Bangun Ekosistem Besar, Jokowi Yakin Indonesia Jadi Produsen Kendaraan Listrik Dunia
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia ke depan akan membangun sebuah ekosistem yang besar dengan mengintegrasikan berbagai kekayaan sumber daya alam, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimis Indonesia akan menjadi negara produsen Electric Vehicle atau kendaraan listrik berbasis baterai terbesar di dunia. Baru-baru ini, Jokowi mengaku kedatangan tiga delegasi besar yang membahas mengenai transisi energi, transformasi digital dan mengenai ekonomi hijau Indonesia, termasuk mengenai EV.
"Saya dua hari ini kedatangan tiga delegasi dengan delegasi besar bertanya, bagaimana mengenai transisi energi dan mereka bertanya mengenai transformasi digital dan menanyakan mengenai ekonomi hijau kita, juga tanya bagaimana program EV baterai kita. Ini kekuatan yang harus kita sadari," kata Jokowi, Jumat (2/12).
-
Kenapa pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik? Hal tersebut guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Apa yang memengaruhi jarak tempuh mobil listrik? Menurut informasi resmi dari Hyundai Gowa, ada beberapa faktor yang memengaruhi jarak tempuh kendaraan listrik. Faktor-faktor tersebut mencakup kebiasaan berkendara, penggunaan daya tambahan, kondisi saat berkendara, serta status energi pada baterai.
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
Jokowi menyatakan bahwa Indonesia ke depan akan membangun sebuah ekosistem yang besar dengan mengintegrasikan berbagai kekayaan sumber daya alam, seperti nikel, tembaga, bauksit, dan timah.
"Beberapa kali saya sampaikan, yang kita bangun ke depan ini adalah sebuah ekosistem besar bukan proyek kecil-kecil. Oh ini ada proyek di Morowali dan di Batang, bukan itu! Yang ingin kita bangun adalah sebuah ekosistem besar," ujarnya.
Sebagai contoh yaitu akan dibangun ekosistem EV baterai untuk mobil listrik maupun untuk sepeda motor listrik. Menurut Jokowi, Indonesia itu kaya dengan sumber daya alamnya, terutama bahan baku untuk memproduksi EV.“Apa yang tidak kita punya? Untuk mencapai kesana kita punya nikel, tembaga, bauksit, timah, yang gak punya kita hanya lithium. Kurang satu lithium, ada dimana barang ini? ada di Australia,” ujarnya.
Pada saat gelaran B20 lalu, Jokowi menyampaikan kepada Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk bekerja sama dalam produk lithium. Namun, ternyata beberapa orang Indonesia sudah lebih dulu memiliki tambang lithium di Australia.
“Saat B20 saya sampaikan kepada Perdana Menteri Albanese , bahwa kita harus bisa bekerja sama, Tapi ternyata ada yang dari kita sudah memiliki tambang (lithium) di sana (Australia). Orang-orang kita ini pinter-pinter lho, belum kejadian tapi sudah beli di sana. Saya harus angkat jempol bisa melihat opportunity secepat itu, dan itu bagus,” ungkapnya.
Hal Sulit Dilakukan
Menurut Jokowi, hal yang sulit dilakukan itu adalah mengintegrasikan sumber daya alam yang dimiliki agar menjadi suatu ekosistem yang besar. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antar pemerintah pusat maupun daerah serta dengan para stakeholder.
"Yang sulit dari dulu adalah mengintegrasikan itu menjadi ekosistem yang besar. Itu yang tidak pernah kita kerjakan. Ini proyek jalan sendiri, itu jalan sendiri sehingga tidak memiliki nilai tambah yang besar," ujarnya.
Pada akhirnya Indonesia dimainkan oleh negara lain, karena ketidakmampuannya untuk menintegrasikan kekayaan alamnya menjadi ekosistem besar. Misalnya, tembaga sudah lebih dari 50 tahun ada di Papua, namun smelternya ada di Jepang dan Spanyol.
"Contoh saja, tembaga sudah lebih dari 50 tahun di Papua, smelternya ko ada di Jepang, Spanyol, kita dapat apa? Kita diam saja, terus pengusaha daerah dapat apa, umkm kita dapat apa? Ini gerbong besar. Inilah ekosistem ini akan dibangun kalau bisa mengintegrasikan itu," ujarnya.
Lompatan Negara
Jokowi pun menegaskan, dirinya akan berusaha untuk menintegrasikan hal itu semua untuk mendorong Indonesia menuju ke peradaban baru, yakni Indonesia emas 2045.
"Saya akan berusaha sekuat tenaga agar ini terintegrasi dan menjadi lompatan negara kita menuju peradaban baru, kalau baterainya jadi, kita tidak usah muter-muter ke investasi. Orang akan datang ke sini, percaya ke saya, karena ekosistem besarnya ada di sini," ujarnya.
"Saya sudah hitung-hitung nanti produksi EV battery itu 60 persen ada di Indonesia, percaya ke saya. Sehingga siapapun yang ingin membangun mobil dan motor listrik pasti bakal kesini karena lebih efisien barangnya semua ada, tembaganya ada, bauksitnya, untuk mobil dan badan pesawat semuanya ada disini," pungkas Jokowi.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)