Bangun SUTET Suralaya-Lontar-Jakarta,PLN target bisa beroperasi 2017
Bangun SUTET Suralaya-Lontar-Jakarta, PLN target bisa beroperasi 2017. Nantinya jaringan sirkuit yang akan dibangun memiliki panjang 56 Km. Pembangunan dilakukan agar kemampuan transfer listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik di Suralaya menuju pusat beban di Jakarta dan kawasan industri di Banten semakin besar.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana membangun 1 Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) yang akan terhubung dari Suralaya - Lontar - Jakarta. Pembangunan dilakukan agar kemampuan transfer listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik di Suralaya menuju pusat beban di Jakarta dan kawasan industri di Banten semakin besar.
"Untuk itu PLN akan membangun saluran transmisi baru yang menelusuri pantai Utara dari Suralaya ke arah Lontar, Lontar ke arah Jakarta, persisnya nanti kearah titik antara Muara Karang," ujar Direktur Regional Jawa Bagian Barat, Murtaqi Syamsuddin, di Balaraja, Banten, Kamis (10/11).
Nantinya jaringan sirkuit yang akan dibangun memiliki panjang 56 kilometer (Km). Sayang, pihaknya masih belum mengungkapkan berapa investasi untuk membangun SUTET baru tersebut.
"Sebelumnya kan Rp 514 miliar, kalau yang baru belum dihitung. Tapi kira-kira biaya tidak jauh dari sini lah," tuturnya.
Diharapkan, SUTET tersebut akan bisa beroperasi pada awal 2017 mendatang. "Rencana ini sudah disurvei kira-kira 2 bulan lalu, awal kontruksi awal tahun depan lah," pungkasnya.
Sebelumnya, PLN baru saja meresmikan beroperasinya SUTET 500 kilovolt (kV) Suralaya - Balaraja. Keberadaan transmisi tersebut menambah 3 transmisi yang sudah ada yakni Suralaya - Jakarta, Balaraja - Gandul, dan Cilegon - Cibinong. Adanya tambahan tersebut menambah kemampuan transfer listriknya sebesar 5.500 megawatt (MW).
Baca juga:
PLN beri fasilitas sambungan listrik 450 VA di Kepulauan Seribu
PLN tampilkan progress 35 ribu MW di depan Presiden Jokowi
2 Sirkuit Surabaya-Balaraja 500 kV perkuat kelistrikan Jawa-Bali
KEIN: Indonesia akan alami krisis listrik di 2018
PLN: Malaysia masih akan suplai listrik Kalbar di 2017
PLN: Tidak ada hambatan financial close untuk pembangunan 35.000 MW
Realisasi 35.000 MW baru 41 persen, bos PLN sebut sesuai target
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.