Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya
PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir, Ini Penyebabnya
Indonesia Ternyata Pernah Terancam Krisis Listrik dan Buat PLN Ketar-Ketir
Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo, menyampaikan kilas balik kinerja perusahaan di depan anggota Komisi VI DPR RI.
Pada momen tersebut, Darmawan mengaku PLN pernah menghadapi tantangan stok batubara yang kurang dari 5 Hari Operasi Pembangkit (HOP) pada Desember 2021 lalu.
"Kilas balik pada Desember 2021 PLN menghadapi krisis di mana stok batubara dipembangkit-pembangkit PLN maupun pembangkit swasta pada saat itu hanya mendekati 5 hari operasi," kata Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (3/4/2024).
Minimnya stok batubara tersebut membuat PLN ketar-ketir karena sistem kelistrikan berada di posisi kritis.
"Sehingga pada saat itu kondisi sistem kelistrikan kritis," kata Darmawan.
Kendati begitu, PLN telah melakukan perbaikan menyelesaikan kondisi kritis tersebut.
Sehingga sepanjang 2023 kondisi kelistrikan kembali kokoh dengan HOP rata-rata 20 hari.
"Kami sempat menghadapi tantangan hanya 5 hari sebelum terjadi ada pemadaman di 15 juta pelanggan PLN," kata Darmawan.
Permasalahan tersebut bisa diselesaikan lantaran PLN mengubah sistem yang tadinya memasok energi primer yang terbatas menjadi pasokan energi primer untuk pembangkit yang lebih kokoh dan lebih konsisten.
Sehingga PLN bisa memperbaiki sistem kelistrikan yang tadinya rentan menjadi sistem kelistrikan yang semakin handal.
merdeka.com
"Kami juga mengubah kontrak-kontrak kami yang tadinya jangka pendek, kontrak yang ringkih, menjadi kontrak yang jangka panjang yang jauh lebih kokoh," kata Darmawan.
Kondisi kritis serupa juga pernah terjadi di Desember 2015.
Kala itu sistem kelistrikan di Indonesia banyak yang dalam status kritis.
Artinya beberapa sistem berstatus defisit sedangkan yang lainnya berstatus margin yang belum mencukupi.
Namun, saat ini sistem kelistrikan Indonesia sudah jauh lebih kokoh, yakni memiliki cadangan daya yang sangat besar dengan reserve margin rata-rata di atas 30 persen.
"Ini adalah buah manis dari pengembangan ekspansi infrastruktur kelistrikan baik itu dari pembangkitan, transmisi maupun juga distribusi sehingga sistem kelistrikan nasional di tahun 2024 ini jauh lebih kokoh dibandingkan sistem kelistrikan di tahun 2015," pungkasnya.
merdeka.com