 1,5 juta mobil yang diproduksi di dalam negeri adalah golongan LCEV. Kemudian, pada 2025, populasi LCEV diperkirakan tembus 20 persen dari 2 juta mobil yang diproduksi di dalam negeri.
Target terus meningkat hingga mencapai 25 persen ketika produksi 3 juta mobil pada 2030, dan dibidik sampai 30 persen saat produksi 4 juta mobil di 2035. "Dari jumlah produksi tersebut, sebagian untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan sisanya untuk ekspor," katanya.
"Dari segi electric motor itu bukan merupakan teknologi baru bagi kita. Sedangkan, untuk baterai, kita punya bahan baku nikel murni yang bisa diproduksi di Morowali, bahkan ada produsen yang sedang ekspansi di Halmahera, dan untuk cobalt bisa diekstraksi dari timah di Bangka," katanya.
Di samping itu, dalam upaya mempercepat pengembangan mobil listrik di Indonesia, Kemenperin telah menggandeng pemangku kepentingan dari kementerian dan lembaga, perguruan tinggi, serta pelaku industri otomotif. "Kerja sama ini untuk melakukan studi tentang mobil listrik yang akan di-launch pada awal Agustus ini. Kami berharap, ada feedback dari semua pihak," katanya.
Bahkan, Kemenperin juga tengah mendorong riset mengenai energi terbarukan yang dapat mendukung program LCEV. "Jepang dan Jerman sudah melakukan penelitian dari 'palm oil mill effluent' dan ganggang untuk diekstraksi menghasilkan minyak, sehingga ampas sawit juga dapat dimanfaatkan. Pemerintah Jepang membuat investasi di Indonesia sebesar 60 juta dolar AS," katanya.
Menurut menperin, produk yang dihasilkan tersebut sudah memenuhi standard Euro4 atau B100. "Saat ini, kita sedang mengarah ke B20 atau basisnya euro2. Ini bisa menghemat devisa dan industri dapat berkelanjutan," katanya.
Baca juga:
Perpres mobil listrik masuk tahap harmonisasi antar kementerian
Mobil listrik reduksi komponen otomotif dalam jumlah besar? Begini gambarannya
Pemerintah prediksi 'booming' mobil listrik Indonesia terjadi di 2040
Pengusaha komponen otomotif minta dilibatkan dalam pengembangan mobil listrik
Industri komponen lokal belum persiapkan apa pun untuk masuki era mobil listrik
Bahan bakar fosil habis dalam 12 tahun, Indonesia siap produksi mobil biofuel
Pertamina dan UNS ciptakan baterai penggerak motor listrik yang hemat dan murah