Bank Indonesia Catat Ekonomi Mulai Tunjukan Tren Perbaikan
Bank Indonesia (BI) melihat pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan mulai membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor. BI mencatat, Agustus-September 2020, belanja pemerintah meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM.
Bank Indonesia (BI) melihat pertumbuhan ekonomi domestik secara perlahan mulai membaik, terutama didorong stimulus fiskal dan perbaikan ekspor. BI mencatat, Agustus-September 2020, belanja pemerintah meningkat didorong stimulus fiskal terkait perlindungan sosial dan dukungan UMKM.
Sementara ekspor lebih baik dari prakiraan ditopang berlanjutnya permintaan global, terutama dari AS dan Tiongkok, untuk beberapa komoditas seperti besi dan baja, pulp dan waste paper, serta tekstil dan produk tekstil (TPT).
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana Indonesia berencana untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, secara spasial perbaikan ekspor juga didorong oleh beberapa daerah luar Jawa, seperti Sumatera, Bali-Nusa Tenggara, dan Sulawesi-Maluku-Papua.
"Peran positif stimulus fiskal dan kenaikan ekspor serta investasi bangunan yang tetap baik sejalan berlanjutnya berbagai Proyek Strategis Nasional (PSN), menyangga pemulihan ekonomi, di tengah konsumsi rumah tangga yang masih terbatas," jelas dia dalam video konferensi Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI - September 2020, Selasa (13/10).
Perry menambahkan, perbaikan ekonomi Indonesia tercermin pada kenaikan sejumlah indikator dini seperti penjualan eceran dan online, job vacancy, serta pendapatan masyarakat.
Ke depan, sambung dia, pemulihan ekonomi domestik diperkirakan berlanjut dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian global serta meningkatnya realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, dan berlanjutnya stimulus moneter dan makroprudensial Bank Indonesia.
"Bank Indonesia melalui bauran kebijakannya akan terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh semakin efektif mendorong pemulihan ekonomi," kata Perry.
Transaksi Berjalan Kuartal III Surplus
Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi berjalan triwulan III 2020 mencatatkan surplus. Hal itu dipengaruhi perbaikan ekspor dan penyesuaian impor sejalan permintaan domestik yang belum kuat.
"Prakiraan ini didorong potensi kenaikan surplus neraca perdagangan triwulan III 2020 yang relatif besar dibandingkan dengan surplus pada triwulan sebelumnya," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Pada Juli-Agustus 2020, neraca perdagangan mencatat surplus USD 5,57 miliar. Dengan prospek surplus neraca transaksi berjalan tersebut dan surplus neraca finansial, secara keseluruhan neraca pembayaran pada triwulan III 2020 diperkirakan mengalami surplus, meskipun terdapat aliran keluar investasi portofolio asing (net outflows) sebesar USD 1,24 miliar.
"Pada awal Oktober 2020, aliran masuk modal asing secara berangsur membaik sehingga per 9 Oktober 2020 tercatat net inflows sebesar USD 0,33 miliar," kata Perry.
Lalu, posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2020 tetap tinggi, yakni USD 135,2 miliar. Angka tersebut setara pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
"Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari PDB, sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal," kata Perry.
BI Beli SBN per 8 Oktober Rp 60,18 T
Bank Indonesia (BI) melanjutkan komitmen untuk pendanaan APBN Tahun 2020 melalui pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar perdana dalam rangka pelaksanaan UU No.2 Tahun 2020, baik berdasarkan mekanisme pasar maupun secara langsung. Hal itu sebagai bagian upaya mendukung percepatan implementasi program PEN, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi.
"Sampai dengan 8 Oktober 2020, Bank Indonesia telah membeli SBN di pasar perdana melalui mekanisme pasar sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020, sebesar Rp 60,18 triliun, termasuk dengan skema lelang utama, Greenshoe Option (GSO) dan Private Placement," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo.
Sementara itu, realisasi pendanaan dan pembagian beban untuk pendanaan Public Goods dalam APBN oleh BI melalui mekanisme pembelian SBN secara langsung, sesuai dengan SKB Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020, berjumlah Rp 229,68 triliun.
Selain itu, Bank Indonesia juga telah merealisasikan pembagian beban dengan Pemerintah untuk pendanaan Non Public Goods-UMKM sebesar Rp 90,88 triliun sesuai dengan SKB Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 7 Juli 2020.
"Dengan sinergi ini, Pemerintah dapat lebih memfokuskan pada upaya akselerasi realisasi APBN untuk mendorong pemulihan perekonomian nasional," kata Perry.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)