Mendag Sebut Harga Mi Instan Justru Bakal Turun di September 2022
Menurut Mendag, dengan adanya panen dari sejumlah negara selain Ukraina, akan berpengaruh pada harga gandum ke depannya. Dengan demikian bisa dipastikan tidak akan ada kenaikan harga mi instan.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan membantah akan ada kenaikan harga mi instan imbas dari mahalnya harga gandum sebagai dampak perang Rusia-Ukraina. Dia menyebut, suplai gandum dari beberapa negara akan membanjiri Indonesia. Suplai gandum akan melimpah menyusul adanya panen di Australia, Kanada, dan Amerika Serikat.
Menurut Mendag, dengan adanya panen dari sejumlah negara selain Ukraina, akan berpengaruh pada harga gandum ke depannya. Dengan demikian bisa dipastikan tidak akan ada kenaikan harga mi instan.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kenapa Bule Rusia tersebut diamankan? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa yang terjadi pada Bule Rusia tersebut? Bule tersebut, saat diamankan di Kantor Satpol PP Kota Denpasar, Bali, sempat membuka pakaian dan celananya hingga telanjang dan sempat memanjat pintu sel. "Mungkin dia depresi. Iya (Telanjang) saat baru di ruangan karena depresi ngamuk-ngamuk buka baju itu mungkin, di ruangan binaannya," kata Kepala Satpol PP Kota Denpasar, AA Ngurah Bawa Nendra saat dikonfirmasi, Kamis (31/8).
-
Siapa yang mengamankan Bule Rusia tersebut? Seorang perempuan warga Negara Asing (WNA) asal Rusia bernama Xenia (25) diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti Rusia di Punggung Bukit Atlantik Tengah? Mereka menangkap ikan yang tampak mirip dengan yang ditemukan di Kanada. Setelah para peneliti mengataminya lebih dekat, ikan tersebut memiliki kepala berukuran sedang, mata “sangat kecil” yang memiliki pupil tetapi tidak memiliki lensa dan gigi melengkung.
"Enggak (tidak akan naik harga), mudah-mudahan nanti kan, ini sudah (melimpah suplai gandum)," kata dia kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Rabu (10/8).
Di sisi lain, Ukraina disebut juga telah membuka akses ekspor gandum yang dihasilkannya. Selama ini Ukraina memang menjadi salah satu pemasok gandum terbesar di dunia.
"Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada gagal, Amerika. Sekarang perannya sukses, apalagi sekarang Ukraina sudah mulai jual juga,” ujarnya.
Dengan pemenuhan suplai tersebut, Mendag Zulkifli menaksir tren harga gandum, maupun produk turunannya seperti mi instan akan turun pada September mendatang. "Mungkin September trennya akan turun," tukasnya.
Pernyataan ini berbeda dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu. Dengan tersendatnya akses logistik gandum, maka, harganya akan semakin naik. Di mana berpengaruh juga pada harga mi instan.
Mentan Prediksi Harga Mi Instan Naik
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkap harga mi instan akan meningkat 3 kali lipat dalam waktu dekat. Menyusul kondisi tertahannya 180 juta ton gandum di Ukraina.
Mentan Syahrul mengatakan, ini jadi salah satu dampak perang antara Rusia dan Ukraina yang belum selesai. Ditambah kondisi konektivitas logistik yang tertahan di banyak negara.
"Belum selesai dengan climate change kita dihadapkan perang Ukraina dan Rusia, di mana di sana gandum tertimbun 180 juta ton, ndak bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum besok harganya (naik) 3 kali lipat itu," kata dia mengutip webinar Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Selasa (9/8).
Indonesia Kena Dampak
Ukraina jadi salah satu penyuplai gandum terbesar di dunia. Terhentinya arus logistik membuat harga komoditas gandum meningkat berkali-kali lipat. Indonesia sebagai pengimpor gandum turut merasakan dampaknya.
"Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini, ada gandumnya, tapi harganya akan mahal banget, sementara kita impor terus," ujar dia.
Sebagai salah satu solusinya, Mentan Syahrul mengajak pada jajarannya untuk adanya diversifikasi pangan. Artinya, menggunakan alternatif dari bahan lain, seperti singkong hingga sorgum.
"Kalau saya sih jelas, gak setuju (selalu impor), apapun kita makan saja, singkong, sorgum, makan saja sagu. Kenapa? inilah yang menghadapi juga tantangan ini gak kecil, terutama di Kementan," paparnya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)