Berkat revaluasi, aset BNI bertambah sebesar Rp 12,2 triliun
Mendorong peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 2 persen-2,5 persen menjadi 19 persen-21 persen.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengklaim nilai asetnya bertambah sebesar Rp 12,2 triliun. Itu mendorong peningkatan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 2 persen-2,5 persen menjadi 19 persen-21 persen.
"Revaluasi aset bertambah Rp 12,2T dengan tambahan equity kami tambah CAR. Ini sangat berarti bagi BNI dalam ekspansi," tutur Direktur Utama BNI Achmad Baiquni, Jakarta, Selasa (12/1)
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kenapa BNI menggandeng startup? Tak hanya itu, BNI juga menggandeng startup agar bisnis terus bertumbuh.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk memperkuat penetrasi di segmen UMKM? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk optimistis dapat terus mendorong PT Bank Hibank Indonesia untuk dapat memperkuat penetrasi di segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui solusi digital.
Tahun ini, bank pelat merah tersebut menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 15 persen-17 persen.⬠Ini lebih tinggi ketimbang total target penyaluran kredit di industri perbankan yang berkisar 13 persen-15 persen
"Kami memberanikan diri untuk patok target itu," katanya.
Adapun kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) ditargetkan di bawah 2,7 persen.â¬
âª"Waktu Juli NPL kami kan 3 persen. Kemudian per September 2015 turun 2,7-2,8 persen. Diperkirakan akhir tahun. Untuk 2015 NPL masih tetap sama. Nah tahun ini kami akan kaga di bawah 2,7 persen," ujar Achmad.
Terkait penghimpunan dana ketiga (DPK), Achmad menambahkan, BNI menargetkan tumbuh 14 persen-16 persen. Ini demi menjaga Loan Deposit Ratio (LDR) di level 85 persen-90 persen.
"Manajemen sangat optimis pertumbuhan binis di 2016 akan lebih tinggi dibanding realisasi 2015."
(mdk/yud)