Bank BJB Restrukturisasi Kredit Nasabah Senilai Rp2,7 Triliun
Yuddy mengatakan masih ada sekitar Rp1,7 triliun lagi yang belum diberikan restrukturisasi kredit. Alasannya, dia ingin memberikan restrukturisasi tepat sasaran. Dia ingin penerima restrukturisasi benar-benar sektor yang terdampak akibat Covid-19.
Bank BJB telah melakukan restrukturisasi kredit dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19
Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi melaporkan ada sekitar 8.900-an number of account (Noa) yang berpotensi menerima restrukturisasi kredit dengan total kredit sebesar Rp4,4 triliun. Namun hanya sekitar 7.950-an Noa yang diberikan restrukturisasi.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Kenapa Bank BRI membantu UMKM Jambu Kristal Tanwiedjie di Purworejo? Bank BRI banyak membantu masyarakat agar bisa terus bertahan dan meningkatkan perekonomian petani jambu kristal.
-
Apa penghargaan yang diraih Bank Jatim? Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kenapa BPJS Ketenagakerjaan dan Bank Danamon berkolaborasi? Hal ini merupakan bagian dari komitmen keduanya untuk memberikan kemudahan bagi pekerja dan pemberi kerja dalam mengakses layanan jaminan sosial ketenagakerjaan.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
"Kami lakukan restrukturisasi sebesar Rp2,7 triliun dengan Noa sebanyak 7.950 Noa," kata Yuddy dalam Webinar Banking dan Financial Outlook 2021: How Banking Leaders Manage Strategy To Reborn From Crisis, Jakarta, Selasa (1/12).
Yuddy mengatakan masih ada sekitar Rp1,7 triliun lagi yang belum diberikan restrukturisasi kredit. Alasannya, dia ingin memberikan restrukturisasi tepat sasaran. Dia ingin penerima restrukturisasi benar-benar sektor yang terdampak akibat Covid-19.
"Kami ingin secara konservatif menjaga bahwa posisi (kreditur) terdampak harus kita kategorikan terdampak," kata dia.
Namun, dari semua potensi kreditur yang belum menerima restrukturisasi juga memang tidak mengajukan penundaan pembayaran kredit. "Tapi yang tidak terdampak sisanya memang tidak mengajukan restrukturisasi," ungkap dia.
Sehingga secara keseluruhan dari portofolio yang ada, bank BJB saat ini hanya memberikan restrukturisasi sebesar Rp2,7 triliun dengan jumlah Noa sebanyak 7.950. Masih dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, Bank BJB juga menerima dana penempatan dari pemerintah sebesar Rp2,5 triliun.
Penempatan Dana Pemerintah
Yudi mengatakan, penempatan dana pemerintah tersebut sudah disalurkan lewat pembiayaan kredit sebesar Rp5 triliun. Dua kali lipat dari total dana yang ditempatkan.
"Kami dapat dana PEN sebesar Rp2,5 triliun dan sudah Kami akselerasi menjadi Rp5 triliun," kata Yuddy.
Modal kredit tersebut telah dihabiskan pada Oktober 2020 lalu. Penyaluran pembiayaan ini diberikan ke beberapa segmen, khususnya di bidang infrastruktur.
"Per Oktober ini seluruh dana PEN sudah kita relaksasikan menjadi beberapa pembiayaan, khususnya di bidang infrastruktur," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)