Begini Cara Pertamina Kurangi Ekspor Bahan Mentah Bauksit
Proyek ini diharapkan dapat mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan industri hilir.
PT Pertamina Patra Niaga mendistribusikan produk kimia, bahan bakar minyak (BBM), hingga pelumas ke Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di PT Borneo Alumina Indonesia. Distribusi ini sebagai dukungan pemerintah lepas dari ketergantungan ekspor bahan mentah bauksit.
“Kami sangat mendukung upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah produk bauksit menjadi produk alumina dengan memasok produk-produk pendukung, baik chemical, BBM, atau pun lubricants,” ujar Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
- Pertamina Patra Niaga Pamerkan Bahan Bakar Bersih dan Teknologi Hijau, Termasuk untuk Kendaraan Listrik
- Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah
- Naik 10 Persen, Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Tembus 566.000 Barel per Hari di 2023
- Ciptakan Energi Hijau, Patra Jasa dan Pertamina Kembangkan Proyek Pengelolaan Limbah Minyak Jelantah
Proyek tersebut merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk mengolah bauksit menjadi alumina secara domestik, sehingga mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral negara.
“Produk chemical kami, yaitu caustic soda, akan kami salurkan sebanyak 138.000 MT selama tahun 2024, volume penyaluran tersebut kami prediksi akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan produksi alumina,” ujar Maya Kusmaya.
PT Borneo Alumina Indonesia adalah perusahaan patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau INALUM dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
Perusahaan yang berlokasi di Kalimantan Barat ini didirikan untuk mengembangkan dan mengoperasikan proyek pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun.
Pabrik pemurnian alumina ini bertujuan untuk mengolah bauksit menjadi alumina tingkat peleburan (smelter-grade alumina/SGA). Proyek ini diharapkan dapat mendukung inisiatif pemerintah dalam meningkatkan industri hilir dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Borneo Alumina Indonesia Leonard Manurung menjelaskan bahwa caustic soda adalah salah satu bahan baku utama untuk memproduksi alumina smelter grade.
"Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan dapat memastikan ketersediaan dan kelancaran pasokan serta produksi di Pabrik PT Borneo Alumina Indonesia," kata Leonard.
Kesuksesan program tersebut, kata dia, tidak terlepas dari kolaborasi dan sinergi Pertamina Group antara SH Commercial and Trading PT Pertamina Patra Niaga dan SH Integrated Marine Logistics PT Pertamina International Shipping untuk memastikan kelancaran pengiriman produk secara tepat dan aman.