Bank Indonesia Janji Terus Lakukan Transformasi Kebijakan Sikapi Dinamika Dunia
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia telah menyetujui anggaran penerimaan operasional Bank Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 28,417 triliun, dan anggaran Pengeluaran Operasional Bank Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 14,292 triliun.
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia telah menyetujui anggaran penerimaan operasional Bank Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 28,417 triliun, dan anggaran Pengeluaran Operasional Bank Indonesia tahun 2022 sebesar Rp 14,292 triliun.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menjelaskan, persetujuan tersebut merupakan bagian-bagian hal yang sangat penting, agar Bank Indonesia bisa terus melakukan perubahan-perubahan baik di dalam kebijakan dan tata kelola.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Bagaimana Bank Indonesia memperkuat ketahanan eksternal dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan? "Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas dia.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
"Dasar kami menyampaikan anggaran tahunan Bank Indonesia, adalah asumsi-asumsi makro, yaitu berdasarkan kesamaan dengan asumsi asumsi makro di dalam APBN tahun 2021, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, inflasi 3 persen dan nilai tukar rata-rata selama sepanjang 1 tahun Rp 14.350," kata Gubernur BI Perry dalam rapat kerja Komisi XI DPR RI dan BI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (29/11).
Pihaknya pun sangat mengapresiasi berbagai masukan dan saran dari Komisi XI terkait Anggaran Tahunan Bank Indonesia tahun 2022. Oleh karena itu, terdapat beberapa resiko yang harus dipantau dengan seksama, di antaranya resiko kemungkinan tekanan inflasi paruh kedua 2022.
"Risiko ada kemungkinan ada tekanan-tekanan inflasi khususnya paruh kedua tahun depan, kalau terjadi kenaikan harga energi ataupun kenaikan permintaan yang lebih cepat. Bisa juga risiko terhadap nilai tukar karena ada tapering, tapi komitmen kami untuk mengupayakan seluruh kebijakan agar asumsi-asumsi ini tetap sejalan," jelasnya.
Namun, di dalam penjelasan BI sebelumnya, pihaknya telah mengajukan beberapa anggaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan anggaran operasional.
Rincian Anggaran Operasional BI 2022
Adapun Anggaran Pengeluaran Operasional Bank Indonesia tahun 2022 yang disetujui DPR adalah Rp 14,292 triliun. Dengan rincian gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp 4,278 triliun, manajemen sumber daya manusia sebesar Rp 3,406 triliun, logistik sebesar Rp 1,961 triliun.
Kemudian, penyelenggaraan anggaran operasional kegiatan pendukung sebesar Rp 1,964 triliun, program sosial Bank Indonesia dan pemberdayaan sektor riil dan UMKM sebesar Rp 1,131 triliun, pajak sebesar Rp 1,202 triliun, cadangan anggaran sebesar Rp 348 miliar.
Lebih lanjut, Perry menyampaikan, terdapat tiga hal yang mendasari di dalam anggaran ini, baik di dalam penerimaan maupun di dalam pengeluaran.
"Tahun depan memang kita akan bangkit dan optimis, tapi tentu saja ada beberapa isu permasalahan permasalahan harus yang kita antisipasi terutama, karena perubahan-perubahan lanskap atau environment di dalam global, kemungkinan ada tapering, dan ketidakpastian," ujarnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)